30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Desa Julah, Kain Tenun, dan Hal-hal Lain untuk Pengembangan Destinasi Wisata

Sonhaji AbdullahbySonhaji Abdullah
December 4, 2024
inKhas
Desa Julah, Kain Tenun, dan Hal-hal Lain untuk Pengembangan Destinasi Wisata

Penenun di Desa Julah, Tejakula, Buleleng

BEBERAPA desa wisata di Bali, sebut saja salah satunya Desa Les di Tejakula, Buleleng, menyabet penghargaan dan masuk dalam daftar desa desa terbaik di Indonesia.

Kini, saatnya desa tua, Desa Julah—tetangga dekat Desa Les di Tejakula, dengan segala macam kekayaan adat dan sejarah itu, mesti juga diperkenalkan ke khalayak ramai sebagai destinasi wisata yang unik. Apalagi, dahulu kala, konon Desa Julah adalah tempat persinggahan para pelancong dari berbagai bangsa.

Dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Buleleng, Desa Julah digadang-gadang untuk dikembangkan dengan serius menjadi desa wisata yang punya daya tarik beda.

FGD itu diadakan bersama beberapa peneliti, tokoh dan komunitas serta beberapa pelaku UMKM, Selasa, 3 Desember 2024 di ruang pertemuan Kantor Desa Julah.

Dalam FGD itu, Desa Julah dibicarakan sebagai destinasi wisata yang ramah atau ekologis. Sebagaimana disampaikan Kadis Pariwisata Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara.

“Desa Julah memiliki berbagai potensi wisata yang luar biasa. Kekayaan budaya seperti seni tari tradisional, ritual adat menjadi daya tarik utama, dan tentunya, kerajinan lokal seperti kain tenun yang khas,” kata Dody.

Kadis Pariwisata Buleleng Gede Dody Sukma Oktiva Askara sedang bicara dalam FGD di Balai Desa Julah | Foto: tatkala.co/Son

Untuk menunjukkan bagaimana kain tenun itu dibuat, Ni Luh Merta Nadi (39) menunjukkan rumahnya setelah FGD selesai. Berjalan kaki para peserta FGD dari Kantor Desa Julah menuju rumah Merta Nadi.

Lima menit telah habis waktu berjalan, menyusuri gang kecil dan rumah yang saling berhimpitan. Di sebuah gang, peserta membelokan arahnya ke kanan. Menuju rumah seseorang.

“Ini rumah saya,” kata Merta Nadi. Ia tunjuknya rumah, tempat di mana ia tinggal. “Dan itu alat tenun di ruang pertama,” lanjutnya.

Di sana, perempuan itu menunjukan alat tenunnya dan memeragakan bagaimana ia biasa duduk menenun. Alat tenun dirakitnya kemudian. Benang dipintal lebih dulu. Ia memainkan, memeragakan alat tenunnya, seperti menggerakan tubuhnya lentur. Tenun sudah biasa baginya.

Merta Nadi biasa menenun itu siang, setelah semua urusan cuci piring dan masak selesai, termasuk dengan menyapu halaman rumah. Barulah kemudian ia mengerjakan sesuatu pada alat itu.

Ada beberapa produk kain yang ia buat di rumah, seperti geringsing, kasang, kamen daki, sakukup, subagi, tapih pegat. Semuanya memiliki fungsi dan corak yang berbeda.

Seperti pada geringsing misalnya, telah menjadi salah satu warisan yang menjadi penciri dari Desa Bali Mula (Desa di Bali dengan adat yang unik dan tua). Kain tenun ini tak hanya digunakan sebagai pakaian semata oleh masyarakat Julah, namun juga dijadikan sebagai sarana ritual upacara yang sangat sakral dan tidak bisa tergantikan.

Ada kain yang biasanya digunakan oleh sepasang suami istri yang akan melakukan malam pertama sebagai alas tidur mereka. Namanya tapih pegat, yang berarti tidak akan putus kain ini, berfilosofi bahwa orang yang menikah di kain ini tidak akan pernah putus atau berpisah.

Sementara pada kain kasang sering digunakan sebagai alas banten dalam upacara mewinten. Kain ini memiliki motif masulaman, berupa garis-garis warna-warni yang menarik perhatian, terletak di tengah kain. Motif ini tidak hanya menambah keindahan visual, tetapi juga melambangkan kekayaan spiritual dan budaya.

Kamen daki adalah tenun julah yang khas dari Bali, diletakkan di area ujung selatan sanggah (tempat pemujaan keluarga) setiap kali ada upacara yadnya. Kain ini memiliki makna spiritual yang mendalam, berfungsi sebagai simbol penghormatan dan kesucian dalam setiap ritual keagamaan.

Adapun pada kain sakukup itu digunakan sebagai alas banten dalam upacara mewinten. Kain ini memiliki motif garis panjang lurus yang sederhana namun elegan, menciptakan kesan yang harmonis dan rapi.

Merta Nadi sedang menenun di rumahnya di Desa Julah | Foto: tatkala.co/Son

Beragam kain kahs Desa Julah | Foto: tatkala.co/Son

Proses pembuatan kain sakukup memakan waktu sekitar satu minggu, menandakan ketelitian dan dedikasi para pengrajin yang mengerjakannya. Kain ini tidak hanya berfungsi sebagai alas banten, tetapi juga memiliki makna spiritual yang dalam, melambangkan kesucian dan keberkahan.

