15 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ritus Siat Sampian dalam Tari Kreasi “Nampyog” Karya Pande Nova | Dari Gelar Karya Seni Mahasiswa Pendidikan Sendratasik UPMI Bali

Dede Putra WigunabyDede Putra Wiguna
January 28, 2025
inPanggung
Ritus Siat Sampian dalam Tari Kreasi “Nampyog” Karya Pande Nova | Dari Gelar Karya Seni Mahasiswa Pendidikan Sendratasik UPMI Bali

Pementasan Tari “Nampyog” | Foto: tatkala.co/Dede

KETIKA sinar lampu masih samar-samar, mereka berjalan perlahan, tanpa musik, hanya kidung yang mereka lantunkan bersama. Setibanya di depan panggung, barulah lamat-lamat terdengar suara gamelan, dan Tari Kreasi “Nampyog” pun dimulai.

Itulah yang dilakukan oleh Pande Kadek Nova Dwi Damayanthi, mahasiswi UPMI Bali yang akrab disapa Pande Nova asal Kemenuh, Gianyar ini menciptakan Tari Kreasi“Nampyog”, yang terinspirasi dari ritus siat sampian. Garapan tersebut dipentaskan perdana pada Gelar Karya Seni Mahasiswa yang diselenggarakan oleh program studi Pendidikan Seni, Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik), Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI Bali).

Tari Kreasi “Nampyog” mendapat urutan ketiga dari 13 penampil dalam Gelar Karya Seni Mahasiswa yang dilaksanakan pada 20 Januari 2025, di Gedung Ksirarnawa, Art Centre, Denpasar. Pergelaran tersebut merupakan bagian dari Ujian Akhir Semester Ganjil di Semester VII.

Pande Kadek Nova Dwi Damayanthi | Foto: dok. Pande Nova

Tak hanya menyajikan gerakan-gerakan estetis, tari kreasi “Nampyog” itu juga mengedukasi para penonton tentang tradisi siat sampian. Tarian tersebut menunjukkan bagaimana tradisi siat sampian itu dilakukan.

Siat sampian merupakan tradisi unik yang rutin dilaksanakan di Pura Samuan Tiga, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Nampyog/Nampiog sendiri merupakan salah satu rangkaian dari pelaksanaan tradisi tersebut, yaitu kegiatan menari berkeliling pura sebanyak sebelas kali, searah jarum jam dari kanan ke kiri.

“Saya memilih tradisi siat sampian sebagai ide garapan karena menurut saya, tradisi ini sangat unik dan masyarakat yang terlibat dalam tradisi ini begitu menikmati ketika melakukan siat sampian. Selain itu, meskipun termasuk tradisi sakral, tetapi pelaksanaannya begitu asyik dan menggembirakan. Karena itulah saya tergerak untuk mengangkat tradisi ini sebagai garapan yang berjudul Nampyog,” jelas Pande Nova.

Pementasan Tari “Nampyog” | Foto: tatkala.co/Dede

Siat sampian berasal dari kata ‘siat’ yang berarti ‘perang’ dan ‘sampian’ yang berarti rangkaian janur yang dipakai sebagai sarana upacara. Sampian yang digunakan dalam tradisi siat sampian ini adalah sampian dangsil/sampian jerimpen.

Ritus ini digelar setiap setahun sekali, yaitu bertepatan dengan Purnama Jiyestha–bulan ke-11 dalam kalender Bali, atau sekitar bulan Mei pada kalender Masehi yang bertepatan dengan bulan penuh (purnama).  

Siat sampian dimaknai sebagai simbol perlawanan dharma (kebajikan) atas adharma (kejahatan). Sampian sendiri merupakan simbol senjata Dewa Wisnu, yaitu cakra. Dengan dilaksanakannya tradisi siat sampian, masyarakat desa Bedulu berharap agar senantiasa dilimpahkan ketenteraman, kerukunan, dan kedamaian.

Pande Nova mengatakan, tidak sembarang orang bisa terlibat dalam tradisi siat sampian, meskipun orang tersebut penduduk dari desa Bedulu. Jumlah pengayah (peserta) siat sampian ini juga berbeda-beda. Jumlah pengayah laki-laki biasanya lebih banyak, bisa mencapai ratusan, sedangkan pengayah perempuan kurang lebih hanya puluhan orang. Peserta yang sudah terpilih harus lascarya (ikhlas menjalaninya).

Pementasan Tari “Nampyog” | Foto: tatkala.co/Dede

Dara kelahiran 25 November 2002 itu juga mengungkapkan, sebelum menggarap tari “Nampyog”, ia melakukan observasi dengan mengamati langsung rangkaian upacara siat sampian tersebut. Selain itu, ia juga membaca berbagai literatur terkait dengan pelaksanaan tradisi khas desa Bedulu itu.

Tari kreasi yang sudah digarapnya sedari awal Desember 2024 itu bekerja sama dengan Sanggar Tapak Dara, Sanggar Sekar Rahayu, I Ketut Agus Putra Hanugraha selaku komposer, serta Widekoleh Fasion yang telah merancang properti dan kostum.

Pementasan Tari “Nampyog” | Foto: tatkala.co/Dede

Prosesi siat sampian dilakukan oleh para Premas (pengayah istri), dan Parekan (pengayah lanang). Para Premas adalah wanita-wanita terpilih yang sudah menopause. Sebelum prosesi siat sampian dimulai, para Premas akan menarikan Tari Rejang Sutri. Mereka mengenakan kebaya putih, kamen hitam, selendang putih, dengan bunga pucuk arjuna sebagai hiasan rambut.

