9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ingatan Teater, Masyarakat dan Relasi Seni Andy Sri Wahyudi

I Putu ArdiyasabyI Putu Ardiyasa
March 26, 2025
inUlas Buku
Ingatan Teater, Masyarakat dan Relasi Seni Andy Sri Wahyudi

acara bedah buku "Sana dan Sini, Ingatan Teater, Masyarakat dan Seni" serangkaian acara Mahima March March March di Komunitas Mahima, Singaraja-Bali, Minggu 16 Maret 2025 | Foto: Dok. Komunitas Mahima

MAHIMA March March March tahun 2025 ini melibatkan saya bukan lagi sebagai penampil, melainkan sebagi pembedah buku berujudul Sana dan Sini : Ingatan Teater, Masyarakat dan Seni karya Andy Sri Wahyudi (selanjutnya Andy SW) pada tanggal 16 Maret 2025 di Komunitas Mahima. Sebuah pekerjaan yang “tak lazim” bagi seorang pelaku seni tradisi seperti saya yang biasanya membaca lontar/salinan lontar, kakawin dan sejenisnya.

Namun Made Adnyana Ole (saya panggil Pak Ole) meyakinkan saya bahwa, “Dalam teater tradisi itu, ingatanlah yang membangun pertunjukan, ceritakan itu bagaimana ingatan seniman diramu dan dipanggungkan”.

Sejak pesan itu disampaikan, saya langsung membaca buku yang cukup tebal bagi saya yang hanya membaca buku jika ada perlu. Saya betul dipaksa oleh Pak Ole untuk membaca, sehingga niat saya ya pasti membaca cepat. Namun ternyata niatan itu berbeda arah. Setiap sub judul dalam buku, banyak diksi-diksi yang dipilih seakan mengajak saya untuk membaca lebih lama, banyak ingatan tentang masa kuliah saya di Yogyakarta terbangun lagi.

Tidak hanya itu, pengungkapan dengan gaya naratif yang lugas, membawa saya menelusuri dinamika teater yang digunakan oleh Andy SW sebagai medium ekspresi kejujuran, kejenakaan dan keseriusan Andy SW dalam perisitwa yang dialaminya.

Tentang Andy Sri Wahyudi

Setelah membaca buku ini, dan mendiskusikanya dengan beberapa teman, saya menemukan sastra dan teater yang menubuh dalam diri Andy SW. Betapa tidak, sastrawan yang menuliskan puisi-puisi dijadikan naskah teater serta langsung memproduksi dan menjadi sutradara mampu menjelajahi medium seni pertunjukan untuk menemukan pengetahuan (metode penciptaan, penyutradaraan, penulisan naskah lakon termasuk manajemen produksi) di baliknya.

Putu Ardiyasa (penulis) saat menyampaikan materi pada acara bedah buku “Sana dan Sini, Ingatan Teater, Masyarakat dan Seni” serangkaian acara Mahima March March March di Komunitas Mahima, Singaraja-Bali, Minggu 16 Maret 2025 | Foto: Dok. Komunitas Mahima

Andy SW bagi saya termasuk seorang yang jujur dengan kebebasannya. Karena Andy SW dapat mewujudkan gagasan-gagasannya di atas panggung pertunjukan, bebas melakoni menjadi sutradara, aktor dan penulis naskah.  Termasuk bebas mengapresiasi seni pertunjukan yang digarap oleh pelaku teater lainnya dengan menuliskan ulasan-ulasan kritis.

Catatan Andy SW ini mengingatkan saya dengan catatan perjalanan Miguel Covarrubias tentang peristiwa kebudayaan Bali dalam sebuah buku berjudul Island Of Bali atau Selampah Laku karya Ida Peranda Made Sidemen yang selalu mencatat perisitwa kehidupannya dalam bentuk geguritan ataupun bentuk lainnya.

Serupa? Tentu tidak. Namun Andy SW melakukan pola yang sama,  “menulis” sebuah peristiwa yang kelak akan membangunkan ingatan tentang kejadian yang penting saat itu.

Ingatan yang Diceritakan

Persoalan ingatan dalam judul buku Andy SW ini kembali membongkar ingatan masa lalu saya bahkan cerita-cerita unik terutama kisah dalang lingsir (sepuh) dalam pertunjukannya. Sajian buku Andy SW ini mengingatkan saya dengan cerita kakek tentang Dalang Rai Mesi (alm) dari Bangli yang populer tahun 1970-1985. Kala itu orang-orang hanya menunggu nomor togel (dalam istilah Bali disebut buntut) yang diceritakan oleh punakawan ataupun tokoh utama dalam pertunjukan wayang. Setelah itu bahkan penonton sebagian besar bergegas pulang untuk membaca buku kecil 1000 Mimpi.

Dalam praktek sebagai seorang dalang, saya melakukan hal yang sama seperti dilakukan Andy SW, membaca kakawin Brata Yudha itu secuplik dalam pakem, namun sekalinya buka Brata Yuda, malah bisa bolak-balik, “lah kok ini bagus, lah ini apa maksudnya”, sehingga harus membaca bait-bait sebelum atau sesudahnya. Atau dalam kerja-kerja kreatif seniman topeng Bali, selalu mendiskusikan hal-hal yang akan dibicarakan di atas pentas itu di belakang panggung berdasarkan ingatan yang dilihat sebelum pementasan atau dalam pementasan terdahulu.

Buku “Sana dan Sini, Ingatan Teater, Masyarakat dan Seni” | Foto: Dok. Komunitas Mahima

Ingatan lain dalam praktek berkesenian juga muncul ke permukaan tentang  bagaimana pesan Pekak (kakek) Dalang I Made Sidja (alm) dengan bahasa “nah muruk gen malu ning, tongos meigelan pasti ade”. Artinya kita disuruh latihan dulu, perkara pentasnya dimana itu seperti beserah kepada alam semesta. Saya mempercayai dan menerapkan prinsip kerja ini. Bahkan latihan yang saya pahami dalam konteks pedalangan, tidak hanya menggerakkan wayang, tetapi juga mebalih (menonton), ningeh (mendengar), nutur (bercerita), dan nyurat (menulis).

Hal inilah yang diajarkan secara tidak langsung oleh Pekak Dalang Sidja dan saya temukan dalam buku Andy SW. Bahwa menjaga ingatan dengan cara menulis itu adalah cara yang paling bijaksana. Andy SW mencatat peristiwanya hadir dalam sebuah festival, pertunjukan ataupun pengalaman pribadinya dalam menulis puisi dan naskah. Hal serupa juga saya temukan di dalam buku Seni Pertunjukan dan Akal Sehat karya Sal Murgiyanto seorang kritikus kenamaan di bidang kritik tari.  Sal juga menuliskan peristiwanya mengajar seni tari di sebuah universitas negeri di Taiwan, Intitut Kesenian Jakarta, ataupun catatannya sebagai kritikus tari yang malang melintang keliling dunia dalam “membaca” kesenian tradisi di Bali, sampai pada karya kontemporer avant garde di Amerika.

Kadek Sonia Piscayanti (salah satu pembedah) dan Andy Sri Wahyudi pada acara bedah buku “Sana dan Sini, Ingatan Teater, Masyarakat dan Seni” serangkaian acara Mahima March March March di Komunitas Mahima, Singaraja-Bali, Minggu 16 Maret 2025 | Foto: Dok. Komunitas Mahima

Jika tidak dituliskan, saya meyakini ingatan kakek saya tentang Dalang Rai Mesi mungkin akan sirna jika tidak diceritakan kembali, atau ingatan pragina (penari) topeng Bali mungkin akan selalu berkembang sehingga yang terjadi lebih banyak improvisasi. Bahkan saya tidak lagi bisa belajar dari kisah-kisahnya Pekak Dalang Sidja.  

Namun dalam menulis, Andy SW dan penulis-penulis yang saya sebutkan itu sudah dapat dilihat dalam bukunya bahwa mereka tentu membaca dan menonton kemudian buah pikirannya dituliskan.

Pelaku Seni Pertunjukan Tidak Hanya Mencipta, Tetapi Membaca, Menonton, dan Menulis

Buku Andy SW ini menunjukkan bahwa kekayaan berpikir pelaku seni lahir dalam proses mencipta (produksi) karya seni yang di dalamnya tidak hanya usaha kreatif dalam “mengkomposisi” bentuk-bentuk dalam hal ini adegan. Namun juga terlahir dari menonton banyak karya seni lainnya, membaca sumber referensi untuk menguatkan karya seni yang diproduksi.

Kadek Sonia Piscayanti (salah satu pembedah), Made Adnyana Ole (moderator) dan Andy Sri Wahyudi pada acara bedah buku “Sana dan Sini, Ingatan Teater, Masyarakat dan Seni” serangkaian acara Mahima March March March di Komunitas Mahima, Singaraja-Bali, Minggu 16 Maret 2025 | Foto: Dok. Komunitas Mahima

Dalam prinsip kerja seni pedalangan khususnya di Bali yang dirumuskan dalam teori kawi dalang oleh Prof. Dr. I Nyoman Sedana, MA (selanjutnya Nyoman Sedana) dapat dilihat dua aspek penting, yaitu aspek  bentuk dan isi. Pada aspek bentuk terdapat unsur-unsur teknis sebagai pembentuk pertunjukan seperti bentuk wayang, iringan, dalang, katengkong dan aparatus pertunjukan seperti kelir, keropak, jelujuh, racik, blencong, cepala dan lain-lain. Sedangkan aspek isi, dalam istilah pedalangan disebut isen-isen satuwa (isi cerita) yang menjelaskan kerja kreatif dalang dalam menyampaikan pesan dalam pertunjukannya.

