8 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Rasa yang Tidak Pernah Usai

Pranita DewibyPranita Dewi
May 17, 2025
inEsai
Rasa yang Tidak Pernah Usai

Pranita Dewi membaca puisi di Aryaduta Bali

TIDAK ada yang benar-benar selesai dari sebuah suapan terakhir. Kadang, bukan rasa yang tinggal—tapi seseorang.

Malam itu, 14 Mei 2025, di antara cahaya remang dan kursi makan yang disusun rapat, saya membaca puisi. Bukan di panggung teater, bukan dalam acara sastra, tapi di ruang makan sebuah hotel—tempat rasa dan puisi biasanya tidak saling menyapa. Tapi malam itu, mereka duduk berdampingan.

Aryaduta Bali menginisiasi culinary campaign bertajuk Sapta Rasa—meja bercerita, sebuah perayaan terhadap rasa yang tidak hanya hidup di lidah, tapi juga di ingatan. Dalam semangat itulah saya diminta untuk menciptakan dua puisi yang akan dibacakan di tengah acara makan malam mereka. Bukan puisi lama yang saya pilih, tapi tantangan untuk menulis yang baru. Yang lahir bukan dari arsip, tetapi dari tubuh yang masih segar mengingat. Dari lidah yang masih meneguk sunyi.

Menjawab permintaan ini bukan sekadar menyelesaikan tugas performatif. Ini adalah eksperimen: bisakah puisi dihidangkan seperti makanan? Bisakah ia menghangatkan seperti sup, mengejutkan seperti rempah, dan menyisakan aftertaste seperti kenangan?

Saya mulai dari pertanyaan yang mungkin sederhana: apa itu rasa?

Tapi rasa tak pernah menjawab secara langsung. Ia hadir sebagai isyarat. Ia datang sebagai uap. Kadang ia muncul sebagai kerinduan pada sesuatu yang belum sempat dimengerti. Dan puisi, bagi saya, adalah cara untuk menampung isyarat-isyarat itu.

Maka saya menulis. Dengan pelan, dengan sabar, seperti mengaduk panci yang belum mendidih. Jujur saja, ada keraguan: akankah puisi ini terdengar janggal di antara clinking garpu dan suara tamu undangan?

Tapi ternyata, puisi bisa menemukan ruang di sela suapan.

Mangkuk yang Menyimpan Langit

Ada yang tidak sempat tumbuh
karena terlalu sering dipetik sebelum matang.

Tapi di dalam mulut,
ia tetap manis.

Seperti sup yang dibisikkan
dari tangan ibu
kepada udara.

Rasa, barangkali,
adalah bentuk paling halus dari ingatan.

Kita duduk di ruangan yang terang
dengan gelas berkilau

lalu, tiba-tiba,
terlempar
ke suara genteng waktu hujan,
ke piring plastik biru,
ke lantai yang dingin
dan tangan kecil kita yang diam-diam percaya
dunia bisa dicintai.

Barangkali,
bukan masakan itu yang membuat kita kembali.
Tapi sesuatu yang terselip di dalamnya:
keberanian masa kecil
yang belum tahu bahwa gagal itu nyata,
dan mimpi,
masih boleh disendok
seperti sisa kuah paling terakhir
dari mangkuk yang tak pernah ditinggalkan sepenuhnya.

Rasa tidak pernah usai.
Ia hanya berubah bentuk
menjadi arah.
Dan malam ini,
kita pulang bukan ke rumah—
tapi ke diri kita
yang masih percaya
bahwa satu suapan cukup
untuk mulai lagi.

Puisi ini lahir bukan sekaligus. Ia datang seperti nyala kecil dari tungku lama. Bait demi bait seperti aroma yang hanya muncul jika dapur cukup hening. Dan ketika puisi itu selesai, saya sadar: ia tidak menjelaskan apa-apa. Tapi ia membuka. Seperti jendela ke ruang yang tak pernah benar-benar kita tinggalkan.

Namun sebagaimana rasa tidak hanya berhenti di satu suapan, saya merasa puisi pun perlu diberi satu perjalanan lagi—bukan hanya tentang pulang, tapi juga tentang keberangkatan.