Pelaksanaan tradisi siat sampian diawali dengan persembahyangan bersama. Setelah itu, para Premas akan melakukan prosesi nampyog/nampiog (gerak tari sederhana yang terdiri dari nyambung, ngober, dan ngampig) sembari berjalan mengitari areal pura sebanyak tiga kali.

Setelah itu, Premas bersama Parekan (pengayah lanang berpakaian serba putih) berpegangan tangan satu dengan lainnya, berjalan mengitari areal pura sebanyak tiga kali sembari melakukan gerakan ngombak. Setelah semua prosesi ini dilaksanakan, disertai dengan sorakan, semua Premas langsung mengambil sampian yang telah disediakan, dan mereka pun saling pukul atau saling lempar. Setelah para Premas, dilanjutkan dengan para Parekan melakukan hal yang sama, mengambil sampian dan saling pukul, begitulah siat sampian dilakukan.

Dalam Tari Kreasi “Nampyog” juga demikian, Pande Nova dan para penari pendukungnya menampilkan bagaimana para Premas dan Parekan memasuki areal upacara. Kemudian melakukan persembahyangan, menarikan Tari Rejang Sutri, melaksanakan prosesi nampyog, hingga melakukan siat sampian. Yang berbeda hanyalah dari segi kostum dan tata rias. Karena ini adalah sebuah seni pertunjukan, maka kostum dan tata riasnya juga didesain khusus.

Pementasan Tari “Nampyog” | Foto: tatkala.co/Dede

Bagi Pande Nova, tantangan yang dihadapi ketika awal-awal menggarap tarian ini adalah bagaimana mengakali agar seluruh prosesi siat sampian yang kompleks itu bisa direpresentasikan dan dikemas menjadi sebuah tarian dengan durasi 10 menit. Selain itu, kesulitan lainnya adalah menyepakati waktu latihan, mengingat para pendukungnya juga memiliki kesibukan masing-masing.

Kendati mengangkat ritus yang berbau sakral, Pande Nova mengaku tidak mengalami hambatan di luar nalar maupun mengalami hal-hal mistis.  “Yang pasti tidak ada hal-hal supranatural yang terjadi. Karena sebelum mulai menggarap dan latihan, kami selalu berdoa serta memohon restu agar ‘beliau’ senantiasa menyertai kami sampai akhir pementasan,” ucapnya.

Pementasan Tari “Nampyog” | Foto: tatkala.co/Dede

“Saya sangat bersyukur karena garapan ini bisa dipentaskan dengan sukses dan tidak ada halangan. Saya juga sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung garapan ini. Mulai dari keluarga, penari pendukung, kawan-kawan, dan masih banyak lagi,” ujarnya dengan raut wajah lega dan bahagia.

Sebagai mahasiswa semester akhir, Pande Nova amat bertekad untuk menjadi pendidik dan pelaku seni yang sukses kelak.

“Setelah lulus, saya akan tetap berusaha menjadi pendidik yang baik, menjadi guru yang sukses di bidang seni budaya. Sekaligus menggali hal-hal unik dari berbagai tradisi yang ada di Bali untuk diperkenalkan kepada peserta didik. Supaya mereka tahu, bahwa Bali mempunyai beragam budaya dan tradisi yang patut dilestarikan,” tandas calon sarjana pendidikan itu. [T]

Reporter/Penulis: Dede Putra Wiguna
Editor: Adnyana Ole

Legong Kreasi “Umarani Kidul” karya Devia Pratiwi dan Dilema Tentang Magis-Mistik | Dari Gelar Karya Seni Mahasiswa Pendidikan Sendratasik UPMI Bali
Kebebasan Ekspresi dalam Lintas Semester dan Mata Kuliah | Dari Gelar Karya Mahasiswa Pendidikan Sendratasik UPMI Bali
Drama “Putri Ayu”: Drama Inovatif dari UPMI Bali yang Mengejar Waktu di Denpasar Festival 2024
Agus Nantika, Mural, dan Canvas Beton: Tidak Asal Coret, Tapi Kalau Ada Panggilan, Ia Siap Mencoret
Bayu Apriana dan “Askara Urip”: Jati Diri Gong Suling dan Pola Musikal Gambuh Khas Padang Aji
Tags: mahasiswaSeniseni mahasiswaseni pertunjukanseni tariUPMI Bali
Previous Post

Ucapan Terima Kasih sebagai Cerminan Peradaban dan Kehalusan Budi

Next Post

Menabur Doa pada Ramalan Ular Kayu | Cerita Imlek dari Klenteng Ling Gwan Kiong Singaraja

Dede Putra Wiguna

Dede Putra Wiguna

Mahasiswa aktif di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah. Kontributor tatkala.co

Next Post
Menabur Doa pada Ramalan Ular Kayu | Cerita Imlek dari Klenteng Ling Gwan Kiong Singaraja

Menabur Doa pada Ramalan Ular Kayu | Cerita Imlek dari Klenteng Ling Gwan Kiong Singaraja

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

by Hartanto
May 15, 2025
0
‘Prosa Liris Visual’ Made Gunawan

SELANJUTNYA, adalah lukisan “Dunia Ikan”karya Made Gunawan, dengan penggayaan ekspresionisme figurative menarik untuk dinikmati. Ia, menggabungkan teknik seni rupa tradisi...

Read more

Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

by Gede Maha Putra
May 15, 2025
0
Mengharapkan Peran Serta Anak Muda untuk Mengembalikan Vitalitas Pusat Kota Denpasar

SIANG terik, sembari menunggu anak yang sedang latihan menari tradisional untuk pentas sekolahnya, saya mampir di Graha Yowana Suci. Ini...

Read more

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co