“Sampurasun..”
Baduy adalah salah satu etnis yang memiliki ciri yang unik dalam beberapa hal bila dibandingkan dengan kesukuan lain di Indonesia. Tertutup tapi terbuka, pola hidup sederhana, melarang warga untuk bersekolah formal.
Bentuk rumah nyulah nyanda, menghindari modernisasi, adanya kelompok Baduy Dalam dan Baduy Luar, serta memiliki keyakinan ( Agama ) Slam Sunda Wiwitan adalah beberapa ciri yang menjadi kekhasan kesukuan mereka.
Kepatuhan dan ketaatan serta ketegasan melaksanakan hukum adat mereka yang sering disebut Amanat Leluhur atau Pikukuh Karuhun adalah ciri utama kesukuan Baduy. Kehidupan mereka ditata dan tertata sedemikian rupa berdasarkan Kalender Adat.
Di kekinian etnis Baduy mulai membuka diri untuk berinteraksi dengan dunia luar, terlebih setelah kurang lebih 17 tahun yang lalu dibukanya program “ Wisata Saba Budaya Baduy” yang kemudian di tiga tahun terakhir telah dijadikan bagian dari Program Destinasi Pariwisata Berbasis Kearifan Budaya Lokal dan kini dinobatkan menjadi aset unggulan pariwisata di Lebak, Provinsi Banten.
Pengunjung berfoto bersama anak-anak Baduy | Foto Dok.Ahmad Sihabudin
Bicara soal wisata ke Baduy, satu hal yang harus disamakan persepsinya yaitu, bahwa wilayah Baduy adalah wilayah tanah ulayat yang ketat dengan hukum adat dan kehidupannya sangat sederhana; terutama di Baduy Dalam. Jadi jangan bermimpi seperti daerah wisata lain yang infrastruktur dan fasilitasnya dipersiapkan untuk memuaskan pengungjung.
Wisata ke Baduy Dalam pada hakekatnya adalah belajar kembali tentang bagaimana merasakan pola hidup sederhana yang jauh dari keramaian kota, belum terjamah kemodernan. Goal finishing wisata ke Baduy lebih ditujukan kepada riset atau untuk menggali khasanah budaya dan filsafat kehidupan , bukan dan tidak untuk bersenang senang.
Anak-anak Baduy menjajakan durian kepada wisatawan | Foto Dok.Ahmad Sihabudin
Beberapa Panduan bagi Pengunjung Baduy
1. Kunjungan ke Baduy terbagi dalam 4 katagori, yaitu:
- a. Kunjungan kerja/resmi dari pemerintahan
- b. Wisata Budaya
- c. Silaturahmi
- d. Tujuan khusus.
2. Untuk point 1a dan 1d perlu adanya pemberitahuan, izin resmi serta kesepakatan dari kedua belah pihak.
3. Untuk Point 1b dan 1c ikuti aturan tertulis dan atau saran dari pemandu wisata.
Khusus bagi yang ingin berwisata ke Baduy Dalam :
- Bisa lewat Pos 1 dari Ciboleger, Jarak tempuh ± 4 jam – 5 jam menempuh 7 bukit, bisa lewat jalan tengah atau jalan barat.
- Bisa lewat Pos 2 Cijahe, jarak tempuh ke Baduy Dalam Cikeusik 1 jam, ke Cibeo ± 2 jam
- Bisa lewat Pos 3 Binong Raya, Jarak tempuh 40 menit- 1 jam ke Cibeo dan Cikartawana dengan jalan relatif ringan, ke Cikeusik ± 1 jam.
- Disediakan team jasa Porter atau pemikul dengan tip tergantung ringan beratnya tas bawaan pengunjung. Dihitung biaya antara 25 ribu – 50 ribu rupiah per tas atau borongan sesuai dengan kesepakatan.
- Segala macam kebutuhan pribadi sesuaikan saja dengan kebiasaan masing-masing pengunjung.
- Penyediaan makan diserahkan pada team pengunjung, di Baduy Dalam tidak ada katering atau penyedia konsumsi.
- Tidur hanya di rumah warga dengan ala kadarnya sesuai dengan situasi kondisi rumah adat mereka, hanya ada tikar dan bantal sederhana.
- Mandi di sungai atau jamban sederhana yang tersedia.
- Buang air kecil dan buang air besar boleh disebut “vulgar” di sungai sesuai dengan lokasi yang sudah ditentukan.
- Alat penerangan sangat penting untuk disediakan oleh masing-masing pengunjung.
- Mereka tidak memiliki alat-alat dapur dan alat makan minum seperti lazimnya yang dipakai di kehidupan manusia modern.
- Bisa disambut secara resmi oleh tokoh adat Baduy Dalam atau tanpa penyambutan, tergantung permintaan pengunjung.
- Untuk penghargaan atau kehormatan atau oleh-oleh atau tanda kadeueuh kepada tokoh adat dispersilahkan sesuai dengan kemampuan, kemauan dan keikhlasan para pengunjung.
Nantikan tulisan tentang Baduy selanjutnya. Salam. [T]
Penulis: Asep Kurnia
Editor: Adnyana Ole
Belajar tentang budaya Baduy | Foto Dok.Ahmad Sihabudin
- BACA esai-esai tentangBADUY
- BACA esai-esai lain dari penulisASEP KURNIA