18 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pemerintahan yang Gagal Berkomunikasi dengan Rakyat

ChusmerubyChusmeru
April 27, 2025
inEsai
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

Chusmeru

RAKYAT tentu masih ingat betul apa yang diucapkan setiap pejabat negara, mulai dari presiden hingga para menteri. Bukan hanya kurang dimengerti, ucapan pejabat negara juga kadang membuat sakit hati rakyat. Semua itu akan menjadi memori kolektif rakyat Indonesia tentang pemimpinnya.

Ucapan Presiden Prabowo Subianto menaggapi kritik yang ditujukan kepadanya dengan lontaran kata “Ndhasmu” tentu sulit dimengerti masyarakat. Bukan hanya sekali Prabowo menyebut kata “Ndhasmu”. Dalam beberapa kesempatan ia melontarkan kata umpatan  yang berarti “Kepalamu” itu. Bukan arti kata yang sulit dimengerti rakyat, namun alasan Prabowo mengucapkan kata itu juga tak dapat dipahami rakyat.

Bagi rakyat pinggiran, umpatan seperti itu barangkali biasa terlontar. Namun bagi seorang presiden, kepala negara, dan kepala pemerintahan; ucapan yang sarkas itu tentulah tak elok. Dalam konteks ini, Prabowo sebagai presiden telah gagal berkomunikasi dengan rakyatnya, karena mengucapkan kata yang kasar dan menyakitkan.

Setali tiga uang dengan Prabowo, Ketua Dewan Ekonomi Nasional dan Penasehat Khusus Presiden Urusan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan pun membuat pernyataan yang dapat melukai hati rakyat. Ketika beredar tagar #IndonesiaGelap lantaran kondisi ekonomi yang kurang baik dirasakan rakyat, dengan enteng Luhut mengatakan “Kalau ada yang bilang Indonesia gelap, yang gelap kau, bukan Indonesia”.

Tak mau kalah dengan Presiden, para menteri pun mengumbar pernyataan yang tak layak. Wakil Menteri Tenaga Kerja, Immanuel Ebenezer merespons tagar #KaburAjaDulu yang ramai di jagat maya. Tagar yang muncul karena kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja itu justru ditanggapi pejabat negara itu dengan candaan ketus “Mau kabur, kabur sajalah. Kalau perlu jangan balik lagi”.

Kisruh dan polemik seputar program makan bergizi gratis (MBG) ditanggapi dengan pernyataan yang kurang elok dari Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas Rachmat Pambudy. Menurutnya, program MBG lebih mendesak dibandingkan penciptaan lapangan kerja. Tentu saja ucapan menteri ini menyakiti hati rakyat yang sedang kesulitan mencari pekerjaan.

Tak kurang, Menteri Koordinator Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yusril Ihza Mahendra membuat pernyataan yang menuai kecaman. Usai dilantik sebagai menteri, ia menyatakan bahwa peristiwa kekerasan pada 1998 tidak termasuk kategori pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat. Tak terbayangkan betapa sakit hati keluarga korban Tragedi 1998. Padahal Yusril sendiri merupakan bagian dari gerakan reformasi 1998.

Gagal dan Gagap

Sesungguhnya kegagalan pemerintahan dalam berkomunikasi dengan rakyatnya bukan barang baru. Sejak pemerintahan sebelum Prabowo, banyak pejabat negara yang berucap menyakiti hati rakyat atau sulit dimengerti oleh rakyatnya.

Bahkan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun gagal dan gagap dalam berkomunikasi. Polemik soal keaslian ijazah sarjana Jokowi dari Universitas Gajah Mada (UGM) tak kunjung tuntas. Hanya pernyataan demi pernyataan yang ia lontarkan. Apa sulitnya ia menunjukkan ijazahnya kepada publik jika memang itu asli. Bukankah sikapnya selama ini justru menunjukkan ia gagal dan gagap berkomunikasi?.

