29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

MATI CARA HINDU (1)

Sugi LanusbySugi Lanus
August 18, 2024
inEsai
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

Catatan Harian Sugi Lanus, 18 Agustus 2024

SEMUA kitab Hindu jelas menyebutkan bahwa ketika seseorang mati akan dijemput di pintu kematian oleh “watek Bhatara Yama”.

Watek artinya “para petugas atau anggota” dari sebuah perikatan tugas.

Bhatara Yama sendiri adalah pelindung atau pemimpin. Bhatara Yama kadang disebut Yamadipati, yang maknanya pemimpin atau dipertuan dari watek Yama.

Ajaran Hindu menyebutkan tidak ada yang bisa menghindar dari “pemeriksaan” para petugas Bhatara Yama.

Siapa lantas Bhatara Yama?

Bhatara Yama adalah yang menguasai Yama atau memahami kualitas Yama dari semua manusia.

Apa itu “kualitas Yama” dari manusia?

Sebelum menjelaskan apa itu Yama, sebaiknya dipahami bahwa menurut Hindu, kualitas manusia ditentukan oleh “kualitas Yama” masing-masing manusia.

Kualitas Yama dari masing-masing manusia itu yang dengan sendirinya mengantar roh si manusia masuk neraka atau surga.

Sebenarnya ini otomatis melekat kualitasnya secara inheren dalam roh dari manusia yang sudah menjalani hidupnya.

“Yama” adalah bahasa Sansekerta untuk “disiplin moral”.

Dalam Hindu disebutkan manusia masuk surga atau neraka tidak ditentukan oleh garis silsilahnya. Dalam Hindu disebutkan manusia masuk surga atau neraka tidak ditentukan oleh besarnya upacara atau ritual kematian yang dibuat oleh keluarga yang ditinggalkan. Yang menentukan masuk surga atau neraka adalah “Yama” atau “disiplin moral” yang dijalaninya selama menjadi manusia di dunia.

Bhatara Yama atau Yamadipati adalah “malaikat penjaga pintu kematian”, sekaligus diberi mandat oleh Tuhan Maha Tunggal untuk memverifikasi layak tidaknya sang mati, entah masuk surga atau neraka, berdasarkan “kualitas Yama” dari sang mati.

Jadi, kalau mau disederhanakan, bahwa Bhatara Yama atau Dewa Yama, atau Yamadipati, adalah “kekuatan dewata” yang meregulasi “perjalanan” manusia setelah kematiannya. Ini didasari dari “kualitas Yama” dari roh/jiwa-atma sang mati.

Apa itu “kualitas Yama”?

Pokok atau dasar etika-moralitas Hindu adalah Dasa-Yama. Terdiri dari 5 Yama (panca-yama) dan 5 Niyama (panca-niyama).

Pedoman mendapatkan kualitas Yama yang baik atau pedoman hidup yang membuat manusia damai dalam dirinya ketika hidup, dan masuk surga — bahkan sampai Nirvana atau Moksha setelah kematian adalah Yama dan Niyama.

YAMA adalah kode etik atau disiplin moral terhadap dunia luar. NIYAMA juga merupakan aturan perilaku untuk hidup, tetapi disiplin ini berfokus pada bagaimana Anda memperlakukan diri sendiri.

5 YAMA ini berurusan dengan tingkah laku kita terhadap dunia luar atau lingkungan sekitar kita. Menyangkut relasi kita dengan manusia dan semua makhluk lain.

Kelima dispilin moral yang disebut YAMA ini adalah:

1.⁠ ⁠”Ahimsa” — Bahasa Sansekerta yang berarti “tidak menyakiti” — tidak menyakiti dalam harus dibersihkan dari pikiran, kata-kata dan tindakan.

2.⁠ ⁠”Satya” — Bahasa Sansekerta yang berarti “menahan diri dari ketidakjujuran” — kejujuran menjadi pedoman bertindak dan bertingkah laku dalam keseharian.

3.⁠ ⁠”Asteya” — bahasa Sansekerta untuk “tidak mencuri” — tidak ada niatan dan prilaku korupsi, mengelapan dan mengambil yang bukan hak kita.

4.⁠ ⁠”Brahmacharya” — Bahasa Sansekerta untuk “penggunaan energi seksual yang bijaksana” — dalam hal ini juga berarti bagaimana bisa menguasai tubuh dan pikiran secara bijak. Pembelajaran dan disiplin untuk memahami tubuh dan pikiran ini agar tidak terjebak nafsu seksual dan perangai ketubuhan yang merugikan ini disebut “brahmacarya”.

5.⁠ ⁠“Aparigraha” — bahasa Sansekerta untuk “tidak posesif” — tidak terjebak pada nafsu ingin menguasai atau kepemilikan.

Bhatara Yama dan para petugas pintu kematian akan memberikan nilai atau score pada “kualitas Yama” si mati yang melintas ke alam kematian.

Bhatara Yama adalah dewa atau bhatara yang menjadi semacam wasit pemberi skor dan menjebloskan si mati dalam “kelas neraka” atau “kelas surga”.

