23 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Warabhoga”: Refleksi Makanan Bergizi untuk Pelajar-Pertapa dalam Sastra Kawi

Putu Eka Guna YasabyPutu Eka Guna Yasa
January 6, 2025
inEsai
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

Putu Eka Guna Yasa

MENAPAK tahun baru 2025, pemerintah Republik Indonesia merealisasikan program makan bergizi gratis untuk para pelajar. Meskipun menuai pro-kontra, program ini memiliki niat yang baik. Beberapa di antaranya adalah meningkatkan asupan gizi anak sekolah, mengurangi angka putus sekolah, meningkatkan partisipasi siswa, meningkatkan motivasi belajar anak, dan yang lainnya. Tujuan jangka panjangnya yaitu membentuk generasi emas 2045.   

Di tengah akses informasi yang menganga lebar saat ini, tentu sistem pengetahuan untuk memilih dan memilah makanan bergizi bisa diakses dengan cepat dari semua tempat. Akan tetapi, tidakkah tradisi sastra Kawi sebagai lumbung pengetahuan masa lalu menyisakan jejak-jejak kearifannya untuk kita gunakan sebagai referensi saat ini?

Jika pertanyaan itu kita ajukan dengan sungguh-sungguh maka khazanah literasi sastra Kawi menyatakan bahwa perbaikan kualitas gizi, termasuk di dalamnya fisik dan rohani bisa disangga dengan suatu sikap hidup yang disebut dengan brata. Kata brata tidak hanya berarti berpantang, tetapi juga sikap hidup yang konsisten untuk memilih sesuatu yang dibutuhkan untuk kesehatan tubuh, perkembangan kualitas mental, dan juga pertumbuhan spiritual.

Sumber Sastra

Pustaka Brata yang keberadaannya cukup melimpah seperti Aji Brata, Tattwa Brata,  Bebratayan Wong Beling, Suptaprana, Lebur Gangsa, dan lainnya memberikan petunjuk penting tidak saja berkaitan dengan pemilihan jenis makanan yang bergizi, tetapi juga aspek kehigienisan dan tata etika makan yang bertujuan agar segala sesuatu yang dikonsumsi ngamertanin atau memberi daya kehidupan. Bukan sebaliknya ngawisyanin atau membawa penyakit. 

Foto Panel Candi Borobudur: Masyarakat Memastikan Ketersediaan Pangan | Sumber: common.wiki

Pustaka Aji Brata menyatakan jenis brata yang penting diterapkan sebelum makan dengan istilah istilah asuci laksana. Brata ini dilakukan dengan cara tidak makan apabila belum mencuci wajah, dan meminyaki rambut [bratā aśuci lakşańā, nga, tan pamangan yan durung ararawup, alĕlĕnga]. Pesan yang tersirat dalam pustaka tersebut jelas menekankan pentingnya usaha menjaga kebersihan atau kehigienisan sebelum makan. Imbauan yang sama ternyata juga diwacanakandalam Geguritan Lodha dengan ungkapan eda ngamah satonden manjus, masih ulahang pisan, bratayang pilihin i camah campur, yadin mainĕm-inĕman, nda nginĕm ne mamunyahin ‘jangan makan sebelum mandi, juga usahakan sekali, hindari dan cermati makanan yang kotor, termasuk pula meminum-minuman, jangan minum yang memabukkan’.

Kehigienisan yang ditekankan dua pustaka di atas dilengkapi dengan uraian etika makan yang ngamertanin dalam lontar Suptaprana. Pustaka tersebut menyatakan bahwa apabila seseorang ingin mendapatkan amerta “manfaat” dan bukan wisya “penyakit” maka mereka disarankan menghadap ke arah timur dengan bersila ketika makan. Setelah selesai makan, orang tersebut juga tidak diperkenankan langsung mencuci tangan di wadah makanan yang digunakan karena hal itu sama dengan mengusir Sang Hyang Amerta. Tangan pun tidak boleh langsung dibersihkan, melainkan mesti dioleskan dulu ke telapak kaki sebagai usaha untuk angunci merta ‘mengunci amretha’. Setelah itu, barulah tangan bisa dicuci. Informasi terakhir dapat kita pertimbangkan hanya dengan membatinkannya saja di dalam diri.

