PESTA Kesenian Bali (PKB) adalah sebuah ajang penting yang menjadi representasi kebudayaan Bali, di mana setiap elemen seni disajikan dalam keindahan yang mencerminkan keragaman dan kedalaman tradisi Bali. Namun, ada sebuah hal yang terasa kurang dalam perjalanan pesta ini, yaitu tidak adanya sajian wayang legendaris.
Dalam konteks ini, penting untuk membedakan antara wayang legendaris sebagai bentuk sajian pertunjukan dan dalang legendaris yang lebih merujuk pada sosok individu. Meskipun dalang legendaris memiliki peran sentral dalam perkembangan wayang, tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan wayang legendaris itu sendiri juga memiliki nilai yang sangat penting dalam memelihara dan menghidupkan tradisi seni wayang Bali.
Wayang legendaris, sebagai bentuk pertunjukan seni, mencakup karya-karya wayang yang telah terbukti memiliki dampak besar dalam sejarah kesenian Bali. Sajian wayang ini tidak hanya terdiri dari narasi dan karakter yang memikat, tetapi juga dihidupkan dengan cara yang khas dan penuh makna oleh para dalang. Sayangnya, dalam konteks PKB, sajian wayang legendaris ini seolah terlupakan, yang membuat kita kehilangan sebuah kesempatan berharga untuk mengapresiasi lebih dalam warisan budaya Bali yang sangat kaya.
Sebagai contoh, jika kita membandingkannya dengan Gong Kebyar Legendaris yang selalu dihadirkan dengan formasi yang khas yang telah diwariskan secara turun-temurun, sajian wayang legendaris seharusnya juga mendapatkan penghargaan yang setara. Gong kebyar legendaris, dengan segala keindahan dan kompleksitasnya, sering menjadi sorotan utama dalam PKB, sementara wayang legendaris yang sama pentingnya justru kurang mendapatkan tempat yang layak. Padahal, wayang legendaris tidak hanya sekadar pertunjukan hiburan, tetapi juga sarana pendidikan budaya yang menyentuh aspek estetika, filosofis, dan spiritual masyarakat Bali.
Ketiadaan wayang legendaris dalam ajang PKB menciptakan kesenjangan dalam penghargaan terhadap keberagaman seni di Bali. Wayang legendaris adalah cerminan dari nilai-nilai luhur yang telah dibentuk selama berabad-abad. Di dalam setiap sajian, setiap antawacana, dan setiap alunan iringan yang khas, tersembunyi ajaran hidup yang dalam.
Sayangnya, bagi generasi muda, terutama yang baru terjun ke dunia seni pertunjukan wayang, hal ini bisa menjadi kehilangan besar. Tanpa adanya sajian wayang legendaris, mereka mungkin akan kesulitan untuk memahami dan merasakan kedalaman makna yang terkandung dalam tradisi tersebut.
Lebih lanjut, PKB sebagai ajang yang idealnya berfungsi sebagai ruang eksplorasi dan pelestarian budaya seharusnya mampu mengundang para dalang muda untuk memperkenalkan karya-karya besar yang telah ada, dan memandangnya sebagai sumber inspirasi dan pembelajaran.
Dengan menghadirkan wayang legendaris, para dalang muda dapat melihat bagaimana sebuah sajian karya wayang dapat dijaga keberlangsungannya tanpa kehilangan esensi tradisi. Sebagai referensi dan pembelajaran, sajian wayang legendaris ini bisa menjadi acuan penting bagi mereka dalam memahami tata cara pentas yang benar, tata vokal yang tepat, serta keindahan musikalitas yang saling mendukung dalam sebuah pertunjukan wayang.
Tidak hanya untuk generasi muda, keberadaan wayang legendaris di PKB juga memberikan penghargaan yang setimpal terhadap para tokoh seni yang telah melestarikan dan menyempurnakan bentuk seni ini. Para dalang legendaris, meskipun sosok mereka sangat penting, tidak bisa dipisahkan dari karya-karya besar yang mereka pentaskan.
Oleh karena itu, untuk memberikan penghargaan yang lebih holistik terhadap dunia wayang, harus ada pengakuan terhadap warisan seni wayang itu sendiri, yang tak hanya bergantung pada individualitas seorang dalang, tetapi juga pada keabadian dan keindahan pertunjukan yang mereka sajikan.
Dengan mengangkat sajian wayang legendaris dalam PKB, kita tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga memperkaya jagat seni pertunjukan Bali dengan menunjukkan kepada dunia bahwa Bali tidak hanya terkenal karena tarian atau gamelannya, tetapi juga sebagai tanah yang melahirkan pertunjukan wayang yang mendalam dan penuh makna. Ini adalah kesempatan untuk memberikan ruang bagi keberagaman seni, memberikan inspirasi bagi generasi muda, serta memberi penghargaan kepada warisan budaya Bali yang tiada duanya.
Sebagai langkah konkrit, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dan pihak-pihak terkait seharusnya merancang agar di masa depan, PKB menjadi ajang yang dapat menghadirkan sajian wayang legendaris sebagai bentuk pertunjukan yang tak kalah penting. Dengan demikian, kita tidak hanya menghargai para pelaku seni, tetapi juga menghidupkan kembali kisah dan ajaran luhur yang terkandung dalam pertunjukan wayang legendaris tersebut. [T]
Penulis: I Gusti Made Darma Putra
Editor: Adnyana Ole
BACA artikel lain dari penulis I GUSTI MADE DARMA PUTRA
- BACA JUGA: