8 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Malajah Sambil Malali Ka Nusa Panida” : Menakar Kelayakan Buku “Ngetelang Getih Kaang Putih” sebagai Media Ajar Bahasa Bali

I Gusti Bagus Weda SanjayabyI Gusti Bagus Weda Sanjaya
September 8, 2024
inUlas Buku
“Malajah Sambil Malali Ka Nusa Panida” : Menakar Kelayakan Buku “Ngetelang Getih Kaang Putih” sebagai Media Ajar Bahasa Bali

Buku " Ngetelang Geth Kaang Putih" karya Ni Putu Ayu Suaningsih

SEBAGAI orang Bali yang belum pernah malali ke Nusa Penida, saya merasa beruntung bisa menghirup aroma kehidupan Nusa Penida melalui buku kumpulan cerpen Ngetelang Getih Kaang Putih karya Ni Putu Ayu Suaningsih, atau yang akrab disapa Ayus. Ayus berhasil membawa saya masuk ke dalam suasana kehidupan masyarakat Nusa Penida yang dihadirkan dalam berbagai cerita berlatar masa dan konflik yang berbeda. Dari penggunaan bahasa khas Nusa hingga pengkarakteran manusia Nusa Penida, saya seolah merasakan pengalaman nyata berada di pulau tersebut, meski di sisi lain dari Nusa Penida yang saat ini sangat maju dengan pariwisatanya.

Buku ini, yang berhasil meraih juara 1 dalam Sayembara Gerip Maurip Tahun 2024, terdiri dari sembilan cerita pendek berbahasa Bali yang seluruhnya mengambil latar di Nusa Penida. Penggunaan bahasa Bali khas Nusa dalam dialog memberikan ciri khas yang membedakan karya ini dari kumpulan cerpen lainnya. Kekuatan buku ini terletak pada penggambaran yang detail dan otentik, baik dari segi bahasa maupun suasana yang dihadirkan.

Sebagai seorang guru Bahasa Bali, membaca karya yang telah diakui dalam sayembara prestisius ini membuat saya berpikir: bagaimana buku ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan ajar di kelas?

Ada beberapa keunggulan buku ini yang sangat relevan untuk pembelajaran menulis cerpen berbahasa Bali. Pertama, penggunaan bahasa kepara (bahasa Bali sehari-hari) dalam semua cerpen membuat karya ini mudah diakses oleh siswa. Sering kali, siswa merasa canggung atau takut ketika dihadapkan dengan sastra berbahasa Bali yang menggunakan bahasa alus. Namun, Ayus dengan cermat menggunakan bahasa kepara, membuat cerita-cerita ini terasa alami dan dekat dengan pembaca muda. Hal ini juga didukung oleh Ketut Sugiartha, salah satu juri sayembara, dengan turut menggunakan bahasa kepara dalam pengantar buku ini.

Penggunaan bahasa kepara membuat buku ini layak dijadikan pintu masuk bagi siswa untuk mengenal sastra Bali modern. Diksi yang dipilih Ayus konsisten pada ranah kepara, dan ini memudahkan siswa yang mungkin merasa asing dan bahkan phopia dengan bahasa alus. Ini adalah langkah positif dalam memperkenalkan sastra Bali kepada generasi muda, terlebih melalui cerpen Liang Galang Makolang yang mengangkat tema depresi remaja yang terasa sangat relate dengan kehidupan generasi muda.

Selain itu, penggunaan dialek Nusa dalam dialog adalah aspek lain yang menjadikan buku ini unik. Kata-kata seperti “eda,” “kola,” dan “tara” memberikan warna lokal yang otentik tanpa mengganggu pemahaman pembaca terhadap isi cerita. Dalam konteks pembelajaran, siswa dapat mempelajari bagaimana dialek daerah digunakan secara tepat dan kontekstual dalam karya sastra. Kita menanti terbitnya karya-karya sastra Bali yang menggunakan dialek lokal seperti dialek Bali Aga, dialek negara, atau mungkin dialek Tabanan yang ditulis sesuai pelafalannya.

Ayus juga menunjukkan keahliannya dalam menggunakan paribasa Bali yang sesuai dengan konteks cerita, seperti penggunaan sesonggan dalam kutipan berikut:

“Dawa papahé, liu slépané. Kola tuanan kading éda, kola ané liunan nawang tekén éda” (Punyan Pule, halaman 18).

“Liunan krébék kéwala tusing ada ujan. Munyiné gén liu, dini ditu ngutang munyi, kéwala tusing ada dadi duduk, tusing ada apa” (Punyan Pule, halaman 20).

Hal ini bisa menjadi contoh yang baik dalam pembelajaran penggunaan paribasa Bali dalam menulis.

Penggunaan paribasa berupa sesawangan dan pepindan juga dimanfaatkan Ayus dalam deskripsi tokoh, seperti pada kutipan berikut.