Apakah semua itu bisa dilakukan tanpa membaca dan menonton? Pasti tidak bisa, Dalang I Wayan Nardaya (Dalang Cenk Blonk) misalnya pernah bercerita kepada saya tentang prosesnya menjadi dalang. Dalang Cenk Blonk dalam ceritanya, gemar membaca skrip pertunjukan wayang di perpustakaan ISI  Denpasar (sekarang ISI Bali). Tidak berhenti di situ, Dalang Cenk Blonk mengumpulkan rekaman-rekaman pertunjukan dalang mulai dari Dalang Madra, Dalang Buduk (dalang dari Desa Buduk), Dalang Rai Mesi, Dalang Sidja, Dalang Sidia (Buleleng) dan Dalang Wija untuk didengarkan dan ditulis isen-isen satwanya. Apakah cukup di sana, ternyata belum, Dalang Cenk Blonk juga “mengulik” cerita dalang-dalang kenamaan di Bali, salah satunya I Wayan Rajeg yang lebih dikenal sebagai Dalang Tunjuk (dalang dari Desa Tunjuk).

Rekaman itu tidak hanya menjadi hiasan dinding, melainkan didengarkan dan dikumpulkan  hal-hal identik, dan unik dari para dalang. Misalnya gerak wayang, kentara sekali Cenk Blonk banyak adopsi gerak wayang Dalang Wija, pembawaan punakawan Delem Sangut yang terinspirasi dari Dalang Buduk dan Dalang Rai Mesi. Kumpulan hal-hal identik dan unik ini ditulis oleh Dalang Cenk Blonk dan digunakan dalam pertunjukan wayangnya.

Satu kasus ini pasti tidak bisa mewakili semuanya, tetapi satu kasus ini adalah bukti bahwa proses membaca, menonton dan menulis menciptakan sejarah besar dalam dunia seni pedalangan di Bali, melahirkan dalang fenomenal pada Abad 21 yang belum tergantikan posisinya hingga saat ini.

Sejumlah mahasiswa menjadi peserta acara bedah buku “Sana dan Sini, Ingatan Teater, Masyarakat dan Seni” serangkaian acara Mahima March March March di Komunitas Mahima, Singaraja-Bali, Minggu 16 Maret 2025 | Foto: Dok. Komunitas Mahima

Bagi Andy SW, apa yang ditulis itu adalah pengetahuan, karena baginya seni pertunjukan tidak hanya melahirkan produk dalam bentuk barang/jasa, tetapi juga melahirkan pengetahuan berupa metode, konsep, dan karya panggung (artistik) termasuk pengetahuan pasar seni tentang  siapa target segmen dari produk karya yang diproduksi.

Buku Andy SW ini kembali meyakinkan bahwa praktek berkesenian dalam teater tradisional dalam kerja produksi seninya sekalipun membutuhkan kemampuan (tidak hanya teknis) tetapi keterampilan membaca, menonton dan menulis termasuk mengungkapkan kembali proses kreatif itu dalam sajian seni pertunjukan yang menghubungkan antara antara seniman dan penontonnya yang disebut relasi ekosistem seni pertunjukan.

Relasi Seni Pertunjukan

Kesempatan saya membedah buku karya Andy AW ini jujur membuat saya kesana ke sini kembali mempersoalkan hal-hal yang pernah saya alami dulu, mungkin saja itu pernah saya anggap tidak penting, namun pasca membedah buku ini semuanya “kok jadi penting ya”.

Mungkin saja apa yang saya lakukan, ataupun saya lihat praktek kerja kesenian di Bali itu sudah “usang” (biasa saja), tapi dalam buku ini saya  menemukan bagaimana seniman berjuang untuk mempertemukan karyanya dengan masyarakat penonton, sponsor, penyelenggara event, termasuk lembaga pendidikan. Seperti halnya pelaku seni di Bali, saya sekalipun untuk berelasi dengan masyarakat penonton perlu mempelajari “kesukaan” dari masyarakat yang akan “dihibur” (hiburan tidak hanya tertawa). Bahkan masuk ke tempat tajen (sabung ayam),ke pasar dan ke lokalisasi sekalipun, tidak sebagai penikmak sesungguhnya, tetapi sebagai pengamat bagaimana peristiwa yang berkembang di masyakat kemudian dibawa ke pertunjukan.

