9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Spirit Membenci Ketertindasan | Dari Diskusi Buku “Representasi Ideologi Sastra Lekra” Karya I Wayan Artika

Sonhaji AbdullahbySonhaji Abdullah
October 29, 2024
inKhas
Spirit Membenci Ketertindasan | Dari Diskusi Buku “Representasi Ideologi Sastra Lekra” Karya I Wayan Artika

Prof Pageh dan Prof Sendratari dalam acara bedah buku Representasi Ideologi dalam Sastra Lekra

DISKUSI atau Ulas Buku “Representasi Ideologi Sastra Lekra” karya I Wayan Artika, setidaknya telah memperkenalkan sastrawan-sastrawan Lekra dahulu, di mana karya-karya mereka memiliki muatan perjuangan atau perlawanan rakyat, terutama buruh melalui puisi dan cerpen.

Para peserta diskusi, yang kebanyakan mahasiswa itu, setidakna mengetahui adanya pergulatan ideologi dalam karya-pengarang puisi dan cerpen, terutama ideologi yang berkaitan dengan sejarah politik dan kebangsaan di masa lalu. Dengan begitu, generasi masa kini bisa terbebaskan dari tuduhan sebagai ahistoris, melainkan generasi ang punya keingintahuan besar tentang sejarah, setidaknya melalui karya-karya sastra,

Diskusi itu sendiri menghadirkan pembicara sosiolog Prof. Dr. Luh Sendratari, M.Hum. dan dosen sejarah Prof. I Made Pageh, M.Hum. Diadakan Rabu, 23 September 2024 di Gedung Auditorium SMA Lab Undiksha.

Acara itu diselenggarakan berkaitan dengan Festival Literasi Akar Rumput 2024 ang digelar Komunitas Desa Belajar Bali berkolaborasi dengan Clio Club dan Komunitas Literasi Bali Utara.

Peserta yang kebanyakan mahasiswa dalam acara Diskusi Buku “Representasi Ideologi Sastra Lekra” | Foto; tatkala.co/Son

Bolehlah—untuk sementara waktu—kita tidak khawatir bahwa sejarah akan diabaikan oleh generasi masa kini. Peserta tampak antusias mengikuti diskusi itu, meski barangkali mereka tak sepenuhnya paham tentang apa yang dibahas dalam diskusi itu.

Sebelum sore benar-benar dirundung gelap, Rabu 23 Oktober itu, para peserta mulai berdatangan—mengisi registrasi dan mengambil buku yang akan didiskusikan itu secara cuma-cuma.

Sambil memegang buku yang akan didiskusikan, mereka memilih tempat duduknya sendiri-sendiri di dalam gedung.

Ricky Abdulah (20), mahasiswa semester 5 dari prodi Manajemen itu, misalnya. Sejak pukul 05.35 WITA—ia datang. Dengan memperlihatkan wajah gembiranya saat bertemu teman lama juga bertemu tema baru di sana. Tegur sapa.

“Buku dan diskusi ini, telah membuka pemahaman saya tentang perlawanan yang terjadi di kalangan bawah melalui karya-karya sastra,” kata Ricky, memberi terstimoni.

Ricky berusaha menjelaskan tentang apa yang sempat ia baca dalam buku itu, karena setidaknya beberapa halaman telah ia baca, meski belum tuntas.

Untuk menenggelaminya lebih dalam, ia kemudian duduk dengan santai di kursi belakang—lalu menyimak diskusi dari dua profesor kawakan Undiksha yang kemudian dimulai.

I Wayan Artika, dalam bukunya yang dibedah: Representasi Ideologi dalam Sastra Lekra (Pustaka Larasan, 2024) itu merupakan buah hasil dari disertasinya. Artika adalah dosen di Fakultas Bahasa dan Seni, Undiksha, dan sudah banyak menerbitkan buku-buku sastra dan pengajaran sastra.

I Wayan Artika (kiri) | Foto: tatkala.co/Son

Sejak tahun 2013, ia telah dengan mantapnya mengumpulkan data-data terkait Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) dari tahun 1950-1965. Yang kemudian diujikannya tahun 2014 sebagai syarat doktoral akademiknya.

Di sini, selain karena data-datanya sangat lengkap, buku itu juga mendapat pujian lebih dari Prof. Sendratari tentang bagaimana penulisnya itu telah membuat pemahaman yang menggairahkan terkait Lekra, banyak mengeksplor ketertindasan sebagai musuhnya. Orang-orang bisa paham terkait Lekra, dan ideologis yang melatar belakanginya. Marxis.

Lembaga Kebudayaan Rakyat, atau dikenal Lekra itu, adalah bagian dari sejarah penting bangsa ini. Memuat perjuangan kelas rakyat—dengan background sosial buruh, atau petani. namun tragedi 1965 menjadikan sastra Lekra tak lagi banyak dibahas bahkan—mencoba ditutup-tutupi oleh rezim Orba (Orde Baru) pada masanya. Atau mungkin sampai sekarang melalui TAP MPR No.XVIII/98?