Anak luh mabok sosoh mawarna gading, pangadegné langsing lanjar tur mabatis meling padi ento majalan…. (Kulit Tipat, halaman 1)

Alisné madon intaran, giginné matun semangka, jrijinné kadi pusuh bakung, yén majalan sada matayungan kadi busungé amputang. Bangkiangné acekel gonda layu maimbuh nyonyoné ané kadi nyuh gading kembar. Lemuh sajan mula pajalanné Luh Suri. Sledétanné galak nyak saling isinin tekén manis kenyemné. (Punyan Pule, halaman 19)

Tak hanya sampai disana, bebladbadan juga dimanfaatkan Ayus untuk mempercatik narasi cerpennya. Sok uék pedemang cicing, lelawahé kena tepis, nyaka jelék nyaka tusing, ngulahé maan pipis (Nyilapin Pipis Kelangan Kasugihan, halaman 37) sebagai salah satu contoh penggunaan yang tepat.

Selain kekuatan bahasa, deskripsi latar tempat dalam buku ini juga sangat menonjol. Ayus berhasil menggambarkan Nusa Penida yang tandus, kering, dan berbatu, sehingga pembaca seolah-olah bisa merasakan langsung kondisi geografis dan tantangan hidup di sana. Deskripsi seperti “Cara biasané, gumi Nusa Gedé satata kebus buka dusdus andus ané makebius uli bungut paoné” (Punyan Pule, halaman 17) memperkuat suasana yang terbangun dalam cerita.

Dalam pembelajaran penulisan cerpen, buku ini juga bisa menjadi referensi dalam mengajarkan berbagai teknik naratif. Ayus kerap menggunakan alur maju-mundur, memberikan cuplikan awal yang kemudian terjawab di bagian akhir cerita. Contohnya, dalam cerpen Kulit Tipat, cerita dimulai dengan kenangan Men Dangin yang akhirnya diselesaikan dengan pesan karma phala di bagian penutup. Teknik yang serupa digunakan pada sebagian besar cerpen lain untuk memberi rasa penasaran pada awal cerpen.

Tidak hanya itu, permainan sudut pandang yang digunakan Ayus juga menarik. Beberapa cerpen seperti Punyan Pule dan Ngalap Tresnan Punyan Nyuh menampilkan perspektif dari sudut pandang pohon, serta Nyilapin Pipis Kelangan Kasugihan menampilkan sudut pandang batu karang, yang bukan hanya menawarkan keunikan tetapi juga memperkaya imajinasi pembaca. Sudut pandang orang pertama dari objek non-manusia ini bisa menjadi referensi menarik bagi siswa dalam eksplorasi kreatif penulisan mereka.

Meskipun demikian, ada beberapa kekurangan minor dalam buku ini. Seperti kegagalan logika waktu dalam cerpen Kulit Tipat, di mana ada adegan yang melibatkan mobil Alphard yang tampaknya tidak sesuai dengan latar waktu yang dihadirkan, kesalahan penggunaan kata sunari dalam cerpen Kala, Kali, Kalu yang dimaknai sebagai pindekan, atau pemilihan diksi ngemaang nawang sebagai terjemahan ‘memberi tahu’ yang harusnya bisa diganti dengan kata ngorahin. Namun, kesalahan ini tidak mengurangi kualitas keseluruhan buku.

Secara keseluruhan, Ngetelang Getih Kaang Putih adalah karya yang sangat layak digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran menulis cerpen berbahasa Bali. Dengan keunikan bahasa, kekuatan deskripsi, dan teknik penceritaan yang kaya, buku ini tidak hanya memberikan wawasan tentang kehidupan Nusa Penida tetapi juga membuka peluang pembelajaran yang kreatif dan menarik bagi siswa. Jadi, mari belajar menulis cerpen sambil malali ke Nusa Penida melalui buku ini! [T]

  • Artikel ini disampaikan dalam acara bedah buku serangkaian Festival Sastra Bali Modern yang diadakan Suara Saking Bali di kampus STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Minggu, 8 September 2024
Menyayangi Diri, Menyayangi Bali | Ulasan Buku Kumpulan Puisi “Ngiring Sayang-Manyayangin” Karya I Made Suarsa
Perihal Betapa Gagah dan Kece Festival Sastra Bali Modern Pertama dan Terbesar di Dunia
Wayan Sumahardika | PR Untuk Sastra Bali Modern yang Berada di Persimpangan
Selain “Onani”, Penulis Sastra Bali Modern Juga Harus Bisa “Memperkosa”
Putra Ariawan | Menelan Permen Karet, Berobat Lewat Sastra Bali Modern
Tags: Festival Sastra Bali ModernFestival Sastra Bali Modern 2024sastra balisastra bali modernSuara Saking Bali
Previous Post

Kisah Haru Lansia dalam Program “Ngejot” HMPS Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Next Post

Di Puncak Tegeh Buhu

I Gusti Bagus Weda Sanjaya

I Gusti Bagus Weda Sanjaya

Pembelajar yang ditugaskan menemani pembelajar lain untuk belajar. Serupa guru. Lahir di Tabanan, lereng selatan Gunung Batukaru.

Next Post
Di Puncak Tegeh Buhu 

Di Puncak Tegeh Buhu

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co