6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Percakapan Invisible” Karya Emi Suy: Berbisik dengan Bayang, Bercengkerama dengan Masa Lalu

IrzibyIrzi
October 28, 2024
inKritik Sastra
“Percakapan Invisible” Karya Emi Suy: Berbisik dengan Bayang, Bercengkerama dengan Masa Lalu

Foto ilustrasi: istimewa

Sis, siap-siap duduk manis sambil pegang teh hangat karena kita bakal terjun langsung ke dalam semesta batin yang penuh desir ingatan, seperti percakapan samar yang datang dari sudut tak terlihat dalam puisi “Percakapan Invisible” karya MbakYou Emi Suy.

PERCAKAPAN INVISIBLE

ada yang berdesir
tapi bukan angin pesisir

sebuah ingatan
menyapu butir-butir pasir

membelai jejak peristiwa
getir di bibir

waktu bergemuruh
riuh di kepala

aku berbincang dengan bayang
yang menyaru malaikat

dengan wangi bunga kasturi

Ini bukan sekadar puisi tentang kenangan yang ringan, tapi tentang dialog batin yang intim, percakapan yang halus tapi menusuk, antara si aku lirik dan bayangan- bayangan tak terlihat. Melalui suasana yang dibangun dengan bahasa puitis yang halus tapi kuat, puisi ini mengajak kita untuk merenung tentang bagaimana ingatan, waktu, dan masa lalu bisa begitu dekat, bahkan saat kita merasa mereka sudah jauh berlalu.

Bait 1: Desir yang Bukan Angin

ada yang berdesir
tapi bukan angin pesisir

Ciiin, di awal bait ini, kita langsung disuguhkan dengan desir yang bukan berasal dari angin pesisir. Nah, ini nih yang udah menarik dari awal, karena desir di sini merupakan sebuah metafora untuk sesuatu yang lebih halus dari sekadar hembusan angin fisik. Desir ini adalah sensasi batin, sebuah getaran emosi yang muncul dalam pikiran si aku lirik. Angin pesisir yang biasanya identik dengan kehangatan, ketenangan, atau kesegaran malah dihadirkan sebagai sesuatu yang dihindari, menandakan bahwa yang hadir adalah sesuatu yang lain—mungkin ingatan atau kenangan yang lebih dalam dan menggugah.

Dalam teori puisi, ini termasuk teknik enjambment yang membawa nuansa alur yang gak terputus, karena satu frasa bergulir ke frasa berikutnya tanpa titik, bikin pembaca terus bergerak bersama kalimatnya. Di sini, enjambment dipakai buat menjaga misteri dan bikin kita penasaran dengan “ada yang berdesir”, tapi apa? Kita gak

langsung dikasih jawabannya, jadi ada sensasi anticipation yang terjaga sepanjang baris pertama ini.

Bait 2: Ingatan yang Menyapu

sebuah ingatan
menyapu butir-butir pasir

Sis, ini dia jawabannya—desir itu bukan angin, melainkan ingatan. “Menyapu butir-butir pasir” jadi gambaran yang lembut tapi intens tentang bagaimana ingatan bekerja. Pasir di sini bisa kita anggap sebagai simbol waktu atau kenangan yang tersebar tak teratur di pantai kehidupan si aku lirik. Tapi lihat deh, ingatan yang menyapu ini bukan sekadar “hadir” begitu aja, tapi punya sifat menggerakkan, mengubah, mungkin bahkan menghapus jejak-jejak yang tadinya jelas. Ini menarik banget karena Emi Suy pinter pake metafora pasir buat menunjukkan betapa rapuh dan cepat hilangnya kenangan, meskipun kita berusaha keras untuk mengingatnya.

Teknik ini bikin ingatan dalam puisi ini punya dimensi yang lebih kompleks— ingatan itu gak cuma hadir sebagai sesuatu yang diam di tempat, tapi aktif, bergerak, mengintervensi kesadaran kita. Jadi, si aku lirik gak cuma diam pasif di sini, tapi terseret dalam gelombang ingatannya sendiri yang tak bisa dikendalikan.