Selain uraian tentang etika makan, pustaka Suptaprana juga menyatakan sejumlah hal yang tidak boleh dilakukan ketika makan. Pertama, tidak boleh aboret yang artinya makan sambil berjalan. Kedua, tidak boleh anugtih yang artinyamakan sambil melentangkan kaki dan melilitkannya. Ketiga, tidak boleh angloklok yang artinya makan sambil jongkok. Keempat, tidak boleh nglaler yang artinya makan sambil berdiri. Kelima, tidak boleh ngamah yang artinya makan sambil tidur. Sekali lagi, semua pantangan tersebut dilakukan agar makanan yang masuk ke tubuh kita dapat memberi daya hidup alias ngamertanin.

Lantas jenis makanan apakah yang mesti dipilih untuk menjaga gizi untuk kesehatan jiwa dan raga?Kakawin Ramayana menguraikan sejumlah makanan sehat yang dijadikan rahasia kekebalan tubuh para pelajar-pertapa dalam episode perjalanan Rama dan Sita kembali ke Negeri Ayodya, pasca perang di Alengka. Dengan mengendarai kereta Puspaka, Rama yang pulang menuju kerajaannya menceritakan asrama Resi Bharadwaja dan aktivitas yang dilakukan para pertapa di sana.

Di asrama Resi Bharadwaja tersebut, para pendeta memakan jenis makanan terpilih yang disebut warabhoga. Untuk keteguhan iman, mereka memakan ikan godem tanpa garam (pabhukti ng ulam got, tan pagarĕm pamagĕr nirang ambĕk). Umbi biaung juga dimanfaatkan untuk melatih mental seseorang agar ingat terhadap hutang budi pengetahuan (wungli wales malĕseng guṇa donya). Ketumbar yang bijinya kecil-kecil digunakan untuk menenangkan pikiran (lampĕs apes puharanya kaśantan). Buah kem dapat menghapus nafsu dan noda (rukĕm asĕwo raga mala rinūgnya). Sedangkan jamunya menyebabkan sempurnanya ilmu pengetahuan (lwah amuharālwāmbĕk ing aji malwā). Ubi talas dapat menghilangkan nafsu birahi (talĕsatĕlasanāng sĕnehasangga). Sementara makanan terbaik bagi para wiku adalah pisang panggang (tulusa wiku ng mamangan hilus mamungkus). Di sisi lain, kacang kekara dapat menjaga sensitivitas hati agar bisa iba kepada orang lain (kara-kara karūṇa karakṣa denya). 

Refleksi

Dari uraian di atas, kita dapat mengidentifikasi bahwa para pertapa mengkonsumsi jenis makanan yang variatif untuk peningkatan kualitas tubuh, termasuk jiwa atau rohaninya. Jika dilihat dari kandungan nutrisinya, para pertapa tersebut mendapatkan protein nabati dari kacang kara, sedangkan protein hewani diperoleh dari ikan godem. Serat, antioksidan, dan karbohidrat didapatkan dari pisang dan berbagai jenis umbi yang dikonsumsinya. Di sisi lain, mereka juga meminum jamu buah kem yang banyak mengandung vitamin C, menangkal radikal bebas, dan menyehatkan pencernaan.

Itulah berbagai jenis makanan yang menopang aktivitas belajar para pertapa sekaligus pertapa yang terefleksi dari Kakawin Rāmāyaṇa. Tentu mereka yang belajar berbagai pengetahuan seperti ajining hening, aji sangkhya, aji kumara, Paśupata, Guna Hasti, dan yang lainnya memerlukan fondasi kesehatan tubuh yang prima. Pustaka-pustaka lain menyebutkan dharmārthakāmamokṣaṇam śarīram sadhanam ‘tubuh yang sehat adalah sarana untuk melakukan kebenaran, mencari materi, meraih kenikmatan, dan mencapai pembebasan akhir’.

Kita yang saat ini sudah agak berjarak dengan kehidupan para pertapa tentu bertanya, dari manakah mereka mendapatkan berbagai makanan tersebut? Di samping dari persembahan raja dan masyarakat, para pertapa itu dapat dipastikan menanam sendiri berbagai kebutuhan hidupnya. Dalam Babad Dalem misalnya disebutkan bahwa seorang wiku bergelar Ida Padanda Sakti Manuabha memiliki kemampuan bertani yang baik, meski di usia beliau yang masih belia (nguni Ida Manuabha, duk I Gusti Pande rinĕjĕk olih I Dewa Bĕkung, ida sampun bisa mananggala). Dengan menghasilkan berbagai kebutuhan hidup terutama pangan bergizi secara mandiri, para pertapa ini bisa fokus mempelajari pengetahuan dan menyuarakan kebenaran.

