5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Kalender Adat dan ”Kolenjer” — [Bagian 1]: Panduan Kehidupan Etnis Baduy

Asep KurniabyAsep Kurnia
December 27, 2024
inEsai
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

Asep Kurnia

SETIAP wilayah dan kelompok masyarakat pasti memiliki aturan yang dibakukan sebagai penuntun dan penata laksana pola kehidupan, panduan, dan rujukan berkehidupan yang sekaligus berfungsi sebagai pengatur hubungan dan perilaku sosialnya.

Keberadaan hukum atau aturan pastinya  tidak ditentukan oleh besar dan kecilnya suatu komunitas. Setiap kelompok masyarakat sudah pasti membutuhkan aturan untuk mengatur dan melaksanakan pola kehidupannya  dalam  rangka menjamin   keberlangsungan hidup kelompoknya.

Komunitas adat terpencil di Indonesia terus berjuang untuk mendapatkan perlindungan hukum berupa undang-undang keadatan. Itu semua bukti nyata bahwa kelompok masyarakat yang berada wilayah hukum NKRI memerlukan jaminan  kepastian hukum bagi keberlangsungan hidup kesukuannya.

Untuk menaunginya paling terendah atau paling  sederhananya bisa dibuatkan berupa Peraturan Daerah (Perda). Seperti Suku Baduy misalnya, yang sudah memiliki payung hukum dengan telah diterbitkannya  Perda No 32 Tahun 2001  tentang Perlindungan Atas Tanah Ulayat Masyarakat  Baduy, yang diperkuat oleh Surat Keputusan Bupati No 590/kp.233/huk/2002 tentang Penetapan Batas-batas Detail Hak Ulayat Masyarakat Baduy di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak  tanggal  16 Juli  2002.

Di dalam sebuah organisasi apakah itu pemerintahan, lembaga, atau organisasi yang namanya perusaahan, kita sering mengenal  yang namanya Kalender Kegiatan  atau Program Kerja tahunan, atau kalau di kampus ada Kalender Akademik. Biasanya berisi panduan, tuntunan dan sekaligus tuntutan tentang bagaimana ragam kegiatan di berbagai aspek kegiatan kehidupan yang akan dan harus dilakukan oleh anggota organisasinya atau  pejabat negara bersama  masyarakat.

Setiap bulan pasti akan diagendakan berbagai jadwal tentang apa yang pantas dilakukan sesuai dengan bidang garapannya dan target yang harus dicapai. Pada komunitas adat atau kelompok etnis yang keberadaannya telah  diakui negara, mereka memiliki seperangkat  tuntutan  hukum adat dan budaya  yang tentunya berbeda satu sama lainnya (adanya keragaman).

Keberadaan hukum adat di masing-masing komunitas itu tiada lain dan tiada bukan adalah untuk menjamin keberlangsungan hidup dan kehidupan kelompoknya agar tidak punah dihantam oleh arus perubahan zaman.

Kalender Adat

Baduy merupakan etnis yang keberadaannya tetap ajeg dan konsisten menjalankan atau melaksanakan segala amanat leluhurnya dan tegas menegakkan hukum adat. Ia tetap eksis penuh percaya diri, tidak serta-merta terpengaruh oleh proses pembombardiran pemoderenan yang begitu gencar menjelajah wilayah pedesaannya. Meskipun penduduk Baduy Luar yang berbatasan langsung dengan masyarakat luar Baduy beberapa warga sudah menggunakan alat komunikasi smartphone untuk menjalankan usahanya.

Mereka di tanah ulayatnya yang hanya berjarak sekitar 100-110 KM dari Kota Metropolitan Jakarta sebagai ibu kota Negara Indonesia sampai saat ini tetap damai, aman , nyaman, tertib dan harmonis menjalankan, dan melaksanakan pola kehidupan adatnya, tetapi tetap intens berinteraksi dengan dunia luar.

Tingkat keterpengaruhan atau perubahan pola kehidupan adat oleh budaya para pengunjung relatif kecil. Mereka begitu terampil menyeleksi atau mengadopsi pola hidup modern yang akan bedampak negatif pada model kehidupan adatnya. Mereka itu sepertinya kaku tetapi fleksibel, tertutup tapi terbuka, atau sebaliknya; terbuka tapi tetap tertutup. Mereka membuka interaksi dengan pihak dunia luar, tetapi mereka bisa membatasinya tanpa membuat pihak lain tersinggung.

Lalu muncul pertanyaan : mengapa Baduy begitu hebat dan kuat bertahan dengan identitas kesukuan yang tetap terjaga, padahal wilayahnya begitu rentan untuk dipengaruhi oleh modernisasi karena seluruh wilayahnya dikelilingi dan dibatasi oleh 6 wilayah kecamatan yang penduduknya sudah berbudaya modern?

Pertanyaan sederhana itu menjadi penting untuk saya sampaikan, alih-alih berbagi pengalaman sebagai individu yang tinggal di tapal batas Baduy, dan kerap kali mendampingi istri mengurus kesehatan warga Baduy, baik Baduy Dalam maupun Baduy Luar. Pada kesempatan lain saya juga ingin mengisahkan ”interaksi Baduy dengan kesehatan”.

