ADAKAH yang rindu dengan Wong Fei Hung? Atau sebutan kakak pertama, kedua dan ketiga?
Di sini saya mengatakan kejujuran bahwa saya rindu dengan film-film Cina dengan genre action, action-comedi dan film-film Cina lain yang dulunya sering saya tonton di televisi rumah.
Kini sangat merebak di mana-mana persoalan drama Cina yang selalu ada di setiap iklan media sosial. Terutama adalah Facebook. Sebagai warga Indonesia yang giat bermain Facebook, menemukan kabar hoax dan polemik-polemik persoalan Bali kini, di tengah-tengah perdebatan itu akan selalu saja terselip satu atau dua iklan sebuah drama Cina yang kita sudah tahu akhirnya seperti apa.
Cina hari ini sudah sangat sering mengejutkan dunia maya dengan berbagai ketidakmungkinan yang bisa terjadi di sana. Entah tentang Drone yang bisa mengangkut manusia, jalan yang tumpang-tindih seperti terasering di sawah atau beberapa teknologi yang lebih maju dari negara lain.
Namun ada kejanggalan di hati saya ketika film Cina bisa dikatakan sangat jarang dibuat akhir-akhir ini. Padahal dari apa yang diekpose oleh Cina, kenapa kemajuan film di sana sangat-sangat minim digerakkan?
Padahal saya sangat menantikan kualitas HD dari Shaolin Soccer yang kemungkinan diremake atau kencangnya Jurus Tapak Budha yang turun dari surga dengan kualitas yang baik.
Hari ini istilah seperti itu sangat jarang saya dengar. Padahal saya atau kalian para pembaca sekalian pasti sangat ingin kembali menonton film-film Cina lama yang kita sudah tahu akan apa yang terjadi selanjutnya namun masih saja tetap ingin menonton.
Apa yang terjadi di Barat ketika Sun Go Kong dan Tom Sam Chong bersama adik-adiknya sampai akhirnya bertemu dengan Budha Rulai. Kita sudah sama-sama mengetahuinya. Tapi, saat ini, banyak sekali drama-drama Cina yang sebenarnya membuat saya bertanya, apakah Cina kembali ingin meniru drama korea dengan romantisme orang kaya bertemu dengan orang miskin lalu mereka menjadi suami dan istri? Atau seorang miliarder yang berpura-pura miskin untuk mencari cinta sejatinya?
Namun, kesalahan fatal sangat sering saya saksikan ketika sekelebat saja menonton iklan-iklan drama Cina itu. Konsep yang itu-itu saja, pengenalan cerita, dimulainya konflik, puncak konflik sampai dengan penyelesaian bisa dikatakan kurang baik. Jika diibaratkan ke dalam sebuah pementasan teater, kelompok Drama Cina adalah yang kurang baik dalam pengemasan cerita.
Mungkin menurut saya, kisah cinta sejati dan paling kekal yang ditunjukkan dalam film Cina adalah kisah cinta Panglima Tian Feng.
“Sejak Dulu Beginilah Cinta, Deritanya Tiada Akhir”. Slogan itu sampai hari ini masih kekal dalam ingatan. Ketika Panglima Tian Feng bertemu dengan Dik Chang’e dan ingin menyelamatkannya dari Istana Langit namun ia gagal, demi cintanya terbalas ia sampai-sampai rela mengorbankan diri untuk menerobos roda waktu sampai mengorbankan seribu pasukan langit. Sampai akhirnya dihukum menjalani seribu reinkarnasi dan menjalani penderitaan cinta.
Begitu tersiksanya Tian Feng sampai pada satu waktu, karena kesalahannya, ia jatuh ke lubang reinkarnasi yang salah dan menjadi Chu Pat Kai.
Cinta yang kekal adalah cinta yang dipisahkan oleh takdir. Apa gunanya menjalani kehidupan jika cinta hanya penderitaan. Begitulah perjalanan Panglima Tian Feng.
Film Cina lebih baik ditonton dari pada Drama Cina, kenapa? Jika kawan-kawan pembaca tidak pernah menonton atau baru tahu tentang Drama Cina ini, lebih baik jangan pernah menonton. Dialog antar tokoh adalah yang terburuk. Tokoh antagonis pasti berteriak, tak memberikan kesempatan lawan untuk berbicara dan artikulasi yang biasanya bikin sesak nafas.
Terlebih akal bulus sutradara dan pembuat film membuat sangat jengkel. Misal saja, ada salah satu tokoh yang menyerang tokoh lain dengan jurus tiba-tiba saja sudah berdarah dan tanpa adanya sebab dari jurus tersebut. Istilah lain adalah, di-cut tiba-tiba.
Menurut saya, tidak ada yang lebih baik dari film Cina. Ibaratkan cinta pertama, film Cina adalah pengalaman pertama di dalam hidup. Kita tak pernah mengenal apa itu alien, Sadako, Yeti apalagi vampire ganteng. Yang kita kenal adalah vampire yang akan hidup jika segel di jidatnya tertiup angin. .
Film Cina memperkenalkan kita banyak hal. Cinta, sakit, senang, sedih, duka dan lain hal. Cinta yang paling diingat adalah Panglima Tian Feng. Entah jika kita bertemu dengan Siluman Tengkorak Putih yang kita idamkan akan seperti apa atau bertemu dengan Ang Hai Ji yang kita idolakan. Atau tentang Putri Kipas yang bisa menaklukkan Siluman Kerbau. [T]
Penulis: Satria Aditya
Editor: Adnyana Ole