Bait 3: Membelai Jejak Peristiwa

membelai jejak peristiwa
getir di bibir

Wuh, ini bait bikin kita makin tenggelam dalam permainan imaji yang luar biasa. “Membelai jejak peristiwa”—ini kaya gimana si aku lirik berusaha menyentuh, menghidupkan kembali kenangan yang sudah berlalu. Istilah “membelai” ngasih kesan yang lembut dan penuh kasih, tapi diiringi dengan “getir di bibir”, langsung berubah jadi sesuatu yang lebih perih. Jejak peristiwa di sini bukan cuma soal memori manis, tapi juga ada pahitnya—seolah-olah peristiwa masa lalu membawa luka yang tak sembuh- sembuh.

Getir di bibir adalah frasa yang penuh simbol—ini bukan cuma tentang rasa fisik, tapi lebih ke metafora rasa batin. Si aku lirik tampaknya mencoba berdamai dengan masa lalunya, tapi ingatan itu tetap punya bekas yang tajam di dalam dirinya. Jadi, meskipun membelai dengan lembut, tetap ada kesan rasa pahit yang tertinggal. Ini adalah contoh antitesis emosi—di mana kelembutan dan rasa sakit berjalan beriringan, menciptakan ketegangan emosional yang dalam.

Bait 4: Waktu yang Bergemuruh

waktu bergemuruh
riuh di kepala

Gurlll, bait ini langsung kasih kita visualisasi tentang waktu yang gak lagi hadir sebagai sesuatu yang lembut atau tenang, tapi “bergemuruh”. Waktu di sini jadi sesuatu yang aktif, bahkan destruktif, karena ia riuh di kepala. Ini bikin kita ngelihat waktu bukan sebagai aliran yang mengalir lancar, tapi sebagai sesuatu yang mengganggu, menyerbu pikiran si aku lirik tanpa ampun. Waktu ini penuh gejolak, bikin kesan bahwa kenangan yang datang dari masa lalu gak pernah benar-benar damai atau selesai.

Baris ini memperlihatkan betapa besar tekanan waktu dalam hidup si aku lirik, di mana kenangan, rasa sakit, dan peristiwa masa lalu terus hadir, bersaing untuk mendapat tempat di pikiran yang sudah penuh sesak. Penggunaan “bergemuruh” ini juga menciptakan sonic imagery, di mana kita bisa bayangin suara keras dan kacau yang hadir di pikiran si aku lirik. Sangat efektif untuk menggambarkan suasana batin yang penuh dengan konflik dan kecemasan.

Bait 5: Berbincang dengan Bayang

aku berbincang dengan bayang
yang menyaru malaikat

Nah, ini nih bagian yang paling misterius dan bikin kita mikir keras. “Berbincang dengan bayang” adalah simbol dialog batin dengan bagian dari diri kita yang mungkin kita coba hindari. Bayang di sini bisa diartikan sebagai kenangan, trauma, atau bahkan bagian dari diri si aku lirik yang terabaikan. Tapi, yang menarik adalah bagaimana bayang ini “menyaru malaikat”—ini adalah pergeseran yang sangat halus tapi penuh makna. Bayang yang tadinya mungkin menakutkan atau gelap sekarang mengambil bentuk yang lebih ilahi, seperti malaikat.

Frasa ini bisa diartikan bahwa apa yang tampaknya menakutkan atau menghantui si aku lirik—yakni bayang-bayang masa lalu—sebenarnya membawa pesan atau pencerahan. Bayang-bayang ini mungkin adalah representasi dari bagian diri yang paling dalam, yang membawa jawaban atau kedamaian, meskipun pada awalnya hadir sebagai sesuatu yang sulit dihadapi. Ini teknik personifikasi yang brilian, di mana bayang-bayang mendapatkan karakteristik manusiawi dan bahkan suci.