Banyak faktor yang menjadi penyebab kegagalan komunikasi. Ketika orang gagal menyampaikan pesan komunikasi untuk dimengerti orang lain, maka yang terjadi adalah kegagalan komunikasi primer (primary breakdown in communication). Orang gagal menerima pesan secara cermat (Rakhmat, 2003). “Ndhasmu” bagi Presiden Prabowo mungkin bercanda. Namun saat kata itu diucapkan di hadapan publik, maka rakyat akan menangkapnya sebagai ucapan pemimpin yang serius.

Pernyataan pejabat adalah komunikasi. Setiap kata yang meluncur dari mulut pejabat negara adalah bentuk komunikasi. Karena pernyataan, kata, dan ucapan adalah komunikasi, maka selayaknya para petinggi negara itu memikirkan dampak dari komunikasinya kepada rakyat.

Berkata memang mudah. Namun berkomunikasi tidaklah mudah. Dalam komunikasi, sedikitnya ada tiga masalah yang sering menimbulkan kegagalan dalam berkomunikasi. Pertama, masalah teknis. Kedua, problem semantik. Ketiga, berkaitan dengan pengaruh (Weaver, dalam Borden & Stone,1976).

Masalah teknis berkaitan dengan akurasi informasi yang dikomunikasikan. Benarkah tidak terjadi pelanggaran HAM berat dalam tragedi tahun 1998? Benarkah ijazah UGM Jokowi memang betul-betul asli? Persoalan teknis dalam komunikasi ini begitu penting untuk rakyat agar diperoleh akurasi informasi.

Problem semantik berhubungan dengan interpretasi makna oleh rakyat terhadap pesan yang disampaikan oleh pejabat negara. Ucapan menteri tentang MBG yang lebih mendesak dibanding lapangan pekerjaan akan dimaknai sebagai ketidakpedulian pemerintah terhadap jutaan rakyat Indonesia yang masih menganggur. Apa pun dalih yang akan disampaikan pemerintah.

Sedangkan faktor pengaruh merupakan efektivitas pesan komunikasi yang disampaikan pemerintah untuk menimbulkan perilaku rakyat seperti yang diharapkan. Mencermati beberapa kasus pernyataan kontroversial yang diucapkan pejabat negara, nyaris tak ada pesan yang mampu menimbulkan rasa hormat terhadap pemerintah. Bahkan rakyat merasa muak terhadap pejabat yang tak memiliki kepekaan terhadap begitu banyak masalah yang dihadapi. Paling tidak, itu bisa diamati dari berbagai komentar sinis yang beredar di linimasa media sosial.

Empati

Komunikasi bukan hanya untuk dimengerti, tetapi juga menumbuhkan hubungan sosial. Kegagalan komunikasi yang disebabkan oleh tiadanya hubungan sosial dapat menimbulkan kegagalan komunikasi sekunder (secondary breakdown in communication). Bukannya hubungan sosial yang terbangun, justru anonimitas dan gangguan hubungan manusiawi (Rakhmat, 2003).

Kegagalan komunikasi sekunder pemerintah dapat dipantik oleh banyak faktor. Kondisi perekonomian rakyat yang kian sulit, ditambah persaingan dan pertikaian politik di tingkat elit dapat menjadi pemicu. Sikap egois dan merasa powerful  dalam berkuasa juga menyebabkan kegagalan komunikasi sekunder.

Oleh sebab itu diperlukan empati pemerintah dalam berkomunikasi dengan rakyat. Empati dapat mendorong pemerintah untuk memahami dan merasakan derita rakyatnya. Komunikasi yang disertai empati tidak akan menimbulkan sakit hati.

Namun berempati tidaklah mudah. Apalagi bagi orang yang sedang dimabuk kekuasaan. Alih-alih memahami dan merasakan derita rakyatnya, petinggi negeri ini justru menambah luka dengan ucapannya.

