17 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Gen Z Lemah atau Dunia yang Bikin Lelah?

Komang Puja SavitribyKomang Puja Savitri
April 26, 2025
inEsai
”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

Komang Puja Savitri

ADA satu mantera modern yang nyaris diucapkan serentak di lorong-lorong kantor atau di grup WhatsApp keluarga: “Anak Gen Z ini lho… lemah, nggak bisa kerja, dikit-dikit ngelawan, baperan, dituding boros gara-gara kopi susu kekinian, hobi healing padahal dompet tipis!” Cap ini melekat, dibumbui dengan kekesalan atau mungkin sekadar keheranan dari generasi-generasi sebelumnya yang (katanya) lebih tangguh, lebih loyal, dan lebih… “normal”.

Sungguh mudah melabeli. Seperti mencetak stempel pada selembar kertas yang masih kosong. Generasi Z, sang template baru dalam dunia kerja, seolah datang dengan instruksi manual yang berbeda, membingungkan para pengguna lama. Mereka dibilang tidak tahan banting. Cepat berontak saat ditekan. Air mata mudah tumpah karena kritik. Gaji bulanan habis entah ke mana, tapi kalau diajak lembur, jawabnya: “Maaf, saya butuh healing.”

Eits…Tapi, tunggu dulu. Sebelum kita ramai-ramai menghakimi sambil menyeruput kopi (yang mungkin juga kekinian), mari kita berhenti sejenak dan berpikir lebih dalam. Bukankah Gen Z ini produk dari rahim Baby Boomers dan didikan Millennials? Jika mereka dianggap gagal, bukankah ada andil dari generasi pendahulunya dalam membentuk mereka? Menyalahkan Gen Z sepenuhnya terasa seperti mencuci tangan dari tanggung jawab kolektif.

Lebih penting lagi, daripada sekadar adu kuat argumen dengan contoh “ponakan saya rajin kok” atau “karyawan Gen Z saya malas banget”, mari kita lihat gambaran besarnya. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa Gen Z adalah salah satu generasi paling rentan secara mental. Disebutkan bahwa pada tahun 2023, tingkat depresi mereka sebesar 2%, bersaing tipis dengan kelompok usia lansia di atas 75 tahun.

Wow. Apakah ini hanya karena TikTok dan FOMO (Fear of Missing Out)? Mungkin sebagian. Akses informasi tanpa batas dan tekanan eksistensi di dunia maya memang punya andil. Dunia digital menawarkan pelarian sekaligus penjara; “halu” bisa jadi mekanisme pertahanan dari realitas yang keras.

Namun, menyalahkan internet dan media sosial saja terlalu menyederhanakan masalah. Mari kita perkenalkan tersangka utama yang seringkali luput dari perhatian ketika membahas keluhan generasi muda yaitu kapitalisme dalam bentuknya yang paling ganas.

Sistem ini, dirancang untuk terus tumbuh, seringkali dengan mengorbankan kesejahteraan pekerjanya. Gen Z memasuki dunia kerja di era ketika pekerjaan stabil nan aman adalah sebuah kemewahan. Model outsourcing merajalela, kontrak kerja jangka pendek tanpa jenjang karier yang jelas menjadi norma.

Rasa aman? Itu barang langka. Loyalitas perusahaan? Bagaimana bisa loyal jika perusahaan tidak menawarkan jaminan masa depan? Alih-alih cepat melawan, mungkin Gen Z lebih cepat sadar bahwa loyalitas buta pada sistem yang eksploitatif adalah tindakan bunuh diri pelan-pelan. Mereka tahu boundaries, batas mana yang tidak boleh dilewati demi menjaga kewarasan. Apakah itu salah?

Lalu, mari bicara soal “boros” dan “healing“. Kapitalisme tidak hanya menghisap tenaga, tapi juga kewarasan. Ia menciptakan kekosongan makna yang kemudian coba kita isi dengan konsumsi. Kita didorong untuk percaya bahwa kebahagiaan bisa dibeli—gadget terbaru, pakaian trendi, liburan instagrammable, dan ya, kopi susu seharga makan siang.

