12 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Belajar Bahasa Bali dari Komik Beluluk

JaswantobyJaswanto
November 4, 2024
inEsai
Belajar Bahasa Bali dari Komik Beluluk

Karakter Beluluk karya Putu Dian | Foto: Putu Dian

PERIHAL membaca komik Indonesia mutakhir, setidaknya ada empat nama yang saya sukai—tanpa berniat membandingkan komikus satu dengan yang lainnya. Pertama ada nama Aji Prasetyo dengan komik-komik sejarah dan isu-isu sosialnya; kedua, Vbi Djenggotten dengan komik-komik Islaminya, khususnya Islam Sehari-hari, seri 33 Pesan Nabi, 5 Pesan Damai, dan Aku Ber-Facebook Maka Aku Ada; ketiga, Benny Rachmadi dengan seri Tiga Manula-nya; dan keempat, Kurnia Harta Winata dengan Yesus dan Aku-nya.

Dan belakangan, setelah lama tinggal di Bali, saya mulai menyukai komik Beluluk—atau komik Celuluk Bali. Putu Dian Ujiana—saya memanggilnya Bli Dian—adalah otak di balik komik strip yang lucu dan ganjil itu.

Bli Dian memproduksi Beluluk di akun Instagram @beluluk. Di sana kita dapat menikmati banyak hal tentang Bali sehari-hari. Beluluk, tokoh sentral dalam komik Bli Dian, selalu memantik tawa atau setidaknya senyum simpul dan merenung sejenak setelah menggeser-geser cerita yang biasanya terbagi menjadi beberapa slide di Instagram itu. Sebab, tidak saja humoris, tapi Beluluk juga kritis terhadap banyak persoalan manusia Bali. Itu semacam “kenakalan” khas Bli Dian.

Namun, terlepas dari kekonyolan dan kekritisan Beluluk, satu hal yang menurut saya tidak boleh diacuhkan dari komik ini adalah bahasa yang digunakannya. Ya, alih-alih menggunakan bahasa Indonesia macam keempat komikus yang saya sebut di awal, Bli Dian justru memilih menggunakan bahasa Bali sebagai denyut nadinya. Tapi, saya pikir, ini yang justru membuat Beluluk menjadi khas—walaupun mungkin bukan satu-satunya kreator yang melakukan hal tersebut.

Komik Beluluk | Foto: Putu Dian

Tetapi, sebagai, katakanlah, media baru (yang populer), Beluluk dengan bahasa lokalnya ternyata juga cukup membantu saya—mungkin juga banyak orang di luar Bali yang mengikutinya—dalam belajar bahasa Bali—lebih tepatnya bahasa blelengan (Buleleng), sebagaimana Bli Dian menyebutnya—meski tak sepenuhnya bisa dikatakan sebagai satu-satunya sumber belajar.

Tapi belajar bahasa Bali lewat komik Beluluk rasanya lebih mudah daripada belajar mendengar secara langsung, walau setiap orang tentu memiliki kecenderungan yang berbeda mengenai hal ini. Kenapa lebih mudah? Karena tak hanya kata-kata, ada visual (ilustrasi, gambar) yang mendukungnya di situ.

Satu contoh saat Beluluk jualan boneka di pinggir jalan ada kata “garus” yang disebut dalam balon kata. Seandainya tak ada visual Beluluk mengibas-ngibaskan uang di atas boneka yang dijajakannya setelah seorang celuluk tua membeli dagangannya, tentu saja saya tidak akan tahu bahwa garus adalah kata yang merujuk pada frasa “penglaris”.

Adegan tersebut tentu sangat familiar di negeri ini, di mana setelah ada pembeli pertama, penjual akan mengibas-ngibaskan uangnya di atas barang dagangan. “Garus… garus…” atau “Laris… laris…” biasanya juga diikuti ungkapan “laris manis tanjung kimpul—dagangan laris, uang terkumpul”.

Itu hanya satu contoh. Masih banyak hal serupa yang membantu pembaca Beluluk belajar bahasa Bali. Lihat saja sendiri. Misalnya, dalam satu adegan Beluluk kecil dengan teman sekolahnya yang berkata, “Adi mebo puun baju cai ne?”.

Komik Beluluk | Foto: Putu Dian

Sebagai orang Jawa, agak sulit rasanya menerjemahkan ungkapan tersebut jika saja tidak ada ilustrasi yang mendukungnya. Maka gambar yang memperlihatkan ekspresi heran dan aktivitas menutup hidung dalam adegan tersebut menjadi petunjuk terang bahwa “mebo” pastilah merujuk pada kata “bau”. Sedangkan “puun” dijelaskan oleh jawaban Beluluk kecil, “Ee… anu… Mare suud nunu sate.”

Awalnya saya tidak tahu terjemahan “puun” sebelum membaca jawaban dalam balon kata selanjutnya. Setelah mengetahui ada kata “nunu sate”—yang saya ketahui sebagai “memasak” atau dalam konteks ini “membakar”—dalam jawaban Beluluk, saat itulah saya mulai menduga bahwa “puun” merupakan istilah bau yang berkaitan dengan api, bara, atau asap. Puun, bisa jadi sangit dalam bahasa Jawa—atau bau terbakar, hangus, gosong.

Dan ya, di halaman selanjutnya dalam komik strip tersebut, Bli Dian mengunggah video seorang ibu yang ngomel-ngomel sambil mengasapi seragam SD anaknya yang masih basah sementara besok harus segera dipakai sekolah. Untuk kata “puun”, tampaknya tebakan saya benar, atau paling tidak mendekati.