Bagaimana akan berempati, jika seorang Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi membuat pernyataan kontroversial. Kasus teror kepala babi yang diterima jurnalis media Tempo bukan diungkap dan dicari siapa pelakunya, justru diminta untuk dimasak saja kepala babi itu.

Celakanya, itu diucapkan oleh juru bicara presiden sebagai representasi pemerintah. Apakah ia tak mampu berempati di tengah banyaknya jurnalis yang ketakutan terhadap teror, intimidasi, dan kekerasan dalam bertugas? Apakah ia tak merasakan begitu banyak jurnalis yang perlu pertolongan?

Begitu pula Menteri Koordinator Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yusril Ihza Mahendra yang menyebut Tragedi 1998 bukan pelanggaran HAM berat. Bagaimana perasaan keluarga mahasiswa dan aktivis yang diculik, hilang, dan tewas dalam tragedi itu? Di mana letak empati pemerintah yang belum genap setahun ini?

Komunikasi pemerintah yang buruk akan melahirkan ketegangan sosial dan politik. Hubungan sosial pemerintah dan rakyat menjadi tidak harmonis, tidak baik-baik saja. Jika tidak diperbaiki, maka akan menjadi perilaku buruk berkomunikasi yang menetap. Presiden, menteri, dan pejabat tinggi pemerintahan lain boleh berbicara apa saja; bahkan untuk ucapan yang melukai rakyatnya.

Pemerintah yang gagal berkomunikasi dengan rakyatnya adalah pemerintahan yang gagal mengemban amanat rakyat. Setiap lima tahun rakyat memilih pemimpin untuk memahami dan melayani rakyatnya. Bukan sekadar berkomunikasi yang ternyata menyakiti hati rakyat. [T]

Penulis: Chusmeru
Editor: Adnyana Ole

BACA artikel lain dari penulis CHUSMERU

“Tedak Siten”: Tradisi dan Komunikasi yang Futuristik
Komunikasi “Omon-Omon” dan #KaburAjaDulu
Ilusi Komunikasi dalam Perspektif “Helical Model” [Bagian 1]
Badan Intelijen Keuangan: Urgensi dan Tantangan Komunikasi
Komunikasi untuk Mendukung Organisasi
Tags: ilmu komunikasikomunikasipemerintahan
Previous Post

Dari Kartini, Chairil Anwar, Sampai Ki Hadjar Dewantara

Next Post

Gede Alma, Mahasiswa yang Jualan Kentang Goreng: Pernah Kuliah Bawa Motor Gerobak

Chusmeru

Chusmeru

Purnatugas dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP, Anggota Formatur Pendirian Program Studi Pariwisata, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah. Penulis bidang komunikasi dan pariwisata. Sejak kecil menyukai hal-hal yang berbau mistis.

Next Post
Gede Alma, Mahasiswa yang Jualan Kentang Goreng: Pernah Kuliah Bawa Motor Gerobak

Gede Alma, Mahasiswa yang Jualan Kentang Goreng: Pernah Kuliah Bawa Motor Gerobak

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

by Hartanto
May 18, 2025
0
Mengkaji Puisi Picasso : Tekstualisasi Karya Rupa Pablo Picasso

SELAMA ini, kita mengenal Pablo Picasso sebagai pelukis dan pematung. Sepertinya, tidak banyak yang tahu kalau dia juga menulis puisi....

Read more

“Study Tour”, Bukan Remah-Remah dalam Pariwisata

by Chusmeru
May 18, 2025
0
Efek “Frugal Living” dalam Pariwisata

KONTROVERSI seputar pelarangan study tour sempat ramai menjadi perbincangan. Beberapa pemerintah daerah dan sekolah melarang siswa, mulai dari TK hingga...

Read more

Rasa yang Tidak Pernah Usai

by Pranita Dewi
May 17, 2025
0
Rasa yang Tidak Pernah Usai

TIDAK ada yang benar-benar selesai dari sebuah suapan terakhir. Kadang, bukan rasa yang tinggal—tapi seseorang. Malam itu, 14 Mei 2025,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co