Ketika jiwa terasa hampa dan lelah oleh tekanan kerja serta ketidakpastian hidup, membeli barang atau scroll media sosial berjam-jam menjadi pelarian termudah. Kita berusaha menghibur diri sampai mati, terjebak dalam siklus pencarian kesenangan instan yang tak pernah benar-benar memuaskan. Bukannya bahagia, kita malah makin terperosok dalam keputusasaan. Healing menjadi kebutuhan, bukan sekadar gaya hidup, sebagai respons terhadap sistem yang membuat kita sakit.

Sekarang, tambahkan faktor ekonomi makro. Harga rumah melambung gila-gilaan. Generasi sebelumnya mungkin masih bisa mencicil rumah dengan gaji standar, tapi bagi Gen Z, mimpi punya rumah sendiri terasa seperti fantasi. Gaji cenderung stagnan, tidak sebanding dengan inflasi dan biaya hidup yang terus meroket. Suku bunga pinjaman? Jangan ditanya, tinggi banget!

Bagaimana generasi muda tidak pesimis jika fondasi dasar kehidupan yang layak—pekerjaan aman dan rumah terjangkau—tampak begitu jauh dari jangkauan, bahkan meski sudah mati-matian menabung dan menahan diri dari godaan kopi susu? Tanpa privilese atau bantuan, mimpi hidup sejahtera dan bebas depresi itu seperti menunggu hujan di musim kemarau.

Jadi, ketika asyik melabeli dan menertawakan, atau bahkan “membela” mereka dengan kisah sukses satu-dua orang, bukankah lebih produktif jika kita mulai berpikir bersama? Bagaimana caranya memperbaiki sistem yang membuat satu generasi merasa begitu tertekan, begitu tidak aman, dan begitu pesimistis tentang masa depan? Bagaimana kita bisa menciptakan lingkungan kerja yang lebih manusiawi, akses ke kesehatan mental yang lebih mudah, dan kesempatan ekonomi yang lebih adil?

Mungkin PR-nya bukan “membetulkan” Gen Z agar sesuai dengan standar generasi sebelumnya, tapi “membetulkan” dunia yang kita tinggali bersama ini, agar semua generasi, termasuk Gen Z, punya kesempatan yang layak untuk sejahtera dan tidak perlu healing melulu karena kelelahan batin. [T]

Penulis: Komang Puja Savitri
Editor: Adnyana Ole

Penulis adalah mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja yang sedang menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di tatkala.co.

  • BACA JUGA:
”Nyoman” dan ”Ketut”: Antara Lestari Nama, Nambah Anak, atau Nambah Beban Perempuan
”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella
Tiga Tips Menggunakan Kecerdasan Buatan Agar Tidak Terjerat Dehumanisasi
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?
ChatGPT, Solusi Cerdas atau Sekadar Jalan Pintas?
Dewata Kusayang, Dewataku Malang: Bali yang Digempur Kapitalisme
Tags: Diksi Mudagaya hidupGen Zgenerasi mudakaum millennialzaman
Previous Post

“Napak Pertiwi” di Pura Desa Adat Beringkit-Mengwi: Limpahan Anugerah Melalui Ritus “Masolah”

Next Post

Harmoni di Yogyakarta: Galungan yang Melampaui Batas Geografis

Komang Puja Savitri

Komang Puja Savitri

Mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Next Post
Harmoni di Yogyakarta: Galungan yang Melampaui Batas Geografis

Harmoni di Yogyakarta: Galungan yang Melampaui Batas Geografis

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

by Gading Ganesha
May 17, 2025
0
Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

PULAU Bali milik siapa? Apa syarat disebut orang Bali? Semakin saya pikirkan, semakin ragu. Di tengah era yang begitu terbuka,...

Read more

‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

by Hartanto
May 16, 2025
0
‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

KARYA instalasi Ni Komang Atmi Kristia Dewi yang bertajuk ; ‘Neomesolitikum’.  menggunakan beberapa bahan, seperti  gerabah, cermin, batu pantai, dan...

Read more

Suatu Kajian Sumber-Sumber PAD Menurut UU No. 1 Tahun 2022

by Suradi Al Karim
May 16, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

TULISAN ini akan menarasikan tentang pentingnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Karena  PAD adalah...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co