29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tirtayatra Toska Se-Delod Ceking : Pura Goa Selonding

I Nyoman TingkatbyI Nyoman Tingkat
February 7, 2025
inTualang
Tirtayatra Toska Se-Delod Ceking : Pura Goa Selonding 

Rombongan Toska memasuki Goa Selonding sambil merunduk agar tidak terantuk dinding goa yang sangat rendah, tetapi makin ke dalam langit-langit goa makin tinggi, pemedek leluasa berdiri (Foto : I Nyoman Tingkat)

KEKHUSUKAN persembahyangan di Pura Batu Pageh masih terbawa dalam  Perjalanan Tirtayatra Toska (SMA Negeri 2 Kuta Selatan) menuju Pura Goa Selonding di Desa Adat Pecatu. Jarak dari Pura Dalem Batu Pageh Banjar Kelod Desa Ungasan ke Pura Selonding sekitar 8 km ditempuh dalam waktu sekitar 15 menit.

Rombongan Toska berangkat dari Pura Dalem Batu Pageh sekitar pk.15.30 dan sampai Jaba Pura sekitar pk. 15.45 Wita. Waktu tempuh yang relatif singkat karena rombongan Toska melalui jalur jalan pintas, tidak melalui Jalan Utama Uluwatu.  Jalan Utama Uluwatu  menjelang sore selalu krodit,  senatiasa  pamer susu (padat merayap susul-susulan), bahkan bila nasib lagi apes dalam perjalanan bisa-bisa sampai pamer paha (padat merayap tanpa harapan) alias macet total tanpa bergerak.

Keluhan kemacetan di Kuta Selatan di Gumi Delod Ceking telah berkali-kali dilontarkan di grup whatshap Kecamatan Kuta Selatan. Memang masalah tidak pernah selesai dengan mengeluh. Paling-paling akan menimbulkan salah paham bahkan salah tampi. Seperti berita hoaks, yang salah ditampi dan dipercaya lama-lama disembah sebagai kebenaran. Akhirnya akan menemukan kebenaran baru yang berbeda dengan kebenaran itu sendiri.

Begitulah, perjalanan  pemburuan menapaktilasi kisah Lubdaka dalam merayakan Siwa Ratri kini dihadang oleh kemacetan demi kemacetan dengan hutan beton makin lebat tiada bersahabat. Mobil lalu lalang saling pepet. Klakson dan caci maki diumbar. Para pejalan kehidupan perlu berhati-hati,  lengah sedikit  bisa dicaplok macan modern (bulldozer) yang sering tidak disiplin menggunakan jalan.

Rombongan Toska memasuki Goa Selonding sambil merunduk agar tidak terantuk dinding goa yang sangat rendah, tetapi makin ke dalam langit-langit goa makin tinggi, pemedek leluasa berdiri | Foto : I Nyoman Tingkat

Tirtayatra se-Delod Ceking saat Siwa Ratri tidak ubahnya meniru perjalanan Lubdaka dengan tantangan yang berbeda. Jika zaman ilu Lubdaka  adalah juru boros (pemburu) di tengah hutan dengan aneka binatang buas yang disebut satwa. Ia harus berhati-hati dan sadar agar hasil buruannya maksimal. Bukan malah pemburu yang diburu satwa, tetapi pemburu yang mendapatkan satwa. Dalam konteks ajaran Hindu, yang diburu  adalah satwa(m) dengan mengendalikan rajah (agresivitas) dan tamah (kemalasan).

Begitulah bila kita refleksikan perjalanan Lubdaka dalam konteks kekinian. Secara substansial pesannya sama, tetapi tantangannya berbeda. Apa pun itu, sebagai pembelajar di sekolah kehidupan perlu fokus menuju tujuan : Pura Goa Selonding. Syukurlah, rombongan Toska sampai di Jaba Pura Selonding sesuai dengan rencana, saat matahari menjelang tenggelam.

