18 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

TikTok, Generasi Muda, dan Identitas Digital yang Terkonstruksi

Petrus Imam Prawoto JatibyPetrus Imam Prawoto Jati
December 7, 2024
inEsai
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

Petrus Imam Prawoto Jati

JIKA kita bicara tentang generasi muda saat ini, maka tak akan lepas dari persoalan media sosial. Salah satu platform media sosial yang paling populer di Indonesia saat ini adalah TikTok. Bahkan pengguna tertinggi TikTok di planet ini ada di nusantara.

Tidak lagi hanya sebagai aplikasi hiburan semata, kini platform TikTok telah menjadi simbol zaman yang baru, dia mendefinisikan cara Generasi Z mengekspresikan diri di era digital. Dengan miliaran pengguna aktif yang datang dengan berbagai kepentingan dan motivasi, TikTok telah menjelma menjadi arena pertemuan dan pertempuran identitas digital, ekspresi kreativitas, dan bahkan tekanan sosial.

Namun, di balik semua hiruk-pikuk tarian, kelucuan, dan tren viral, ada pertanyaan yang mendasar bagi generasi muda kita saat ini, yaitu mengenai dampak penggunaan dan keterlibatan mereka dengan media tersebut hubungannya dengan kesehatan mental, kreativitas, dan bagaimana generasi muda kita memahami serta membangun identitas digital diri mereka sendiri.

TikTok tidak hanya sekadar menjadi aplikasi populer, tetapi juga membentuk suatu budaya baru tersendiri. Platform ini, dengan fitur-fitur yang sederhana, segera saja memungkinkan siapa pun untuk menjadi kreator, dan mempopulerkan segala hal mulai dari tarian, jualan, kampanye politik, tarian hingga meme.

Dampak positifnya memang ada, karena media ini mampu memberikan ruang bagi kreativitas untuk berkembang tanpa batas. Tetapi di sisi lain yang menarik, algoritma TikTok yang sangat canggih memang dirancang untuk mempertahankan perhatian pengguna, hal inilah yang relate dengan konsep “ekonomi perhatian”. Herbert A. Simon (1971), dalam pernyataannya yang terkenal “A wealth of information creates a poverty of attention”. Algoritma ini dirancang untuk menjaga yang disebut perhatian pengguna, artinya menyasar dan memberikan para penggunanya jenis video yang “tepat” di waktu yang “tepat”.

Melalui mekanisme pengolahan big data, algoritma ini tidak hanya mempromosikan konten yang relevan secara personal, tetapi juga menciptakan “filter bubble” yang membuat pengguna terus terjebak dalam siklus konsumsi konten serupa (Pariser, 2011). Generasi muda kita, sebagai pengguna dominan, menghadapi tekanan sosial yang luar biasa untuk terus bisa tetap relevan.

Mereka tidak hanya berkompetisi dengan sesama pengguna, tetapi juga berkompetisi dengan ekspektasi tak kasat mata yang diciptakan oleh algoritma ini. Dalam dunia industri ada semacam quality control,  yang harus dipenuhi serta standar agar bisa tetap relevan.

Identitas Digital: Antara Otentisitas dan Artifisialitas

TikTok telah menjadi cermin bagi generasi muda kita, suatu tempat dimana mereka menyerap referensi, membentuk dan memamerkan kembali suatu identitas digital mereka. Tetapi, apakah identitas yang mereka tampilkan benar-benar identitas otentik, yang benar-benar mencerminkan diri mereka?

Identitas digital generasi muda kita sering kali menjadi representasi yang lebih “ideal” dibandingkan diri mereka yang sebenarnya. Menurut Sherry Turkle (2011), seorang psikolog dan profesor di MIT, media sosial seperti TikTok mendorong pengguna untuk menciptakan suatu identitas diri atau persona yang didasarkan pada apa yang ingin dilihat orang lain. Hal ini menyebabkan banyak pengguna kehilangan kontak dengan diri sejati mereka.