Bhatara Yama tidak bisa dibelokkan dan tidak bisa disogok oleh ritual keluarga si mati yang ditinggalkan. Sama dengan keluarga di rumah yang tidak bisa membantu kerabatnya yang sedang menjalani test kualifikasi sebuah penempatan posisi bagi yang bersangkutan. Ini semua tergantung “kualitas Yama” si mati ketika masih hidup. Kualitas dari pelaksanaan Yama tidak bisa direkayasa dengan bekal-bekal kubur atau ritual kematian. Begitu si mati jeblok dalam kualitas disiplin diri (Yama) dalam hidupnya, otomatis “mesin tercanggih AI canggih” Bhatara Yama menjebloskan si mati pada level yang memang sesuai dengan “skor disiplin moral” si mati.

Bhatara Yama adalah kekuatan kosmik yang meregulasi atau mengatur serta merekam jejak kualitas dispilin moral semua manusia untuk nantinya ditempatkan di surga atau neraka.

Dalam Hindu disebutkan jika manusia menjalankan dispilin moral atau Yama, tidak perlu menunggu mati, dalam hidupnya pun telah akan bisa menikmatinya. Sang manusia yang menjalankan lima displin moral (Panca Yama) akan otomatis memiliki kedamaian diri dalam hatinya. Memiliki keteguhan dan kekuatan diri untuk menghadapi semua ujian dalam hidupnya.

Bhatara Yama tidak hanya menunggu kematian manusia, dia juga bekerja membantu manusia baik berdisiplin moral ketat untuk bisa meneguhkan dirinya dalam kehidupannya.

Selama manusia tidak lulus dalam urusan Panca Yama, Bhatara Yama akan menjebloskan Anda ke dalam neraka, baik selama hidup dan ketika mati. Dalam bahasa Bali disebut: “Neraka idup-idup” — neraka sebelum menunggu ajal.

Jika manusia mengalami perasaan neraka dalam hidup — neraka idup-idup — dalam ajaran Hindu diberikan resepnya terdalamnya: Kasihani diri kita. Jangan sakiti diri kita. Terima diri kita jangan banyak mengeluh dan berpikirlah terus positif. Tindakan ini adalah inti dari Ahimsa: “Menghindari aniaya tindakan kejam-keji”.   Ini adalah prinsip untuk tidak menyakiti dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan. Tidak menyakiti orang lain, hewan, lingkungan, dan terutama TIDAK MENYAKITI DIRI SENDIRI. Berpikir positif terhadap diri sendiri dan terus menerus menjaga semangat hidup adalah cara untuk tidak kejam dan jahat pada diri sendiri. Sebaliknya, memikirkan hal buruk, penuh sesal dengan situasi diri sendiri, tidak mau berpikir positif dan pemalas dalam menjalani hidup adalah tindakan “ahimsa ring angga sarira” — keji pada diri sendiri.

Bhatara Yama atau Yamadipati melindungi mereka yang menyayangi dan menghargai dirinya sendiri, dengan tetap berpikir, berbuat, dan bertindak positif dalam hidup, apapun situasi yang dihadapinya. Bhatara Yama akan memberikan ganjaran “neraka idup–idup” kepada mereka yang apatis pada hidup dan membenci dirinya sendiri. [T]

 [MATI CARA HINDU (2) membahas Bhatara Yama dan NIYAMA (perilaku untuk hidup dan disiplin moral yang berfokus pada bagaimana Anda memperlakukan diri sendiri)].

BACA artikel lain dari penulis SUGI LANUS

SEBARIS DOA | Catatan Harian Sugi Lanus
Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’
MAHARSI PENULIS WEDA DI NUSANTARA
Hindu Bali: Om, Ong atau Wong?
I GUSTI BAGUS SUGRIWA MEMBACA DASA BAYU
MANTRA-MANTRA NYEPI REKOMENDASI I GUSTI BAGUS SUGRIWA
“Idea-Puisika” & “Idea-Masa Lalu”
Catatan dari Pura Meduwekarang 2003: GEMPA BALI 1917, BOM BALI 2002
Peta Kosmik Tubuh Manusia Bali || Catatan Harian Sugi Lanus
Air, Agama Tirta, dan Pariwisata Bali
Perlindungan Pohon dalam Undang-Undang Bali Kuno – Renungan Pasca Bencana
Tags: hindu
Previous Post

“Bendera” atau “Sembako” : Dari Pementasan Teater Selem Putih

Next Post

Animals Don’t Speak Human Gaungkan Kesejahteraan Ayam Lewat Festival Kekeruyuuuk

Sugi Lanus

Sugi Lanus

Pembaca manuskrip lontar Bali dan Kawi. IG @sugi.lanus

Next Post
Animals Don’t Speak Human Gaungkan Kesejahteraan Ayam Lewat Festival Kekeruyuuuk

Animals Don’t Speak Human Gaungkan Kesejahteraan Ayam Lewat Festival Kekeruyuuuk

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co