14 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Percakapan Invisible” Karya Emi Suy: Berbisik dengan Bayang, Bercengkerama dengan Masa Lalu

IrzibyIrzi
October 28, 2024
inKritik Sastra
“Percakapan Invisible” Karya Emi Suy: Berbisik dengan Bayang, Bercengkerama dengan Masa Lalu

Foto ilustrasi: istimewa

Sis, siap-siap duduk manis sambil pegang teh hangat karena kita bakal terjun langsung ke dalam semesta batin yang penuh desir ingatan, seperti percakapan samar yang datang dari sudut tak terlihat dalam puisi “Percakapan Invisible” karya MbakYou Emi Suy.

PERCAKAPAN INVISIBLE

ada yang berdesir
tapi bukan angin pesisir

sebuah ingatan
menyapu butir-butir pasir

membelai jejak peristiwa
getir di bibir

waktu bergemuruh
riuh di kepala

aku berbincang dengan bayang
yang menyaru malaikat

dengan wangi bunga kasturi

Ini bukan sekadar puisi tentang kenangan yang ringan, tapi tentang dialog batin yang intim, percakapan yang halus tapi menusuk, antara si aku lirik dan bayangan- bayangan tak terlihat. Melalui suasana yang dibangun dengan bahasa puitis yang halus tapi kuat, puisi ini mengajak kita untuk merenung tentang bagaimana ingatan, waktu, dan masa lalu bisa begitu dekat, bahkan saat kita merasa mereka sudah jauh berlalu.

Bait 1: Desir yang Bukan Angin

ada yang berdesir
tapi bukan angin pesisir

Ciiin, di awal bait ini, kita langsung disuguhkan dengan desir yang bukan berasal dari angin pesisir. Nah, ini nih yang udah menarik dari awal, karena desir di sini merupakan sebuah metafora untuk sesuatu yang lebih halus dari sekadar hembusan angin fisik. Desir ini adalah sensasi batin, sebuah getaran emosi yang muncul dalam pikiran si aku lirik. Angin pesisir yang biasanya identik dengan kehangatan, ketenangan, atau kesegaran malah dihadirkan sebagai sesuatu yang dihindari, menandakan bahwa yang hadir adalah sesuatu yang lain—mungkin ingatan atau kenangan yang lebih dalam dan menggugah.

Dalam teori puisi, ini termasuk teknik enjambment yang membawa nuansa alur yang gak terputus, karena satu frasa bergulir ke frasa berikutnya tanpa titik, bikin pembaca terus bergerak bersama kalimatnya. Di sini, enjambment dipakai buat menjaga misteri dan bikin kita penasaran dengan “ada yang berdesir”, tapi apa? Kita gak

langsung dikasih jawabannya, jadi ada sensasi anticipation yang terjaga sepanjang baris pertama ini.

Bait 2: Ingatan yang Menyapu

sebuah ingatan
menyapu butir-butir pasir

Sis, ini dia jawabannya—desir itu bukan angin, melainkan ingatan. “Menyapu butir-butir pasir” jadi gambaran yang lembut tapi intens tentang bagaimana ingatan bekerja. Pasir di sini bisa kita anggap sebagai simbol waktu atau kenangan yang tersebar tak teratur di pantai kehidupan si aku lirik. Tapi lihat deh, ingatan yang menyapu ini bukan sekadar “hadir” begitu aja, tapi punya sifat menggerakkan, mengubah, mungkin bahkan menghapus jejak-jejak yang tadinya jelas. Ini menarik banget karena Emi Suy pinter pake metafora pasir buat menunjukkan betapa rapuh dan cepat hilangnya kenangan, meskipun kita berusaha keras untuk mengingatnya.

Teknik ini bikin ingatan dalam puisi ini punya dimensi yang lebih kompleks— ingatan itu gak cuma hadir sebagai sesuatu yang diam di tempat, tapi aktif, bergerak, mengintervensi kesadaran kita. Jadi, si aku lirik gak cuma diam pasif di sini, tapi terseret dalam gelombang ingatannya sendiri yang tak bisa dikendalikan.