Dari sanalah, bagaimana Prof. Sendratari menilai, bahwa Lekra menjadi bagian terpenting untuk terus dibahas di republik ini walaupun telah lampau itu. Karena memiliki spirit perjuangan dari setiap karya dalam hal ini sastra, harus tetap dihidupkan dalam kreatifitas yang lain.

“Karya ini mengajarkan kita, betapa pentingnya berpikir seimbang. Betapa pentingnya kita memahami hitam-putih itu, dalam artian lebih proporsional. Betapa pentingnya kita punya pemahaman tidak mudah mendikreditkan sesuatu,” kata Prof Sendratari.

Guru Besar yang memiliki konsen pada Bidang Kajian Gender dan Gerakan feminis itu juga menegaskan spirit pembelaan terhadap mereka yang tertindas, sebagaimana yang digaungkan oleh para seniman Lekra, itulah—yang seharusnya dipegang oleh seorang intelektual.

Mau bagaimanapun, katanya lagi, penindasan itu adalah dehumanisasi. “Jiwa Lekra yang mana yang kita mesti terapkan? Tentu, jiwa Lekra, yang berpihak kepada mereka-mereka yang terpinggirkan!” kata Prof Sendratari dengan mantap.

Sejauh diskusi berlangsung, Diwan Ghautsi Ibrahim (20), Prodi Pendikan Sejarah itu menyimak dengan paten. Tak sedikitpun ia tak fokus. Ia menyimak dengan baik untuk menghilangkan rasa penasarannya, karena barangkali ia baru saja semester 1 (satu).

“Kaget! Karena hal ini adalah hal baru yang aku ketahui bahwa, ada sebuah sastra yang berhaluan kiri dan sempat hilang,” kata Diwan.

Diwan juga mengatakan bahwa dirinya mulai tersadarkan kalau yang kiri-kiri itu—katanya memberi jeda—tak harus meledak-ledak, merusak atau berbuat anarkis, tetapi juga bisa melalui seni. Seperti sastra Lekra contohnya. Tapi Diwan, apa itu Kiri dan Anarkis? Hehe

O, iya, di dalam diskusi, ruangan yang digunakan kurang menyenangkan. Terutama pengeras suara yang kacau, menjadikan materi menjadi setengah-setengah terdengar dan terserap oleh peserta saat diskusi berlangsung. Semoga selanjutnya, diskusi semacam ini bisa dipikirkan ulang tentang tempat dan setting panggungnya. Sebab bukunya bagus sekali.

Mahasiswa membaca buku dalam acara Diskusi Buku “Representasi Ideologi Sastra Lekra” | Foto; tatkala.co/Son

Sampai di sini, bagaimana cara berpikir Lekra-yang kritis itu nyaris semua sepakat untuk ditebar. Bila perlu diterorkan kepada mereka yang merasa tertindas hidupnya. Lebih-lebih terkait buku karya I Wayan Artika berjudul Representasi Ideologi Dalam Sastra Lekra ini, dapat menjadi rujukkan mahasiswa menjadi sumber skripsi. Datanya sangat lengkap.

Tapi apakah penulisnya sendiri, atau dosen pembicara dalam diskusi itu sendiri akan mampu “meneror” mahasiswanya menjadi mahasiswa yang kritis dan peduli terhadap penindasan dan ketimpangan sosial, di zaman tiktok ini?

Jangan lupa skripsian, Semeton. Biar cepet wisudah… Lesgooo…. [T]

Reporter/Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Adnyana Ole

Membaca Ulang “Ronggeng Dukuh Paruk, Catatan Buat Emak”, Pergulatan Batin Rasus Dalam Menemukan Ibunya
Analisis Strukturalisme Dinamik dalam Novel “Sentana Cucu Marep” Karya I Made Sugianto
Pesan Kemanusiaan dalam Cerita Pendek “Dongeng Sebelum Tidur” Karya Seno Gumira Ajidarma
Tags: bedah bukuBukuI Wayan Artikalekra
Previous Post

Menyusuri Alat Musik Tradisional Bali : Dari Vietnam Hingga Candi Borobudur

Next Post

Pentas Intim Maestro Kentrung Pati Mbah Djaswadi: Fase Rawat Pekan Kebudayaan Nasional

Sonhaji Abdullah

Sonhaji Abdullah

Kontributor tatkala.co

Next Post
Pentas Intim Maestro Kentrung Pati Mbah Djaswadi: Fase Rawat Pekan Kebudayaan Nasional

Pentas Intim Maestro Kentrung Pati Mbah Djaswadi: Fase Rawat Pekan Kebudayaan Nasional

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co