Rombongan Toska diantar menuju Beji Pura Selonding di bangkiang ngampan  oleh Jro Mangku Nyoman Suprapta bersama Jro Mangku Istri. Sekitar 5 menit dari area parkir, menapaki anak tangga yang ergonomis dengan pemandangan laut lepas Pantai Bali Selatan. Tampak ombak bercengkrama dengan air yang tenang. Situasi demikian adalah hiburan menyenangkan di ruang kelas pembelajaran tanpa batas. Segara tanpa tepi. Sungguh bikin klangenan yang oleh kaum bijaksana menyebut lango.

Begitulah seyogyanya belajar, tidak hanya sebatas bermain surfing di atas ombak yang indah, tetapi juga menyelam di kedalaman laut dengan tenang untuk memperoleh mutiara sebagai bekal kehidupan. Inilah konsep deep learning ala Abdul Mu’ti, Mendikdasmen yang membawa program 7 kebiasaan Anak Indonesia hebat dengan 8 profil lulusan.

Begitu pula halnya, saat rombongan Toska memasuki Taman Beji Pura Selonding di bawah goa, persisnya di bangkiang ngampan seperti Goa Pura Dalem Batu Pageh. Goa Selonding mengajarkan pemedek untuk merunduk sebagai simbol kerendahhatian agar mencapai Utama Mandala yang cukup lapang dan pembelajar bisa berdiri tegak bebas.

Rombongan Toska meninggalkan Goa Selonding | Foto : Dayu Dena

Di Utama Mandala yang mahatenang sinar matahari sore leluasa merasuk ke tengah goa. Begitu pula, angin laut dan suara ombak leluasa bercengkrama dengan sinar matahari di mulut goa hingga merasuk ke goa hrdaya para pemedek yang berkepekaan. Ngulangunin pisan. Sayangnya, di tebing-tebing Goa Selonding tidak bertemu pohon pandan apalagi bunganya, wangi pudaknya sebagai dirasakan Sang Mahakawi Wiku dalam perjalanannya sepanjang ngampan Delod Ceking.

Menurut Pak Sungada, seniman Pecatu yang berkali-kali meraih juara tingkat dunia dalam lomba ukir salju, mengatakan, konon ketika sang raja (mungkin Kawi Wiku Nirartha) sampai di sana mendengar suara gaib gamelan Selonding sehingga tempat itu dinamakan Selonding dan lambat laun didirikan Pura. “Ditambahkan, menurut Dinas Purbakala, di Goa Selonding tertanam sebuah harta karun yang tidak boleh digali. Pura Selonding juga terhubung dengan Pura Uluwatu”. Pernyataan Sungada itu berelasi dan  tertera di papan nama Pura.

Sebagaimana persembahyangan di Pura sebelumnya, persembayangan di Beji Pura Goa Selonding dengan pancasembah. Saya berkesempatan mengidungkan Kidung Mogi mengiring pemujaan yang dilakukan oleh Jro Mangku Nyoman Suprapta agar tidak tulah karena kebodohan. “Mogi tan kacarkra bawa, titiang I katunan sami…”

Persembahyangan bersama dengan Pancasembah di tengah Goa Selonding yang sepi hening  dituntun oleh Jro Mangku Nyoman Suprapta didampingi Jro Mangku Istri. Kekhusukan terasa saat sembahyang sebagaimana terasa di Pura Dalem Batu Pageh dan Pura Goa Gong. Sembahyang di Goa Selonding ibaratnya malukat jika mencermati statusnya sebagai beji-nya Pura Selonding dengan sumber tirta dari tristisan air di antara stalaktit. Mirip dengan di Goa Gong dan Goa Batu Pageh. Selesai sembahyang diakhiri dengan nunas tirta dan bija. Terasa segar dengan udara sejuk bebas dari polusi diiringi deburan ombak yang tenang di Pantai Laut Selatan. Sungguh hikmat bin nikmat.