Bait 3: Membelai Jejak Peristiwa

membelai jejak peristiwa
getir di bibir

Wuh, ini bait bikin kita makin tenggelam dalam permainan imaji yang luar biasa. “Membelai jejak peristiwa”—ini kaya gimana si aku lirik berusaha menyentuh, menghidupkan kembali kenangan yang sudah berlalu. Istilah “membelai” ngasih kesan yang lembut dan penuh kasih, tapi diiringi dengan “getir di bibir”, langsung berubah jadi sesuatu yang lebih perih. Jejak peristiwa di sini bukan cuma soal memori manis, tapi juga ada pahitnya—seolah-olah peristiwa masa lalu membawa luka yang tak sembuh- sembuh.

Getir di bibir adalah frasa yang penuh simbol—ini bukan cuma tentang rasa fisik, tapi lebih ke metafora rasa batin. Si aku lirik tampaknya mencoba berdamai dengan masa lalunya, tapi ingatan itu tetap punya bekas yang tajam di dalam dirinya. Jadi, meskipun membelai dengan lembut, tetap ada kesan rasa pahit yang tertinggal. Ini adalah contoh antitesis emosi—di mana kelembutan dan rasa sakit berjalan beriringan, menciptakan ketegangan emosional yang dalam.

Bait 4: Waktu yang Bergemuruh

waktu bergemuruh
riuh di kepala

Gurlll, bait ini langsung kasih kita visualisasi tentang waktu yang gak lagi hadir sebagai sesuatu yang lembut atau tenang, tapi “bergemuruh”. Waktu di sini jadi sesuatu yang aktif, bahkan destruktif, karena ia riuh di kepala. Ini bikin kita ngelihat waktu bukan sebagai aliran yang mengalir lancar, tapi sebagai sesuatu yang mengganggu, menyerbu pikiran si aku lirik tanpa ampun. Waktu ini penuh gejolak, bikin kesan bahwa kenangan yang datang dari masa lalu gak pernah benar-benar damai atau selesai.

Baris ini memperlihatkan betapa besar tekanan waktu dalam hidup si aku lirik, di mana kenangan, rasa sakit, dan peristiwa masa lalu terus hadir, bersaing untuk mendapat tempat di pikiran yang sudah penuh sesak. Penggunaan “bergemuruh” ini juga menciptakan sonic imagery, di mana kita bisa bayangin suara keras dan kacau yang hadir di pikiran si aku lirik. Sangat efektif untuk menggambarkan suasana batin yang penuh dengan konflik dan kecemasan.

Bait 5: Berbincang dengan Bayang

aku berbincang dengan bayang
yang menyaru malaikat

Nah, ini nih bagian yang paling misterius dan bikin kita mikir keras. “Berbincang dengan bayang” adalah simbol dialog batin dengan bagian dari diri kita yang mungkin kita coba hindari. Bayang di sini bisa diartikan sebagai kenangan, trauma, atau bahkan bagian dari diri si aku lirik yang terabaikan. Tapi, yang menarik adalah bagaimana bayang ini “menyaru malaikat”—ini adalah pergeseran yang sangat halus tapi penuh makna. Bayang yang tadinya mungkin menakutkan atau gelap sekarang mengambil bentuk yang lebih ilahi, seperti malaikat.

Frasa ini bisa diartikan bahwa apa yang tampaknya menakutkan atau menghantui si aku lirik—yakni bayang-bayang masa lalu—sebenarnya membawa pesan atau pencerahan. Bayang-bayang ini mungkin adalah representasi dari bagian diri yang paling dalam, yang membawa jawaban atau kedamaian, meskipun pada awalnya hadir sebagai sesuatu yang sulit dihadapi. Ini teknik personifikasi yang brilian, di mana bayang-bayang mendapatkan karakteristik manusiawi dan bahkan suci.