Dengan setiap tenunan, kain sakukup menjadi simbol dari tradisi dan budaya Bali yang kaya, memberikan nilai lebih pada setiap upacara yang dilaksanakan.

Kain subagi digunakan dalam upacara mewinten. Kain ini memiliki motif garis panjang lurus yang memberikan kesan sederhana namun elegan, menciptakan nuansa yang harmonis selama ritual.

Pembuatan kain itu memakan waktu sekitar satu minggu, mencerminkan keterampilan dan dedikasi para pengrajin. Kain ini dirancang untuk digunakan berkali-kali, tetapi penting untuk dicatat bahwa kain ini tidak bisa dicuci, sehingga harus dirawat dengan baik agar tetap suci dan awet.

Dalam menenun, Ni Luh Merta Nadi biasanya membuat untuk pesanan orang lain. Satu hari saja bisa selesai, katanya. Tetapi juga terkadang berhari-hari. Semua tergantungk pada waktu pekerjaan rumah dan adat. Begitulah kira-kira. Menjadi seorang penenun, ia digenerasikan oleh ibunya.

Visioner

Kadis Pariwisata Dody Sukma mengatakan, selain tenun, Desa Julah memiliki panorama alam hijau, pegunungan yang asri, serta lanskap pedesaan yang tenang. Semua itu menawarkan pengalaman wisata alam yang autentik. Cantik.

“Sebagai salah satu desa tertua, nilai sejarah Desa Julah juga menyimpan cerita unik yang dapat menarik minat wisatawan, baik domestik maupun mancanegara,” katanya.

Selain sebagai destinasi pariwisata yang dapat memamerkan budaya dan bentang alamnya itu, Desa Julah juga dikembangkan sebagai destinasi yang visionetr. Hal itu dikatakan I Made Suarjana yang juga menjadi pembicara pada FGD itu.

Setidaknya, ada beberapa masukan yang  Suarjana lemparkan dalam forum itu, di antaranya adalah; pertama,adanya paket wisata edukasi seperti Belajar Membuat Kerajinan Lokal yang mana menyasar pada pengrajin tenun, pengrajin ukir kayu dan pembuatan canang khas julah. Pula pada masakan tradisional seperti jajanan Bali dan dodol.

Kemudian, menurut Suarjana, juga mesti ada pertunjukan budaya rutin untuk wisatawan di Desa Julah sehingga hal demikian mesti dipersiapkan secara rencana dan jauh-jauh hari dan terkonsep.

Sementara yang ketiga, lanjut lelaki itu, kegiatan berbasis alam seperti trekking, bersepeda dan fotografi alam mesti dipikirkan sebagai wahana lain selain budaya, tentu, dalam  hal ini sebagai langkah pendatang untuk menikmati alam Desa Julah.

Peserta FGD di Desa Julah | Foto: tatkala.co/Son

Sebagai tambahan masukan, sedikit menggigit Dian Suryantini, delegasi dari Komunitas Mahima itu, menyampaikan pandangannya setelah mendengar banyak perbincangan tentang wacana desa eisata Julah itu/ Menurutnya, terlalu jauh mengubah pandangan tentang desa Julah sebagai wisata desa ttua.

“Mengapa tidak membuat museum saja? Dari pada kita mesti menambahkan segala macam bentuk Desa Julah, yang, barangkali justru akan mengubah secara konstruk dan menggeser nilai budaya yang ada di Desa Julah, terutama peninggalan sejarahnya. Kita simpan saja benda-benda bersejarah yang ada di Desa Julah ke dalam museum, agar terawat.” ucap Dian Suryantini.

Sampai di sini, ia menyebutkan di Desa Julah itu ada banyak hal yang bisa dieksplor tanpa mesti dibuat-buat. Misalnya, dari jamu. Desa Julah terkenal dengan jamunya, dan mengapa tidak setiap pengunjung disuguhi jamu itu?

Kemudian, bagaimana mitos yang mesti dipelihara dan dijaga, adalah nilai jual secara story telling, dan kemudian, masih banyak lagi tentang Julah yang mesti terus dicari. Dan hasilnya, itulah yang mesti dipersembahkan kepada wahana destinasi wisata yang disebut di awal sebagai wisata ekologis. Yang ramah. Yang berkelanjutan baiknya. [T]

Reporter/Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Adnyana Ole

Cerita Kecil Menjemput Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 untuk Desa Les
Ayam Gecok: Kuliner Khas Desa Wisata Cikakak di Banyumas
ADWI 2022 | Desa Sudaji Juara 2 Kategori Desa Wisata Maju
Tags: bulelengDesa Julahdesa wisatakain tenun
Previous Post

Teater Jungut Sari SMAN 1 Sukawati Juara 1 Festival Teater Berbahasa Bali: Hidup Teater Sekolah!

Next Post

Menavigasi Keterkaitan antara Pariwisata dan Perdagangan Internasional dalam Era Globalisasi

Sonhaji Abdullah

Sonhaji Abdullah

Kontributor tatkala.co

Next Post
Tantangan Pariwisata Indonesia: Daya Saing Global dan Keberlanjutan Lokal

Menavigasi Keterkaitan antara Pariwisata dan Perdagangan Internasional dalam Era Globalisasi

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co