GEDUNG Cita Kelangen di kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Bali, Kamis, 1 Mei 2025, dipenuhi atmosfer musik tak biasa. Di dalam gedung itu, Program Studi (Prodi) Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, ISI Bali menggelar konser musik dengan tajuk Unity Concert.
Unity Concert adalah sebuah konser orkestra mahasiswa yang menampilkan hasil pembelajaran lintas semester di Prodi Musik, juga diperkuat dengan jejaring kolaborasi dengan mitra, alumni, dan para musisi angs elama ini menajdi kolega Prodi Musik ISI Bali.
Dengan semangat kebersamaan itulah, orang-orang yang menonton konser itu diberi bius hawa untuk membuat orang-orang bergerak dalam refleksi—seakan sedang melakukan perjalanan lintas waktu untuk bersama-sama melihat betapa berkembangnya karya-karya musik generasi dari euang ke ruang, dari waktu ke waktu.

Konser ini melibatkan lebih dari 120 orang yang terdiri dari mahasiswa, dosen, tenaga pendidik, staf, serta mitra kolaborasi. Sehingga, semangat kolaborasi sangat terasa, dan Unity Concert menjadi panggung sinergi untuk memperkuat ikatan antargenerasi serta merayakan keberagaman musikal yang hidup di lingkungan akademik ISI Bali.
“Time Capsule”, begitu tema konser itu. Dengan tema itu, bisa dirasakan betapa penonton diajak untuk menjelajahi lagu-lagu dari era ke era—sebuah perjalanan lintas waktu yang menunjukkan perkembangan musik modern dari masa ke masa, sekaligus merefleksikan bagaimana musik membentuk dan menyatukan generasi.
Apalagi, konser itu dimeriahkan oleh guest star I Wayan Balawan, gitaris fingerstyle asal Bali yang dikenal sebagai salah satu musisi virtuoso Indonesia yang menggabungkan unsur jazz, rock, dan musik tradisional Bali dalam permainannya. Balawan telah dikenal luas baik di dalam maupun luar negeri lewat teknik double-hand tapping yang menjadi ciri khasnya.
“Unity Concert adalah cerminan dari semangat berkarya bersama dalam keberagaman. Ini bukan hanya konser, tetapi ruang apresiasi dan ekspresi dari seluruh elemen yang terlibat dalam proses pendidikan musik di ISI Bali,” kata Ketua Program Studi Musik ISI Bali, Ketut Sumerjana, S.Sn., M.Sn.
Dengan keterbukaan seperti itu, Ketut Sumerjana menyatakan senang karena acara musik itu diapresiasi oleh masyarakat umum serta komunitas pencinta musik di Bali.

Ketua panitia, Raymon Malau, mengatakan, konser ini tidak hanya menjadi ajang unjuk kemampuan, tetapi juga simbol keterpaduan dan solidaritas antara akademisi dan praktisi musik.
Konser ini menampilkan beragam suguhan musik dari berbagai format ansambel, mencerminkan kekayaan warna musikal Prodi Musik ISI Bali. Orkestra Mahasiswa membuka malam dengan karya-karya monumental yang sarat emosi dan teknik tinggi seperti Hungarian, Jazz Suite, Por Una Cabeza, dan Angry Zayn.


Ensemble Gitar membawakan dua repertoar yang memikat: Leyenda de Espana yang penuh nuansa Spanyol klasik dan He’s A Pirate yang energik dan sinematik.
Penampilan spesial hadir lewat lagu orisinal What’s in Bali dan Forest, dibawakan bersama I Wayan Balawan, gitaris virtuoso asal Bali yang dikenal secara internasional berkat teknik touch-tapping-nya yang unik.
Funk Band mengguncang panggung dengan groove penuh semangat lewat So Much Oil in the Ground dan Swagism. Band Jazz akan membawakan lagu Say You’ll Be There.
Sebagai penutup, konser memainkan deretan lagu lintas genre yang spektakuler: The Phantom of the Opera, Bring Me to Life, Rosanna, Bohemian Rhapsody, dan Radetzky March, menjanjikan klimaks emosional dan musikal yang tak terlupakan. [T]
Reporter/Penulis: Nyoman Budarsana
Editor: Adnyana Ole
- BACA JUGA: