AGAR terselenggara debat ketiga Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Buleleng, 20 November 2024, secara lancar dan tanpa gangguan—seperti jalan tol—maka penonton, atawa pendukung calon, harus tertib dan rapi.
Untuk itulah, pada debat di Banyualit Spa’n Resort itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Buleleng mengeluarkan sejumlah ketentuan, terutama bagi pendukung yang ikut nonton.
Antara lain, yel-yel dihilangkan, dan hanya ada tepuk-tepuk tangan. Penonton di tempat debat harus tetap duduk rapi, tak boleh seliweran ke sana kemari.
Ketua KPU Buleleng Komang Dudhi Udiyana—saat rapat koordinasi persiapan debat di Berutz Bar & Resto, Senin, 18 November 2024, mengatakan, ia tidak akan memberikan toleransi kepada para tamu undangan yang sudah berada di dalam ruangan pada saat on air itu tapi mondar-mandir. Menganggu.
“Jadi nanti ruangan akan kita tutup selama kegiatan debat berlangsung,” kata Komang Dudhi.
Sampai di sini, ia juga menjelaskan bagaimana debat ini merupakan debat final yang sangat dinantikan oleh masyarakat Buleleng. Ia berharap momentum ini menjadi ajang edukasi politik yang efektif, dan sukses bagi semua pihak.
Debat ketiga antara pasangan calon bupati dan wakil bupati Sugawa Korry-Suatrdana dan paslon Nyoman Sutjidra-Supriatna ini mengusung tema “Implementasi Otonomi Daerah Di Kabupaten Buleleng”.
Terdapat enam materi yang akan dibawakan di acara debat ke tiga nanti. Antara lain; Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Memajukan Daerah, Meningkatkan Pelayanan kepada Masyarakat.
Kemudian, ada tema dan materi Menyelesaikan Persoalan Daerah, Menyerasikan Pelaksanaan Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi dengan Nasional, dan Memperkokoh NKRI dan Kebangsaan.
Karena ini terakhir, lanjut Komang Dudhi—ia berencana akan mengundang kepala sekolah dan siswa berusia 17 tahun dan memiliki hak pilih untuk datang menyaksikkan debat ketiga ini. Tujuannya agar siswa bisa menyaksikkan secara langsung debat sebagai proses dari pesta demokrasi.
Kemudian, lanjut Komang Dudhi lagi, berdasarkan hasil debat itu, para siswa diharapkan punya pilihan untuk memilih pada 27 November mendatang.
“Kami ingin semua pihak, baik penyelenggara maupun peserta debat, berada dalam situasi yang harmonis. Ending dari debat terakhir ini harus meninggalkan kesan positif, memberikan edukasi politik yang bermutu, dan menjadi contoh demokrasi yang baik,” katanya.
Sehingga ia juga mewanti-wanti kepada para tim pemenangan paslon untuk tidak memasukkan pendukung atau timsesnya yang cenderung ribut saat on air di dalam ruangan.
Bila perlu, lanjut Komang Dudhi, cari yang kalem saja agar kondusif tidak jingkrak-jingkak. Yang rapi, minimal bajunya atau rambutnya.
Jadi gimana, Ton? Jika ingin ikut nonton debat, jangan lupa sisiran yah. [T]
Reporter/Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Adnyana Ole