18 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Mungkinkah Bumi Tanpa Konflik? Jawabnya Bersama Angin | Dari ”Blowing in The Wind” Bob Dylan

Ahmad SihabudinbyAhmad Sihabudin
February 9, 2025
inEsai
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Ahmad Sihabudin

Berapa jalan yang harus disusuri manusia. Sebelum kau bisa menyebutnya manusia?
Berapa laut yang harus dilayari merpati putih. Sebelum dia bisa rebah di atas pasir?
Ya, berapa kali meriam harus ditembakkan. Sebelum akhirnya dilarang?
Jawabnya, kawan, ada bersama angin.
Berhembus bersama angin. (lirik lagu Blowing in the wind,- Bob Dylan)

Bob Dylan mempertanyakan sebab segenap angkara murka terkesan seolah kodrat alam yang alih-alih dicegah malah dibiarkan untuk selalu terjadi di planet bumi ini. Menurut Jaya Suprana (2018) dalam ulasannya atas lagu ini  pertanyaan Bob Dylan “How many times can a man turn his head. And pretend that he just doesn’t see?“ pada dasarnya merupakan suatu kegelisahan kemanusiaan. Kemelut kegelisahan yang menghantui lubuk sanubari ketika saya terpaksa dengan mata kepala sendiri menyaksikan bagaimana rumah dan bangunan warga Bukit Duri, atas nama pembangunan digusur secara sempurna melanggar hukum dan hak asasi manusia pada 28 September 2018 lalu.

Penggalan lirik lagu terkenal, Blowing in the Wind‘ dari Bob Dylan di atas sarat makna untuk menjelaskan berbagai dinamika kehidupan manusia dalam menjalani kehidupan nyata ini. Penulis lagunya kini berusia 83 tahun, bukan orang biasa. Dia ‘raksasa’ di dunia musik, hingga saat ini.

Lagu Blowing in The Wind perdana dirilis pada tahun 1962. Mahakarya perpaduan musik dan puisi Bob Dylan yang 53 tahun kemudian memperoleh anugerah penghargaan Nobel pada tahun 2016. Mempertanyakan penderitaan umat manusia akibat angkara murka, kekerasan, dan penindasan dilakukan oleh manusia terhadap sesama manusia.

Pertanyaan yang sama selayaknya juga menghantui setiap insan manusia yang masih memiliki sisa nurani kemanusiaan; yang terjadi dari masa ke masa, ketika menyaksikan penderitaan warga Kampung Pulo, Pasar Ikan, Sukomulyo, Tulang Bawang, Kulon Progo, Kendeng, Pulau Pasir, Papua, yang digusur atas nama pembangunan. Begitu pun penderitaan warga Rwanda, Kongo, Sudan, Bosnia, Rohingnya, Uighur, Afghanistan, Yaman, Suriah, Irak, Chechnya. Sampai saat ini di Gaza masih terjadi pembantaian, penindasan, penganiayaan, bahkan rencana pembinasaan oleh sesama manusia atas nama ideologi, kepercayaan, kerakusan dan kekuasaan.

Ini yang menjadi kegetiran Bob Dylan dalam lagu tersebut. Seperti pagar laut di Kabupaten Tangerang, pantai utara yang sedang trending topic. Terlepas dari apakah ini salah prosedur atau kelalaian pemerintah, jelas di sana terjadi pelanggaran hak pada masyarakat atas tanah, ladang, sawah, dan laut untuk mencari nafkah, karena pagar sepanjang 30 km membentang di Kecamatan Teluk Naga, Sepatan, Pakuhaji, Mauk, dan Keronjo. Selain lautnya dipagar untuk di kavling-kavling, juga lahan daratnya ”dipaksa” untuk di jual atas nama Proyek Pantai Indah Kapuk (PIK 2).  Perampasan hak asasi manusia terus berlangsung, dengan berbagai modus alasannya.

Tentang lagu Blowing in the wind  Dian Basuki (2019) mengemukakan, bila anda lahir dari generasi yang cukup ”jadul”, barangkali masih ingat kepada lirik yang membuat banyak orang bersenandung atau bersiul sembari memetik gitar:

How many roads must a man walk down
Before you call him a man ?
How many seas must a white dove sail
Before she sleeps in the sand ?
Yes, how many times must the cannon balls fly
Before they’re forever banned ?
The answer my friend is blowin’ in the wind
The answer is blowin’ in the wind.

Penggalan lagu Blowing in the Wind yang ditulis Bob Dylan pada 1962, dan populer di sini pada 1970-an, lagunya enak dinyanyikan namun liriknya getir.

Bob Dylan memulai perjalanan panjang dengan lagu-lagu folk di tengah masyarakat yang terguncang oleh terjebaknya AS dalam Perang Vietnam. Bersama Joan Baez, Dylan menyanyikan lirik-lirik yang menyuarakan protes kepada perang, menyerukan perdamaian dan kebebasan  (https://www.indonesiana.id/read/94322/nobel-sastra-untuk-penyanyi-bob-dylan )

Andaikan tidak ada penindasan, peperangan, konflik di dunia hanya ada rasa tentram, itu mimpi saya, setiap mendengar lagu ini, air mata langsung meleleh, mungkin cengeng saya tidak bisa untuk menahan air mata ini untuk tidak keluar.

Tidak ada kekerasan di planet bumi ini mungkin hanya angan-angan saja; utopis kata para filsuf. Zaman telah memasuki detik-detik terakhirnya. Konflik, pertikaian dan pertarungan tak kunjung mereda. Apinya berkobar semakin dahsyat dan menjadi-jadi. Jiwa dan darah pun menjadi barang murah yang mudah sekali ditumpahkan.

Perang merupakan salah satu cara yang dipahami oleh beberapa negara dalam menyelesaikan konflik serta masalah yang mereka hadapi dengan negara lain di samping cara diplomasi. Perang dalam arti sempit adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan kekerasan dan biasanya menggunakan senjata sehingga perang seringkali membawa kerugian bagi para pelakunya.

***

Hati manusia semakin resah. Hidup mereka penuh dengan kegelisahan dan rasa pesimis. Sampai kapan konflik ini akan terus terjadi? Pertanyaan besar orang-orang Palestina, di Gaza sana.                                 

Kapan kegaduhan ini akan berakhir? Rasa aman menjadi barang langka. Sebagian dari mereka yang belum kuat imannya mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Lebih baik mati daripada melihat kekejian yang tak kunjung habis ini, kata mereka. Tapi mungkinkah menghapus konflik di muka bumi ini? Sementara yang bertarung adalah antar pengikut haq dan batil. Tak hanya itu, para pengikut kebatilan juga saling menyerang. Dan yang paling menyedihkan, para pengikut kebenaran yang sama-sama berucap syahadat juga saling bertikai (https://inilah.com/mozaik/2274387/mungkinkah-mewujudkan-dunia-tanpa-konflik).

 Menurut para filsuf, konflik adalah bagian dari perubahan. Di dunia ini berjalan sistem yang amat teratur dan rapi. Berputarnya bumi, terbitnya matahari dari timur dan tenggelam di barat. Api yang membakar, air yang mengalir, dan segala sesuatu yang berjalan sesuai aturan alam ini disebut Sunnatullah. Konflik adalah termasuk Sunnatullah yang pasti terjadi. Bukan berarti Allah SWT ingin keburukan bagi hamba-Nya, namun konflik ini adalah suatu kelaziman yang harus terjadi.