Bait 6: Wangi Kasturi

dengan wangi bunga kasturi

Penutup puisi ini hadir dengan sensasi indrawi yang kuat: “wangi bunga kasturi.” Wangi kasturi, yang sering diasosiasikan dengan aroma yang eksotis dan suci, menambah elemen mistis pada percakapan si aku lirik dengan bayang-bayang. Ini adalah sentuhan yang memberikan dimensi baru pada puisi—seolah percakapan batin ini tidak hanya terjadi dalam pikiran, tapi juga dalam alam spiritual yang lebih luas, dengan elemen-elemen yang suci dan transenden.

Penggunaan kasturi sebagai simbol aroma ilahi memberikan kesan bahwa meskipun bayangan dan kenangan si aku lirik mungkin penuh kesakitan atau trauma, ada sesuatu yang suci dan murni di dalamnya. Kasturi di sini menjadi simbol kehadiran spiritual yang menenangkan, melengkapi perjalanan batin si aku lirik menuju penerimaan.

Percakapan yang Tak Terlihat, tapi Begitu Nyata

Ciiiinn, “Percakapan Invisible” karya Emi Suy adalah contoh puisi yang bener- bener deep dan kompleks, tapi tetap dibalut dalam bahasa yang halus dan mengalir. Melalui deskripsi ingatan, waktu, dan bayang-bayang yang menyaru malaikat, Emi berhasil menciptakan dialog batin yang mengungkapkan kerapuhan, kesedihan, dan penerimaan. Penggunaan metafora seperti pasir, angin, dan kasturi bikin puisi ini terasa kaya dengan lapisan-lapisan makna, di mana setiap bait menyiratkan nuansa spiritual dan emosional yang dalam.

Dengan enjambment yang lembut tapi tetap membawa ketegangan emosi, puisi ini mengalir dengan natural tapi memukul kita tepat di hati. Kenangan di sini bukan sekadar kenangan biasa, melainkan sebuah percakapan batin yang tak bisa dihindari— menghadirkan bayang-bayang yang pada akhirnya membawa pencerahan. Dialog ini mungkin tidak terlihat (invisible), tapi kehadirannya terasa nyata, membekas dalam sanubari si aku lirik, dan tentu juga dalam hati pembaca.

Jadi, say, ini bukan puisi yang sekadar bicara soal masa lalu. Ini adalah meditasi batin tentang bagaimana kita berdamai dengan kenangan dan menemukan spiritualitas di dalam bayangan yang kita pikir menghantui, tapi sebenarnya memberkati. Fab banget, kan? [T]

IRZI Oktober, 2024

Puisi-puisi Emi Suy | Kepada Capres
Himne Seorang Gadis di Wapress Bulungan Sastra Reboan
Sunyi Sebagai Sumber Penciptaan Puisi
Tags: kritik sastraPuisiUlasan Puisi
Previous Post

Tradisi “Ngempel” dan “Tajen Sabha Pangangon” di Desa Adat Kutuh

Next Post

PKM ISI Denpasar: “Ngodakin” Bersama Kelompok Seni Okokan “Omelan I Kayu Bolong” di Kerambitan

Irzi

Irzi

IRZI Lahir di Jakarta, 13 November 1985. Eks gitaris Jazz yang banting gitar nulis puisi jess. Puisi-puisinya dimuat di beberapa media sastra daring terkemuka serta beberapa Antologi Puisi Nasional. Saat ini bergiat di Perkumpulan Betawi Kita.

Next Post
PKM ISI Denpasar: “Ngodakin” Bersama Kelompok Seni Okokan “Omelan I Kayu Bolong” di Kerambitan

PKM ISI Denpasar: “Ngodakin” Bersama Kelompok Seni Okokan “Omelan I Kayu Bolong” di Kerambitan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Menakar Kemelekan Informasi Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 14, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

“Di era teknologi digital, siapa pun manusia yang lebih awal memiliki informasi maka dia akan jadi Raja dan siapa yang ...

Read more

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co