Tentunya jawaban untuk pertanyaan di atas bisa dibedah dari berbagai sudut pandang keilmuan. Dari sekian fakta yang penulis gali, salah satu jawaban yang bisa penulis sampaikan adalah bahwa di etnis Baduy memiliki semacam konstitusi baku, dan sangat mengikat ke dalam dan ke pihak luar adat yang di dalamnya berisi tentang runtutan atau rincian dan tahapan lengkap pola kehidupan adat. Dan itu dijadikan panduan pokok dalam menuntun kehidupan masyarakat adat untuk kurun waktu satu tahun. Konstitusi itu bernama: “Kalender Adat – Penanggalan Adat dan Kolenjer”.

Kalender adat suku Baduy disebut Kolenjer yang sudah digunakan sejak dahulu kala. Kolenjer terbuat dari kayu atau bambu dalam bentuk lempengan. Biasanya ditandai dengan ukiran berbentuk garis dan titik. Namun sampai saat ini belum ada catatan yang pasti sejak kapan Kolenjer digunakan masyarakat Desa Kanekes, Baduy.

Nama Bulan di Kalender Adat Baduy

Baduy selalu menyimpan sesuatu yang misteri dan unik. Selain ratusan tahun selalu menutup diri dari interaksi dengan dunia luar, menghindari dan menjauhkan diri dari pengaruh pola-pola kehidupan modern, Baduy juga salah satu kesukuan yang menganut budaya lisan seperti yang mereka katakan, “di baduy mah ngan aya Lisan di nagara aya tulisan, di baduy mah aya Carek di nagara aya Coret, di baduy mah ngurus bathinna di nagara ngurusan lahirna..” (di Baduy cuma ada lisan/ucapan, di negara ada tulisan;  di Baduy cuma ada petunjuk, di negara ada aturan tertulis;  di Baduy ngurus bathinnya /doa,  di negara mengurus lahiriah/materi). 

Dampak nyata dari budaya lisan tersebut  tentunya jika kita atau pihak luar (researcher) ingin mengetahui tentang silsilah kesukuan mereka dan atau ingin menggali aspek  sosial budaya, agama/kepercayaan mereka, serta segala informasi dan kerahasiaan tentang siapa Baduy dengan segala proses sosial kehidupannya hanya bisa didapat atau digali melalui  ngobrol, observasi dan  wawancara dengan para pemuka adat dan masyarakat. Mereka kesehariannya terkadang  sulit ditemui, karena sibuk dengan tugas melaksanakan berbagai kegiatan adat (ritual) yang sudah tersusun di dalam kalender adat.

Informasi atau kesejarahan mereka tidak didokumentasikan seperti etnis lain yang sudah adaptif dengan budaya tulisan. Maka, jangan kaget sampai saat  di dunia ilmu pengetahuan kita sulit menemukan literatur tentang suku Baduy yang autentik dan originalitas, ilmiah, kredibel, berkualitas serta akademis. Contoh kecil, seperti melacak bagaimana menentukan perhitungan penanggalan kalender adat yang dijadikan panduan kehidupan sehari-hari mereka sangatlah sulit.

Seperti kita ketahui, dalam sistem penanggalan umum kita mengenal ada dua sistem yang dijadikan acuan yaitu sistem Masehi dan Hijriah . Kalender adat suku Baduy memiliki kesamaan, tetapi juga keunikan bila dibandingkan dengan kalender Masehi maupun  kalender tahun Hijriah (kalender Islam). Sama sama memiliki jumlah bulan sebanyak 12, tetapi beda nama dan beda memulai perhitungan awal tahunnya.

Muharram, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqa’dah, Dzulhijjah adalah nama bulan pada kalender Islam. Januari – Desember nama bulan pada kalender Masehi.

Susunan nama bulan di penanggalan adat  Baduy adalah : “Safar, Kalima,  Kanem,, Kapitu, Kadalapan, Kasalapan, Kasapuluh, Hapit Lemah, Hapit Kayu, Kasa, Karo dan  Katiga”. Dalam bulan-bulan tersebut diisi dan terisi secara lengkap serta tersusun oleh segala kegiatan adat untuk selama satu tahun.

Seluruh kegiatan adat (ritual) yang tercantum di kalender adat tersebut sangat mengikat dan wajib dilakukan oleh masyarakatnya tanpa terkecuali. Kalender adat itu menjadipatokan dan acuan pokok-pokok kehidupan mereka. [T][Bersambung]

  • BACA esai-esai tentang BADUY
  • BACA esai-esai lain dari penulis ASEP KURNIA
Kembalinya Sistem Pemerintahan Adat Baduy
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”
Riwayat “Menak” Banten dan Asal-Usul Banten Versi Orang Baduy
Baduy, Penolakan Internet, dan Pariwisata
Tags: bantenJawa Baratkalendermasyarakat adatSuku Baduy
Previous Post

Merawat Tradisi Bumbu Bali Lewat Parade Ngelawar di Denpasar Festival 2024

Next Post

Haulu dan Kisah Pilu Para Perajin Perahu Kayu dari Pulau Poteran

Asep Kurnia

Asep Kurnia

Pemerhati Baduy, tinggal di tapal batas Baduy

Next Post
Haulu dan Kisah Pilu Para Perajin Perahu Kayu dari Pulau Poteran

Haulu dan Kisah Pilu Para Perajin Perahu Kayu dari Pulau Poteran

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co