Sebelum meninggalkan Goa Selonding, tidak lupa memainkan kamera dari berbagai angle dengan aneka gaya mengatur cahaya. Bagi keluarga besar Toska termasuk saya, tangkil ke Pura Goa Selonding adalah untuk kali pertama. Walaupun tradisi Tirtayatra se-Delod Ceking telah dilaksanakan tahun sebelumnya, Pura Selonding baru dituju pada Siwa Ratri 27 Januari 2025.

Bersama Jro Mangku Nypman Suprapta di Utama Mandala Goa Selonding | Foto : Dayu Dena

Dari Goa Selonding selanjutnya menuju Pura Selonding. Di papan nama tertulis dengan dwiaksara (Bali dan Latin) : Pura Prasanak Ida Batara Luhur Uluwatu. Di bawahnya tertulis dengan dengan font lebih besar dengan huruf kapital :  PURA SELONDING. Setelah memasuki Utama Mandala, terkesan jejer kemiri Pura mirip Merajan, dengan nama-nama Dewa yang disembah tertulis di setiap pelinggih  beraksara Bali secara permanen.

Sebagai Pura yang diempon Desa Adat, Pemerintah Desa Adat Pecatu telah mengaplikasikan Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali yang diperkuat dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Pengunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.

Pada 2025, penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali telah memasuki tahun ketujuh. Tema yang diusung, Jagat Kerthi Jagra Hita Samasta yang berarti Bulan Bahasa Bali merupakan altar pemuliaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali sebagai sumber kesadaran menuju harmoni semesta raya. Kata “jagra” dalam tema, selaras dengan makna perayaan Siwaratri yang mengisyaratkan kesadaran ‘aturu’ melek semalam suntuk, berjaga-jaga agar tidak lepas kendali.  

Ngaturang sembah bakti di Pura Selonding serangkaian Siwaratri dengan bertirtayatra sebenarnya juga telah ikut merayakan Bulan Bahasa Bali dengan memuliakan Bahasa, Sastra, dan Aksara Bali. Bahasa Bali menjadi alat komunikasi antara pemedek dan pemangku. Puja Mantra yang dilantunkan pemangku adalah sastra dengan aksara bermakna, demikian juga kidung yang kami tembangkan adalah representasi dari sastra.

Sementara itu, Aksara Bali telah tertulis di Papan Nama Pura dan Pelinggih-Pelinggih di Pura Selonding. Seorang siswa yang belum fasih membaca Aksara Bali sebagai mana yang tertulis di Pelinggih dapat bertanya kepada guru. Di sini, guru telah memanfaatkan Pura sebagai altar pemujaan, altar pembelajaran, dan altar pemuliaan Aksara Bali. Siswa dapat belajar banyak hal. Inilah sekolah kehidupan nyata kontekstual berlandaskan teks susastra. Maka banggalah menjadi Nak Bali hidup di Bali. Jaen hidup di Bali!

Persembahyangan di Pura Selonding dengan halaman luas. Jejer Kemiri Pura seperti Merajan pada umumnya | Foto : Dayu Dena

Pura Selonding yang berada di tebing Pantai Selatan Kaki Pulau Bali telah lama menyedot energi para pemuja keindahan, tak terkecuali mahapujangga Dang Hyang Nirartha. Pilihan Tirtayatra Toska ke sini adalah sebagai apresiasi menghormati jejak-Nya sekaligus merangsang para siswa memuliakan Kawasan terdekatnya. Di sini telah lama lahir peradaban sastra yang menjadi kompas kehidupan beragama Hindu. Sebagaimana ditulis Aristoteles,  sastra adalah jalan keempat menuju kebenaran setelah Agama, Filsafat, dan Ilmu Pengetahuan.

Namun demikian, keindahan tebing dengan pemandangan laut Pantai Selatan yang memukau telah membuat Kawasan Selonding dan sekitarnya seperti gadis cantik yang membuat raja kapital terpikat untuk menaklukkannya. Nasib Kawasan Selonding dan sekitarnya pun setali tiga uang dengan Kawasan Pura Geger Dalem Pemutih, Pura Karang Boma Sawangan, Pura Gunung Payung, Pura Goa Gong, Pura Batu Pageh, dan Pura Uluwatu.