Tanpa adanya konflik, kehidupan manusia tidak akan berjalan. Contohnya laut dipagar, timbul konflik; dan di dalam konflik ada pergerakan kehidupan. Semuanya jadi geger dan repot, sampai urusan pagar bambu saja, TNI AL harus turun tangan. Pada hal cukup urusan ini selesai di Babinsa Desa, seloroh saya hehehe…, harus orang pusat semuanya yang turun tangan. Konflik membuat semuanya jadi hidup. Mungkin interpretasi saya yang keliru.

Lalu mungkinkah konflik di dunia ini dihapuskan? Jawabnya seperti dalam penggalan bait lagu blowing in the wind. Sebuah pertanyaan retoris tentang perdamaian, perang, dan kebebasan., “Berapakali kau harus mendongak sebelum kau lihat langit? Berapa telinga yang harus kita punya untuk mendengar tangisan? Berapa banyak lagi kematian di bumi. Hingga kita sadar terlalu banyak yang mati?. Jawabnya, kawan, bersama angin, Berhembus bersama angin.” [T]

Penulis: Ahmad Sihabudin
Editor: Adnyana Ole

  • BACA artikel lain dari penulisAHMAD SIHABUDIN
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan
Selamat Ulang Tahun Bob Dylan: Panjang Umur Seni dan Perlawanan
Belajar Filsafat dari Anak Band Sekaliber Bob Dylan
Tags: Bob Dylanlagulirik lagu
Previous Post

Merajut Kebersamaan di Hari Turunnya Ilmu Pengetahuan | Cerita Hari Suci Saraswati di UPMI Bali

Next Post

Dramaturgi Politik Gas Melon

Ahmad Sihabudin

Ahmad Sihabudin

Dosen Komunikasi Lintas Budaya, Fisip, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Banten

Next Post
Suburnya Politik Dinasti di Pulau Dewata

Dramaturgi Politik Gas Melon

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Yang Kecil, Yang Tak Selesai Dirasakan

by Emi Suy
June 18, 2025
0
Yang Kecil, Yang Tak Selesai Dirasakan

Di dunia yang riuh oleh teriakan, ambisi besar, dan citra-citra agung, kita sering kali lupa bahwa sesuatu yang kecil bisa...

Read more

Manusia Toksin: Menelan Fitnah Menolak Fakta

by Ahmad Sihabudin
June 18, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya. .- Gus Dur., Drama ijazah palsu yang terus...

Read more

“Manusia Tikus”, Gen Z yang Terjebak di Kolong Kasur

by Petrus Imam Prawoto Jati
June 17, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

ADA satu istilah yang lagi rame di China sana, shǔ rén alias “manusia tikus”. Bagi sidang pembaca yang belum tahu,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan 

Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan

June 16, 2025
Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

June 15, 2025
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Jika Desa Tak Ditulis, Siapa yang Akan Mengingat? — Catatan Workshop Menulis Cerita Desa di Tejakula Community Center
Khas

Jika Desa Tak Ditulis, Siapa yang Akan Mengingat? — Catatan Workshop Menulis Cerita Desa di Tejakula Community Center

DI ruang kelas LPK Hishou Tejakula, seorang remaja berdiri dengan seulas senyum, Gede Bayu Pratama, siswa kelas 7 dari SMPN...

by Komang Puja Savitri
June 18, 2025
Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng
Khas

Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng

MENJAGA hutan desa, tidak cukup dengan hanya berkoar—atau mengajak sesama mari menjaga hutan dan air; untuk hidup yang sedang berlangsung,...

by Sonhaji Abdullah
June 17, 2025
Tidak Ada Petruk dalam Drama Gong Lawas Banyuning Singaraja di Pesta Kesenian Bali 2025
Khas

Tidak Ada Petruk dalam Drama Gong Lawas Banyuning Singaraja di Pesta Kesenian Bali 2025

TIDAK ada Petruk dalam Drama Gong Banyuning, Singaraja, yang bakal pentas di Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025. Tentu saja. Yang...

by Komang Puja Savitri
June 16, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

June 15, 2025
Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

June 15, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

June 12, 2025
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co