Hal ini dalam penelitian saya tahun 2017 tentang  kelompok seni Pertunjukan Papermoon Puppet Theater yang berbasis di Yogyakarta disebut sebagai upaya untuk membangun reputasi. Bahwa sebagai pelaku seni tidak hanya menyelesaikan sebuah naskah tetapi juga melibatkan penonton melalui kehadiran peristiwa-peristiwa masyarakat dalam pertunjukan. 

Putu Ardiyasa (penulis/pembedah), Kadek Sonia Piscayanti (pembedah), Made Adnyana Ole (moderator) dan Andy Sri Wahyudi pada acara bedah buku “Sana dan Sini, Ingatan Teater, Masyarakat dan Seni” serangkaian acara Mahima March March March di Komunitas Mahima, Singaraja-Bali, Minggu 16 Maret 2025 | Foto: Dok. Komunitas Mahima

Dalam konteks kerja kesenian, Andy SW juga mensyaratkan pentingnya jejaring kerja. Baginya, pelaku seni tanpa jaringan kerja kita tidak dapat mewujudkan cita-cita. Kita harus selalu kreatif dalam membuat sistem kerja dan menciptakan produk karya. Tidak hanya itu, kita juga berbekal kemampuan berkomunikasi, menunjukkan kesunguh-sungguhan, dan tanggungjawab.

Meminjam istilah Pekak Dalang Sidja (alm) disebut dengan Seken, Tulus Dadi. Sebuah konsep kerja kesenian yang memadukan antara Seken (sungguh-sungguh) dalam setiap proses yang dilalui, Tulus (penuh keyakinan) dalam menekuni prosesnya dan Dadi  yang dimaknai sebagai pencapaian terhadap hasil proses yang dilalui baik sekala dan niskala.

Dari Andy SW, saya punya pertanyaan dalam diri (dapat juga saya ajukan kepada kawan-kawan yang membaca dan yang senasib). Apakah kita sudah membaca, menonton dan menulis dalam berkarya? Jika sudah, sudah sampai mana? Adakah catatan proses kreatif dan sistem kerja itu? jika ada mari datang dan bagikan kepada kami.

Demikianlah
Saya akhiri catatan ini dengan Tancab Kayonan

Salam budaya
Cinta Budaya, cinta Indonesia

Penulis: Putu Ardiyasa
Editor: Adnyana Ole

  • BACA JUGA:
Puisi-puisi Andy Sri Wahyudi | Jejak Api, Melihat Ingatan
Tumbuh Bersama Puisi – Ulasan (Lagi) Buku Puisi Andy Sri Wahyudi
Puisi yang Gagal Membuat Pembacanya Bahagia – Ulasan Buku Puisi Andy Sri Wahyudi
Puisi di Balik Genting – Ulasan Pentas “Energi Bangun Pagi Bahagia” di Bali

Tags: BukuKomunitas Mahimaresensi bukuTeater
Previous Post

Vanitas Seharga Satu Meliar

Next Post

Ini Refleksi, Bukan Ramalan : Catatan Pentas Komunitas Aghumi di “Bali Berkisah 2025”

I Putu Ardiyasa

I Putu Ardiyasa

Dalang, Dosen STAHN Mpu Kuturan

Next Post
Ini Refleksi, Bukan Ramalan : Catatan Pentas Komunitas Aghumi di “Bali Berkisah 2025”

Ini Refleksi, Bukan Ramalan : Catatan Pentas Komunitas Aghumi di "Bali Berkisah 2025"

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

by Arix Wahyudhi Jana Putra
May 9, 2025
0
Mendaki Bukit Tapak, Menemukan Makam Wali Pitu di Puncak

GERIMIS pagi itu menyambut kami. Dari Kampus Undiksha Singaraja sebagai titik kumpul, saya dan sahabat saya, Prayoga, berangkat dengan semangat...

Read more

Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

by Pitrus Puspito
May 9, 2025
0
Kreativitas dan Imajinasi: Dua Modal Utama Seorang Seniman

DALAM sebuah seminar yang diadakan Komunitas Salihara (2013) yang bertema “Seni Sebagai Peristiwa” memberi saya pemahaman mengenai dunia seni secara...

Read more

Deepfake Porno, Pemerkosaan Simbolik, dan Kejatuhan Etika Digital Kita

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 9, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

BEBERAPA hari ini, jagat digital Indonesia kembali gaduh. Bukan karena debat capres, bukan pula karena teori bumi datar kambuhan. Tapi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co