Satu lagi. Ketika Beluluk digambarkan sedang memasak mie, sambil menyangga piring penuh nasi, ibunya bertanya, “Adi sing naar be celeng, Cai?” Dengan santai Beluluk menjawab, “Med, Mek… Sube uling aminggu naar be celeng terus…”. Kata “med” dalam dialog tersebut adalah hal baru bagi saya. Saya tak tahu apa itu med. Tapi karena disambung dengan ucapan “sube uling aminggu naar be celeng terus”, saya menduga bahwa “med” adalah “bosan”—atau semacamnya—dalam bahasa Indonesia.

Jadi, nyaris dalam setiap unggahan di Instagram Beluluk, saya mendapat, setidaknya, satu kosakata Bali. Dan itu lumayan menambah perbendaharaan kata Bali dalam memori saya.

Komik Beluluk | Foto: Putu Dian

Sampai di sini, terlepas dari bahasa yang digunakan, elemen-elemen dalam Beluluk telah menyediakan penceritaan tingkat menengah dan hiburan visual yang dapat memberikan kegembiraan dan informasi kepada siapa saja tanpa memandang usia di seluruh dunia.

Kehadiran komik seperti Beluluk—dan komik-komik lain di luaran sana—saya rasa, diakui atau tidak, bisa dikatakan telah menjadi salah satu media komunikasi yang ikut berperan, langsung maupun tidak, sebagai sarana dalam memberikan informasi-pengetahuan maupun pesan-pesan kritis yang barangkali dapat membuat kita meyadari bahwa masih terdapat beberapa PR di Bali yang perlu diselesaikan—soal lingkungan, misalnya.

Beluluk sebagai media hiburan juga berkembang menjadi media pesan lainnya, seperti iklan promosi, media pendidikan, dan media kritik, dan lain-lain, yang memberikan sebuah suasana baru dalam menyampaikan sebuah pesan.

Selain itu, belakangan Beluluk juga menyuarakan pesan-pesan tentang kebudayaan (warisan dunia seperti subak dan keris) dan bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV Bali-NTB. Hal tersebut mengingatkan kita pada komik-komiknya R.A Kosasih era 60-70-an yang mempopulerkan warisan dunia wayang lewat cerita komik.

Untuk itu saya berterima kasih kepada Bli Dian—kepada Beluluk, dkk.[T]

Putu Dian Ujiana, Kapal Pesiar, dan Komik Beluluk yang Ikonik
Di Bali, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV Menjadikan Subak Sebagai Game Inovatif
Tags: Bahasa BaliBelulukKomik BelulukPutu Dian Ujiana
Previous Post

Dharma Wiweka Sang Guru Menuju Jaya Sadhu

Next Post

Serunya Lomba Ngibing PSB Buleleng: Dari Gaya Merayu Cewek, Odong-odong, hingga Macan Tutul

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Serunya Lomba Ngibing PSB Buleleng: Dari Gaya Merayu Cewek, Odong-odong, hingga Macan Tutul

Serunya Lomba Ngibing PSB Buleleng: Dari Gaya Merayu Cewek, Odong-odong, hingga Macan Tutul

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Apa yang Sedang Disulam Gus Ade? — Sebuah Refleksi Liar Atas Karya Gusti Kade

by Vincent Chandra
June 12, 2025
0
Apa yang Sedang Disulam Gus Ade? — Sebuah Refleksi Liar Atas Karya Gusti Kade

Artikel ini adalah bagian dari tulisan pengantar pameran tunggal perupa Gusti Kade di Dinatah Art House, Singapadu, opening pada tanggal...

Read more

Tanah HGB, Kerjasama dan Jaminan Kredit

by I Made Pria Dharsana
June 10, 2025
0
Perjanjian Pengalihan dan Komersialisasi Paten dalam Teori dan Praktek

Tanah HGB, Kerjasama dan Jaminan Kredit : Pasca Putusan MK Nomot 67/PUU-XI/2013 Penulis: Dr. I Made Pria Dharsana, SH., MHumIndrasari...

Read more

Paradoks Kebebasan Berpendapat dan Kebebasan Menghina

by Ahmad Sihabudin
June 10, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

BERPENDAPAT katanya boleh mengatakan apa pun, bebas berekspresi, termasuk pernyataan “hinaan”. Kalau begitu menghina juga sama dengan berpendapat, menurut para...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Rizki Pratama dan “Perubahan Diri” pada Acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” di Singaraja
Panggung

Rizki Pratama dan “Perubahan Diri” pada Acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” di Singaraja

DI acara “Suar Suara: Road Tour AKALPATI” itu, Rizki Pratama tampaknya energik ketika tampil sebagai opening di Café Halaman Belakang...

by Sonhaji Abdullah
June 10, 2025
New Balance Sneakers Store di Indonesia Terpercaya
Gaya

New Balance Sneakers Store di Indonesia Terpercaya

SAAT ini sneakers bukan lagi sekadar kebutuhan untuk melindungi kaki saja melainkan telah berkembang jadi bagian penting dari gaya hidup....

by tatkala
June 9, 2025
I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi
Persona

I Wayan Suardika dan Sastra: Rumah yang Menghidupi, Bukan Sekadar Puisi

ISU apakah sastrawan di Indonesia bisa hidup dari sastra belakangan ini hangat diperbincangkan. Bermula dari laporan sebuah media besar yang...

by Angga Wijaya
June 8, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

June 12, 2025
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co