Rasa adalah Rumah yang Bergerak

Sesudah kenyang,
sesudah percakapan selesai,

yang tertinggal
bukan sisa makanan
melainkan bagian dari diri kita
yang tak sempat kita temui

saat sibuk tumbuh,
sibuk berhasil,
sibuk lupa.

Tapi rasa, diam-diam, mencatat.

Di gigitan ketiga,
kita menunduk.
Bukan karena lapar,
tapi karena ada sesuatu
yang memanggil dari dalam diri
yang hampir hilang.

Di sanalah
kita bertemu
keberanian yang tidak keras,
tapi seperti daun salam:
hanya diletakkan,
tidak dimakan,
tapi menyerapkan aroma ke mana-mana.

Mimpi tidak selalu datang lewat tidur.
Kadang, ia muncul dari panci
yang diaduk pelan,
dari dapur yang masih gelap pukul lima pagi,
dari seseorang
yang tak pernah bertanya apakah kita akan berhasil,
tapi terus mengisi piring kita
agar kita cukup kuat
untuk gagal,
dan mencoba lagi.

Maka mari kita pergi,
membawa satu rasa
yang tak bisa dijelaskan
tapi kita tahu—
itu yang akan menyelamatkan kita
saat dunia benar-benar kembali sunyi.

Saya membaca kedua puisi ini di Aryaduta Bali, dalam ruang makan yang tiba-tiba menjadi altar. Tidak ada panggung. Hanya tubuh, suara, cahaya, dan puisi. Tapi di situlah puisi menemukan fungsinya: bukan untuk dikagumi, tapi untuk dikenang. Bukan untuk menjelaskan, tapi untuk menemani.

Dan mungkin, di situlah tempat puisi yang paling wajar: di sela-sela kehidupan yang sedang berlangsung. Di antara gelas yang nyaris kosong, dan sendok yang belum sepenuhnya ditaruh.

Karena malam itu, di meja makan, telah lahir sesuatu yang lain: bukan hanya rasa, tapi kemungkinan bahwa puisi dan masakan bisa sama-sama menjadi cara untuk pulang.[T]

Penulis: Pranita Dewi
Editor: Adnyana Ole

Puisi-puisi Pranita Dewi | Bedawang Nala
Puisi-puisi Pranita Dewi | Episode, Melingkar, Ding
Puisi-puisi Pranita Dewi # Benteng, Episode, Chaplin
Tags: Puisi
Previous Post

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Next Post

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Pranita Dewi

Pranita Dewi

Penyair. Tinggal di Denpasar

Next Post
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Wayang Kulit Style Bebadungan, Dari Gaya Hingga Gema

by I Gusti Made Darma Putra
June 7, 2025
0
Ketiadaan Wayang Legendaris di Pesta Kesenian Bali: Sebuah Kekosongan dalam Pelestarian Budaya

JIKA kita hendak menelusuri jejak wayang kulit style Bebadungan, maka langkah pertama yang perlu ditempuh bukanlah dengan menanyakan kapan pertama...

Read more

Efek Peran Ganda Pemimpin Adat di Baduy

by Asep Kurnia
June 7, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

PENJELASAN serta uraian yang penulis paparkan di beberapa tulisan terdahulu cukup untuk menarik beberapa kesimpulan bahwa sebenarnya di kesukuan Baduy...

Read more

Menguatkan Spiritualitas dan Kesadaran Budaya melalui Tumpek Krulut

by I Wayan Yudana
June 7, 2025
0
Tumpek Landep dan Ketajaman Pikiran

TUMPEK Klurut, sebagai salah satu rahina suci dalam ajaran agama Hindu di Bali, memiliki makna yang sangat mendalam dalam memperkuat...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Cerita Keberlanjutan dan Zero Waste dari Bali Sustainable Seafood dan Talasi di Ubud Food Festival 2025

AWALNYA, niat saya datang ke Ubud Food Festival 2025 sederhana saja, yaitu bertemu teman-teman lama yangsaya tahu akan ada di...

by Julio Saputra
June 7, 2025
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co