Hal ini selanjutnya menimbulkan suatu tekanan, untuk selalu memuaskan ekspektasi audiens. Ketika perhatian beralih dari “siapa saya” ke “apa yang diinginkan orang lain dari saya,” generasi muda kita terjebak dalam lingkaran konstruksi identitas yang artifisial.  Di tengah eksplorasi identitas ini, TikTok menjadi medan perang antara keaslian dan kebutuhan akan validasi eksternal.

 Fenomena ini sangat relevan dan berhubungan erat dengan konsep “presentasi diri” yang dijelaskan oleh Erving Goffman (1959). Jika dikaitkan dengan perkembangan digital saat ini, maka hal ini berkenaan di mana setiap individu memainkan peran tertentu untuk memenuhi norma sosial di platform digital.

Generasi muda kita sering kali merasa cemas jika konten mereka tidak mendapatkan cukup “likes” atau “views.” Konsep ini berakar pada apa yang disebut sebagai “fear of missing out” atau FOMO (Przybylski et al., 2013), di mana pengguna merasa cemas jika tidak ikut serta dalam tren atau mendapatkan cukup perhatian.

Tekanan ini dapat memengaruhi kesehatan mental, menciptakan kecemasan, bahkan depresi pada pengguna muda (Twenge, 2017). Jean M. Twenge menemukan hubungan yang kuat antara peningkatan penggunaan media sosial dan kemunduran kesejahteraan mental, termasuk peningkatan tingkat depresi, kecemasan, dan perasaan kesepian.

Kesehatan Mental dan Kreativitas yang Dibingkai Algoritma

Kebutuhan agar menjadi viral adalah bagian yang tak terhindarkan dari asyiknya pengalaman di TikTok. Di sisi kreativitas, TikTok memberikan peluang besar bagi eksplorasi ide baru. Namun, algoritma di media sosial sering kali membawa audiens ke prinsip homogenitas. Kreator yang mengikuti tren cenderung mendapatkan lebih banyak perhatian dibandingkan mereka yang mencoba sesuatu yang baru atau berbeda.

Hal ini menciptakan apa yang disebut sebagai “kreativitas algoritmik” di mana inovasi dibatasi oleh preferensi sistem.  TikTok memberikan ruang bagi generasi muda kita untuk menemukan komunitas, membangun identitas, dan mengekspresikan bakat yang mungkin lebih sulit diakses di dunia nyata. Namun bagaimana pun juga, ada harga yang harus mereka bayar. Kehilangan otentisitas, adanya tekanan sosial secara digital agar terus relevan, dan ketergantungan pada algoritma adalah beberapa konsekuensinya.

 Hal tersebut membuat platform seperti TikTok menciptakan lingkungan yang penuh paradoks: mereka menawarkan kebebasan berekspresi, tetapi sekaligus membatasi dan menilai bagaimana ekspresi itu akan diterima.  Dengan kata lain, generasi muda kita memiliki peluang untuk menunjukkan kreativitas, namun mereka juga terjebak dalam lingkaran validasi yang diciptakan oleh algoritma.

Refleksi dan Solusi

Di tengah paradoks ini, kesadaran digital menjadi kunci untuk menghadapi tantangan. Literasi digital bukan hanya soal kemampuan teknis, tetapi juga pemahaman yang kritis tentang bagaimana teknologi memengaruhi cara kita berpikir dan bertindak (Livingstone, 2004). Refleksi kritis, seperti yang diusulkan oleh Foucault (1988), penting untuk membantu generasi muda kita memahami diri mereka sendiri di tengah tekanan sosial.

Mereka perlu diberikan pemahaman untuk memprioritaskan otentisitas daripada viralitas. Selain itu, orang tua dan pendidik memiliki peran besar dalam membimbing mereka agar dapat menyeimbangkan kreativitas dengan kesehatan mental.

Sangat penting untuk dapat menciptakan lingkungan yang mendukung di mana generasi muda kita dapat mengeksplorasi identitas secara sehat dan memunculkan kreativitas tanpa tekanan sosial yang berlebihan. Misalnya, membangun komunitas di luar media sosial yang menghargai keaslian dan bakat individu, dapat menjadi solusi untuk membantu generasi muda kita menjaga keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata.

