CARA MENGHUKUM PENGKHIANAT
perempuan menjunjung sebakul bekal untuk kita tertangkap musuh
satu prajurit berambut pirang dan satu prajurit berambut legam
mengapitnya menuju markas besar kita
jangan ada mengokang pelatuk senapan
tiba-tiba kita prajurit
menjauhkan gagang cangkul dari genggaman
kita bukan penembak jitu
besar kemungkinan salah sasar
prajurit bermata sipit yang bergabung dengan kita
membantah tidak mengokang pelatuk senapan
satu peluru lepas, satu prajurit berambut pirang tertumpas
jangan tembak satu prajurit lainnya
dia orang kita
meski dia lebih memilih berkhianat
biarkan dia terbirit-birit lari
beri kesempatan bertemu kita nanti
untuknya jangan pernah sebut nama pengkhianat
pukul dia dengan tatapan mata bengis
tetap mulut menyungging manis
pantang kita meludahi sampah
kotoran sekalipun
segera songsong perempuan yang basah kainnya oleh air kencingnya sendiri
sudah sangat terlambat lama kita melahap bekal
beri dia pulang bergegas
jangan sampai mendekat markas
apalagi sampai tahu markas kita
perjuangan belum menemukan akhir waktu
TIGA MAKAM
satu jenazah sangat saya kenal
junjungan saya
habis waktu saya menunggu
tidak ada kerabat menjemput
kehilangan jejak kiranya
dua jenazah lain
sama sekali tidak saya kenal
busana mereka menunjukkan
mereka dari kalangan terhormat
kerabat mereka tidak juga mendekat
habis waktu saya menunggu
menjadikan saya terhormat
penghormatan saya memakamkan mereka
satu makam saya tandai batu
dipahatkan nama
dua makam lainnya saya tandai batu polos
bertahun-tahun berlalu
kerabatnya membongkar makam
dengan nama di hulunya
lalu memuliakannya dengan ritual
dua makam tanpa nama
tetap gundukan tanah biasa
tidak ada menanyakan
mati saya kelak
mati juga kenangan
lidah tidak bercerita
hujan turut mengikis gundukan
Karangasem, 30 Desember 2024
PERJALANAN DINI HARI
pukul dua dini hari kami berangkat
dari sidemen
aku ditemani dua adik ayah
menjunjung satu sok ketupat
berisi sedikit lauk
sebagian menjadi bekal di perjalanan
sebagian menjadi oleh-oleh untuk ayah
dipenjarakan di tampuagan
sipir penjara itu orang-orang kita
mata-mata itu orang-orang kita
galaknya luar biasa
meski tidak ada orang belanda
mereka terjemahkan keberadaan tuannya
menangkap dan memenjarakan pejuang
merebut kembali kemerdekaan
orang-orang belanda pantang menyiksa
orang-orang kita yang punya tujuan
sebagaimana belanda merebut kemerdekaan
ketika dijajah jerman
Karangasem, 28 Desember 2024
sok : anyaman bambu berbentuk kubus, bakul
SETENGAH BUKIT
setengah bukit ini anugerah raja kepada kakyang
ini anugerah panas, sama sekali tidak menyejukkan
untuk kalian penerus takdir garis panjang setia dan patuh
kehendak raja tidak mungkin kakyang bantah dengan penolakan
maka kepada para penggarap anugerah ini kakyang jual murah
uang hasil penjualan kakyang belikan candu
kenikmatan hanya untuk diri sendiri
kakyang bersama dua karib berjasa membawa lari ke tista
dan menyembunyikan pangeran muda sebelum berhasil disentuh
kerabat yang menggunting lipatan dalam cota lelaki
terhindarlah pangeran muda dari incaran pembunuhan oleh para paman
yang sangat ingin menduduki singgasana
tembok puri yang tebal dan tinggi
tangga bambu menjadi jalan masuk dan keluar puri
masuk bertiga keluar berempat
keris terikat di tangan seperti mengikat
taji ayam disabung
jasa sekecil itu berbalas anugerah sebesar ini
sangat tidak pantas
lebih pantas para penggarap menerimanya
jangan dengarkan mulut penyampai berita panas
teruskan takdir garis panjang setia dan patuh
godaan mengincar luput dari lupa
kepada para penggarap kakyang berjasa meneruskan anugerah setengah bukit
Karangasem, 28 Desember 2024
kakyang : kakek
cota : ujung luar kemben
MENGIRIM KETUPAT
kalian berempat
aku beri beban berat
kalian pikul lima ratus ketupat
membawanya bagi rata berempat
dari sidemen ini
menuju tukad arca
lalui tempat jauh dari jalan
tempat paling tersembunyi
yang kalian berempat ketahui
jaga mulut tidak berucap
jika tepergok
katakan kalian membawa ketupat
untuk sangu para pekerja
membangun terowongan di tukad arca
pastikan kalian selamat
tiba di tujuan
ketupat ini sangat dibutuhkan
para pejuang di garis depan
tiba kalian di tukad arca
naik kalian ke dataran di atas tukad arca
kalian berempat tidak akan
bertemu siapa-siapa
bergegaslah
di batu pipih dekat pohon
letakkan sok bodag ketupat
sanan dan salang bawa cepat pulang
Karangasem, 28 Desember 2024
bodag : anyaman bambu berbentuk kubus berukuran besar, bakul besar
sanan : alat memanggul, gandar
TUHAN BEGITU DEKAT
di tanah aron pasukan kita terdesak
mata-mata mengirim berita
semua jalan ditempati musuh
di barat, selatan, dan timur
hanya satu arah memungkinkan
diam-diam menyingkir
belukar adalah jalan termudah
berliku-liku pada redup cuaca
gunung agung menjulang di utara
siapakah lelaki berkain serba hitam itu
selalu jauh di depan kita
tidak pernah lenyap dari tatapan kita
tatapannya tidak pernah mengarah kita
sampai kita pada sumur sedalam sejengkal
bergantian kita menimba air setopi baja
topi baja menyentuh dasar sumur
air tidak pernah keruh
air tidak habis-habis di sumur
tidak terlihat sumber air
sekali tenggak habis air di topi baja
dahaga dan lapar kita entah ke mana
penat dan letih kita entah ke mana
lelaki berkain serba hitam melangkah
tanpa dikomando kita juga melangkah
meninggalkan karangasem
siapakah lelaki berkain serba hitam itu
menjadi penunjuk jalan
mencari perlindungan di buleleng
tuhan begitu dekat
menggiring kita selamat
Karangasem, 28 Desember 2024