Bait 6: Wangi Kasturi

dengan wangi bunga kasturi

Penutup puisi ini hadir dengan sensasi indrawi yang kuat: “wangi bunga kasturi.” Wangi kasturi, yang sering diasosiasikan dengan aroma yang eksotis dan suci, menambah elemen mistis pada percakapan si aku lirik dengan bayang-bayang. Ini adalah sentuhan yang memberikan dimensi baru pada puisi—seolah percakapan batin ini tidak hanya terjadi dalam pikiran, tapi juga dalam alam spiritual yang lebih luas, dengan elemen-elemen yang suci dan transenden.

Penggunaan kasturi sebagai simbol aroma ilahi memberikan kesan bahwa meskipun bayangan dan kenangan si aku lirik mungkin penuh kesakitan atau trauma, ada sesuatu yang suci dan murni di dalamnya. Kasturi di sini menjadi simbol kehadiran spiritual yang menenangkan, melengkapi perjalanan batin si aku lirik menuju penerimaan.

Percakapan yang Tak Terlihat, tapi Begitu Nyata

Ciiiinn, “Percakapan Invisible” karya Emi Suy adalah contoh puisi yang bener- bener deep dan kompleks, tapi tetap dibalut dalam bahasa yang halus dan mengalir. Melalui deskripsi ingatan, waktu, dan bayang-bayang yang menyaru malaikat, Emi berhasil menciptakan dialog batin yang mengungkapkan kerapuhan, kesedihan, dan penerimaan. Penggunaan metafora seperti pasir, angin, dan kasturi bikin puisi ini terasa kaya dengan lapisan-lapisan makna, di mana setiap bait menyiratkan nuansa spiritual dan emosional yang dalam.

Dengan enjambment yang lembut tapi tetap membawa ketegangan emosi, puisi ini mengalir dengan natural tapi memukul kita tepat di hati. Kenangan di sini bukan sekadar kenangan biasa, melainkan sebuah percakapan batin yang tak bisa dihindari— menghadirkan bayang-bayang yang pada akhirnya membawa pencerahan. Dialog ini mungkin tidak terlihat (invisible), tapi kehadirannya terasa nyata, membekas dalam sanubari si aku lirik, dan tentu juga dalam hati pembaca.

Jadi, say, ini bukan puisi yang sekadar bicara soal masa lalu. Ini adalah meditasi batin tentang bagaimana kita berdamai dengan kenangan dan menemukan spiritualitas di dalam bayangan yang kita pikir menghantui, tapi sebenarnya memberkati. Fab banget, kan? [T]

IRZI Oktober, 2024

Puisi-puisi Emi Suy | Kepada Capres
Himne Seorang Gadis di Wapress Bulungan Sastra Reboan
Sunyi Sebagai Sumber Penciptaan Puisi
Tags: kritik sastraPuisiUlasan Puisi
Previous Post

Tradisi “Ngempel” dan “Tajen Sabha Pangangon” di Desa Adat Kutuh

Next Post

PKM ISI Denpasar: “Ngodakin” Bersama Kelompok Seni Okokan “Omelan I Kayu Bolong” di Kerambitan

Irzi

Irzi

IRZI Lahir di Jakarta, 13 November 1985. Eks gitaris Jazz yang banting gitar nulis puisi jess. Puisi-puisinya dimuat di beberapa media sastra daring terkemuka serta beberapa Antologi Puisi Nasional. Saat ini bergiat di Perkumpulan Betawi Kita.

Next Post
PKM ISI Denpasar: “Ngodakin” Bersama Kelompok Seni Okokan “Omelan I Kayu Bolong” di Kerambitan

PKM ISI Denpasar: “Ngodakin” Bersama Kelompok Seni Okokan “Omelan I Kayu Bolong” di Kerambitan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co