TikTok adalah cerminan dunia modern, penuh peluang sekaligus tantangan. Untuk generasi muda kita, platform ini adalah ruang kreatif sekaligus arena perjuangan identitas. Pada akhirnya, pertanyaannya bukan lagi tentang bagaimana TikTok memengaruhi kita, tetapi bagaimana kita dapat memanfaatkan TikTok tanpa kehilangan kendali atas diri kita sendiri.

Apakah generasi muda kita akan menjadi kreator yang otentik, atau hanya bayangan dari algoritma yang mengatur mereka? Jawaban atas pertanyaan ini akan menentukan bagaimana kita, sebagai masyarakat, memahami hubungan antara teknologi, kreativitas, dan identitas di era digital ini. Happy Scrolling! [T]

BACA artikel lain dari penulis PETRUS IMAM PRAWOTO JATI

Memaknai Foto sebagai Narasi Identitas, Sosial, dan Budaya
Candu Media Sosial dan Kesehatan Mental
Merandai Cakrawala Sinema: Membangun Karakter Generasi Milenial hingga Alpha
ASMR: Hiburan, Manipulasi, dan Refleksi atas Kehidupan Modern
Transformasi Radio: Menolak Mati dalam Gelombang Digitalisasi

Tags: generasi mudamedia sosialtiktok
Previous Post

Warung Nasi Lawar Dugong 21: Kuliner Legendaris dari Guwang dan Kisahnya yang Jarang Diketahui

Next Post

“When Cening Meets Kawa, the Magical Forest” Tayang Perdana di JAFF ke-19: Angkat Budaya Bali dan Fantasi Anak-anak

Petrus Imam Prawoto Jati

Petrus Imam Prawoto Jati

Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah

Next Post
“When Cening Meets Kawa, the Magical Forest” Tayang Perdana di JAFF ke-19: Angkat Budaya Bali dan Fantasi Anak-anak

"When Cening Meets Kawa, the Magical Forest" Tayang Perdana di JAFF ke-19: Angkat Budaya Bali dan Fantasi Anak-anak

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Manusia Tikus”, Gen Z yang Terjebak di Kolong Kasur

by Petrus Imam Prawoto Jati
June 17, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

ADA satu istilah yang lagi rame di China sana, shǔ rén alias “manusia tikus”. Bagi sidang pembaca yang belum tahu,...

Read more

Kriteria dan Syarat Sosok Pemimpin di Suku Baduy

by Asep Kurnia
June 17, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

KRISIS kualitas kepemimpinan nasional sedang terjadi dan melanda secara dahsyat, moralitas dan tingkat keamanahan seorang pemimpin yang terpilih menunjukan kurva...

Read more

Han Kang dan Kolase Enigmatik Novel Vegetarian

by Lintang Pramudia Swara
June 16, 2025
0
Han Kang dan Kolase Enigmatik Novel Vegetarian

BEGITU enigmatik dan diabolis, saya rasa Han Kang memberi tawaran segar di kancah sastra dunia. Sejak diumumkan sebagai pemenang Nobel...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan 

Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan

June 16, 2025
Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

June 15, 2025
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng
Khas

Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng

MENJAGA hutan desa, tidak cukup dengan hanya berkoar—atau mengajak sesama mari menjaga hutan dan air; untuk hidup yang sedang berlangsung,...

by Sonhaji Abdullah
June 17, 2025
Tidak Ada Petruk dalam Drama Gong Lawas Banyuning Singaraja di Pesta Kesenian Bali 2025
Khas

Tidak Ada Petruk dalam Drama Gong Lawas Banyuning Singaraja di Pesta Kesenian Bali 2025

TIDAK ada Petruk dalam Drama Gong Banyuning, Singaraja, yang bakal pentas di Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025. Tentu saja. Yang...

by Komang Puja Savitri
June 16, 2025
Yan Mintaraga, Seniman Pinggir Taman Kota Singaraja
Persona

Yan Mintaraga, Seniman Pinggir Taman Kota Singaraja

SETIAP Minggu pagi, Taman Kota Singaraja menjelma menjadi panggung kecil bagi berbagai aktivitas. Ada anak-anak berlarian, ibu-ibu berbincang sambil menemani...

by Arix Wahyudhi Jana Putra
June 16, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

June 15, 2025
Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

June 15, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

June 12, 2025
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co