Semua kawasan itu menjadi incaran raja kapital sebagai pertanda bahwa kecantikan dan keindahannya mau dibungkus untuk para pelancong dan turis dari segala benoa. Benar puisi W.S. Rendra dalam judul “Sajak Pulau Bali”. Bait pertama puisinya, WS Rendra menulis, “Sebab percaya akan keampuhan industri/dan yakin bisa memupuk modal nasional/dari kesenian dan keindahan alam/maka Bali menjadi  obyek wisata…”.

Pada bagian bait berikutnya, WS Rendra menegaskan ; “… Kebudayaan rakyat ternoda/digencet standar dagang Internasional/Tarian-tarian bukan lagi suatu mantra/tetapi hanya sekedar tontonan hiburan/ Pahatan dan ukiran bukan lagi ungkapan jiwa/tetapi hanya sekedar kerajian tangan….”

Begitulah Bali dijual murah demi pariwisata telah mendegradasi kebudayaannya. Lama-kelamaan identitas Bali dengan tanah dan natah-nya dikhawatirkan  makin sempit dan terjepit. Kekhawatiran saya ternyata juga menjadi kekhawatiran WS Rendra sejak 1977 ketika |”Puisi Pulau Bali” ditulis. Di akhir puisinya, ia menegaskan : “… Hidup dikuasai kehendak manusia/tanpa menyimak jalannya alam/Kekuasaan dan kemauan manusia/yang dilembagakan dengan kuat/tidak mengacuhkan naluri ginjal/hati, empedu, sungai, dan hutan/

Di Bali :
pantai, gunung, tempat tidur dan pura,
telah dicemarkan !

Begitulah kekhawatirkan WS Rendra, penyair berjuluk Si Burung Merak 48 tahun silam membaca Bali dengan Puisi famplet. Sampai kini, kekhawatiran serupa juga saya rasakan. Semoga kekhawatiran saya tidak menjadi kenyataan dan Bali tetap menjadi incaran para pelancong segala negeri. Kembali ke Bali. Bali tetap kencana layak mendapatkan lencana di hati pengelana.  

Oh, ya… jeda sejenak. Kita lanjutkan perjalanan ke Pura Uluwatu pada efisode berikutnya, setelah Saraswati Sabtu Umanis Watugunung, 8 Februari 2025. Rahajeng Saraswati. Mengalirkan aliran ilmu pengetahuan ke lorong-lorong kegelapan menuju puncak terang cahaya gemilang. [T]

Penulis: I Nyoman Tingkat
Editor: Adnyana Ole

  • BACA artikel lain dari penulisNYOMAN TINGKAT
Tirtayatra Toska Se-Delod Ceking : Pura Batu Pageh
Tirtayatra Toska Se-Delod Ceking : Pura Goa Gong
Tirtayatra Toska Se-Delod Ceking : Pura Gunung Payung
Tirtayatra Toska Se-Delod Ceking : Pura Geger Dalem Pemutih dan Pura Karang Boma
Tirtayatra Toska Se-Delod Ceking : Pura Taman Mumbul dan Pura Ratu Ayu Dalem Mumbul
Tradisi “Mendak Hujan” di Gumi Delod Ceking
Tags: Gumi Delod Cekingkuta selatanSMAN 2 Kuta Selatantirtayatra
Previous Post

Tema Kekinian dalam Drama Modern Berbahasa Bali, Dari Demokrasi Hingga Tanah yang Dijual

Next Post

Lomba Gebogan Sambut Hari Suci Saraswati di UPMI Bali: Merangkai Buah dan Merajut Kebersamaan

I Nyoman Tingkat

I Nyoman Tingkat

Kepala SMA Negeri 2 Kuta Selatan, Bali

Next Post
Lomba Gebogan Sambut Hari Suci Saraswati di UPMI Bali: Merangkai Buah dan Merajut Kebersamaan

Lomba Gebogan Sambut Hari Suci Saraswati di UPMI Bali: Merangkai Buah dan Merajut Kebersamaan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co