Sampai di titik ini, gagasan besar makan bergizi gratis untuk menstimulus motivasi belajar siswa sesungguhnya juga berhulu pada kemampuan bangsa dalam mencapai kedaulatan pangan. Kita tentu tidak berharap program makan bergizi gratis ini kemudian mengimpor berbagai bahan makanan tersebut dari luar negeri, tanpa memberdayakan para petani dari tanah dan natah sendiri. Terlebih, dalam prosesnya, para mafia bekerja untuk menjadikan program ini semata sebagai lahan korupsi.

Di sisi lain, selama ini kita yang terkenal sebagai bangsa agraris terbiasa menempatkan para petani hanya sebagai penonton atas kesejahteraan dan kemajuan zaman. Kecurigaan ini bukan tanpa alasan, sebab di beberapa tempat rencana pemerintah untuk membuat food estate sebagai pilar penyangga ketahanan pangan hanya sebagai kedok untuk membuka lahan. Di sana, tanaman yang semula direncakan singkong berubah menjadi jagung dan lama-kelamaan bukan tidak mungkin ditanami beton. [T]

BACA artikel lain dari penulis PUTU EKA GUNA YASA

Dhyāna Paramitha: Laku Asih pada Semesta dalam Jinārthi Prakrĕti
“Kandapat” dan Alasan Memuja Leluhur: Catatan dari Geguritan Japatuan
Perlindungan Sastra untuk Kekerasan Terhadap Anak: Catatan dari Pustaka Adiparwa

Dari Ujung Lidah sampai Ujung Pangrupak: Membaca Saraswati sebagai Momentum Literasi

Jelajah Sungai dalam Sastra dan Sarira

Tags: kolomKolom WirangrongmakanPendidikanPutu Eka Guna Yasasastrasastra bali klasikSastra Kawisekolah
Previous Post

Ketika Gong Pembelajaran Mulai Ditabuh

Next Post

Lazer Sidetapa Juarai Kejuaraan U-20, Bukti Regenerasi dan Dominasi di Turnamen Lokal Desa

Putu Eka Guna Yasa

Putu Eka Guna Yasa

Pembaca lontar, dosen FIB Unud, aktivitis BASAbali Wiki

Next Post
Lazer Sidetapa Juarai Kejuaraan U-20, Bukti Regenerasi dan Dominasi di Turnamen Lokal Desa

Lazer Sidetapa Juarai Kejuaraan U-20, Bukti Regenerasi dan Dominasi di Turnamen Lokal Desa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sujiwo Tejo, Kim Nam Joon, dan Najwa Shihab: Siapa yang Didengar, Siapa yang Ditiru?

by Stebby Julionatan
May 23, 2025
0
Sujiwo Tejo, Kim Nam Joon, dan Najwa Shihab: Siapa yang Didengar, Siapa yang Ditiru?

DALAM dunia pendidikan, kemampuan berbicara bukan hanya tentang menyampaikan kata-kata, melainkan juga menyangkut kepercayaan diri, daya pikir kritis, dan keterampilan...

Read more

HP Android dan Antisipasi Malapetaka Moral di Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 21, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

DALAM beberapa tulisan yang pernah saya publikasikan, kurang lebih sepuluh tahun lalu saya sudah memperkirakan bahwa seketat dan setegas apa...

Read more

Mari Kita Jaga Nusantara Tenteram Kerta Raharja

by Ahmad Sihabudin
May 20, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Lestari alamku, lestari desaku, Di mana Tuhanku menitipkan aku. Nyanyi bocah-bocah di kala purnama. Nyanyikan pujaan untuk nusa, Damai saudaraku,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja
Panggung

“ASMARALOKA”, Album Launch Showcase Arkana di Berutz Bar and Resto, Singaraja

SIANG, Jumat, 23 Mei 2025, di Berutz Bar and Resto, Singaraja. Ada suara drum sedang dicoba untuk pentas pada malam...

by Sonhaji Abdullah
May 23, 2025
Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno
Panggung

Pesta Kesenian Bali 2025 Memberi Tempat Bagi Seni Budaya Desa-desa Kuno

JIKA saja dicermati secara detail, Pesta Kesenian Bali (PKB) bukan hanya festival seni yang sama setiap tahunnya. Pesta seni ini...

by Nyoman Budarsana
May 22, 2025
Membaca Taiwan, Merenungi Indonesia
Tualang

Membaca Taiwan, Merenungi Indonesia

PERTENGAHAN April 2025 lalu untuk pertama kalinya saya mendarat di Formosa, nama lain dari Taiwan. Selasa (15/04/25), Bandara Taoyuan menyambut...

by Arif Wibowo
May 22, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co