“Ini adalah ciri Gianyar sebagai daerah seni, apalagi Guwang yang memang tempatnya seni ukir, baik kayu, marmer, bahkan sekarang sampai aspal pun diukir,” celetuk warganet di salah satu postingan media sosial tentang jalan Desa Guwang, Gianyar, yang banyak berlubang.
Beberapa waktu yang lalu, Desa Guwang banyak mendapat sorotan dari berbagai media massa. Bukan perihal seni atau pariwisatanya, melainkan karena banyak jalan berlubang yang meresahkan masyarakat.
Jalan berlubang ini memang seperti jebakan batman, banyak orang yang tak sadar ketika melintasinya. Sudah banyak yang menjadi korban akibat jalan berlubang itu. Sekecil apapun lubang di jalan raya, tentu akan sangat membahayakan bagi pengguna jalan, serta menghambat mobilitas masyarakat.
Lubang-lubang itu terdapat di banyak titik, salah satunya ada di sebelah timur pasar seni Guwang. Lubang-lubang itu mulai bermunculan pada akhir tahun 2024 dan semakin melebar lantaran tergerus hujan ekstrem pada akhir Januari hingga pertengahan Februari 2025 lalu. Selain itu, beban volume lalu lintas juga menjadi faktor lainnya.
Tentu masyarakat amat mengharapkan bantuan dari pemerintah kabupaten (pemkab) Gianyar untuk membenahi jalan aspal tersebut, sekaligus menanti janji politik sang pemangku jabatan. Tidak hanya sekadar tambal sulam, tetapi diperbaiki secara penuh. Mengingat infrastruktur jalan desa Guwang adalah salah satu akses menuju bypass Prof. Ida Bagus Mantra sebelum melintasi desa Ketewel, begitupun sebaliknya.

Kondisi salah satu jalan berlubang di desa Guwang sebelum ditambal (timur Pasar Seni Guwang) | Foto: dok. Semeton Guwang

Perbaikan jalan berlubang di desa Guwang | Foto: dok. Semeton Guwang
Tak kunjung mendapatkan bantuan dari pemkab Gianyar, pemerintah desa (pemdes) Guwang berinisiatif menambal semua jalan berlubang tersebut. Meskipun hanya bermodalkan pasir, semen, dan kerikil, sudah cukup membantu untuk sementara waktu agar tidak membahayakan pengguna jalan. Pemdes Guwang, dalam diamnya telah lama merasakan bahwa setiap lubang di jalan bukan hanya sekadar retakan di permukaan, melainkan sebuah lara yang harus segera diobati.
Perbaikan infrastruktur jalan memang salah satu hal yang amat mendesak, tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Semakin lama dibiarkan, maka akan semakin membahayakan. Sekecil apapun lubang itu, tak bisa dianggap sebagai hal yang remeh.
Jalan berlubang itupun akhirnya diperbaiki pada hari Kamis, 13 Maret 2025. Mereka berjibaku menambal jalan berlubang tersebut, lubang-lubang yang menganga itu ditambal menggunakan adukan pasir, semen, dan kerikil. Dengan tekun, mereka menutup setiap lubang, mulai dari yang kecil hingga yang besar. Satu per satu, lubang-lubang tersebut tertutup rapat. Seharian itu mereka layaknya menjadi kuli paruh waktu yang menutup lubang-lubang di jalan desa.
Kegiatan perbaikan jalan tersebut dipimpin langsung oleh Pj. Perbekel Desa Guwang, I Nyoman Sarwaedi, S.Sos., M.AP., serta didampingi Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Guwang, I Made Adi Seraya, S.H., M.H., CLA., dan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Guwang, I Wayan Pande Ariadi. Hadir pula jajaran Pemerintah Desa Guwang serta seluruh Kelihan Dinas Banjar Desa Guwang yang turut membantu proses perbaikan.


Perbaikan jalan berlubang di desa Guwang | Foto: dok. Semeton Guwang
PJ Perbekel Desa Guwang, Nyoman Sarwaedi menyebut, pendanaan penambalan ini berasal dari swadaya, urunan desa, termasuk dari Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Guwang.
“Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan infrastruktur jalan di desa Guwang semakin baik dan dapat mendukung mobilitas masyarakat, guna meningkatkan keselamatan dan kenyamanan para pengguna jalan,” ujar Nyoman Sarwaedi.
Masyarakat mengapresiasi tindakan sigap dari pemdes Guwang yang tak manja menanti bantuan. Barangkali dengan langkah seperti ini, pemkab Gianyar akan melirik apa yang seharusnya menjadi prioritas perbaikan infrastruktur, terlebih yang menyangkut kepentingan masyarakat luas. [T]
Reporter/Penulis: Dede Putra Wiguna
Editor: Adnyana Ole