Meditasi Hari Pertama
sudah kusempurnakan mandi besar
dan jubah hitam gairah yang lalu
lekas kulepas di pintu keheningan
lumut dan bakteri kusikat sampai kilat
kini kukenakan kulit bayiku lagi
pikiran yang baru tahu tangis dan tawa
hati yang jauh dari pilu dan haru
pada umur kelewat remaja dan tua
di sini, seperempat hidup pada almanak
menggumpal di atas dingin keramik
sambil menata nafas yang lama tercampak
dan di keheningan ini kusapu bersih
noda-noda masa lalu dan remah impian
yang menghisap energi bahagia dan hidupku
Bogor-Jakarta, 2014/2024
Meditasi Hari Kedua
umpama jelajah alam di malam bulan terang
mencari arah lapang menuju kampung nurani
batu-batu sandung berbentuk layang-layang
dan kala jengking memetik bunga melati
kuikuti jejak kaki para pertapa
melewati bukit, lembah dan rimba
selepas kegelapan tertikam di pintu sukma
belati di tangan tetas api di mata serigala
pagar melati menyeruap wangi dan salam
pisang emas matang di pohon berbinar-binar
bersama irama jengkrik di semak-semak seruni
alir nafasku mengembun, kuku-kuku membening
seperti bayi tenang, silaku hening
meraba seluruh pori-pori, luar dalam.
Bogor-Jakarta, 2014/2024
Meditasi Hari Ketiga
kunang-kunang terbit di hamparan padi
kakiku geli di pucuk-pucuk tunas ilalang
bukan, itu percik sinar lampu-lampu kota
jadi bainglala dipejam mata meditasiku
kedua lengan terentang-terkepak
terbang memandang cuaca
bagai burung gagak awasi mangsa
lalu hinggap di punggung meditasiku
bagai khidir, lentur tangan buka pintu
fantasi menggelar teater satu babak
dari masa silam yang koyak-moyak
meditasi badan kerontang tersentak
tapa bisu mengikis bahasa yang terserak
sebelum tiba gelap saat nafas diam di dada
Bogor-Jakarta, 2014/2024
Meditasi Hari Keempat
seluruh organ tubuh berontak
sel-sel darah saling desak
sendi-sendi menetaskan nyeri
otot pegal ditekan linu
hasrat pergi memuncak
pikiran keluar ke mana-mana
perasaan halus dan kasar saling tindih
sukma mencair, tubuh padat terkunci
seluruh energi batin mengkristal
menghentikan waktu di duduk pikiran
menumpas segala ingin dan angan
angin halus menjaga nafas mulus
mengurai benang kusut berlumut
di sekujur atmosfir hidup.
Bogor-Jakarta, 2014/2024
Meditasi Hari Kelima
kujur tubuh berlabuh di dermaga hening
kesiur angin-ombak lenyap di daun telinga
di belakang kelopak mata ada pelangi
menjadi jembatan masa lalu ke masa depan
hidup lahir di hulu bergerak ke hilir
mengisi ruang dan waktu di dasar dan tepi
aku terapung dan hanyut sepanjang nafas
pada denyut batu-batu memenuhi paru-paru
pikiran menjadi ikan mas koki lemah
bermimpi setiap tenang air diam bariak
berharap jadi lumba-lumba pintar perkasa
hujan emosi berduyun-duyun ke kawasanku
menggerogoti perasaan bisu bermata biru
dalam duduk meditasi panjangku.
Bogor-Jakarta, 2014/2024
Meditasi Hari Keenam
kulepas wajah luka di tubuh lembut meditasi
sejengkal dari ubun-ubun sebuah pintu terbuka
kumasuki sebelum ruas cahaya memadam
lalu muncul ribuan jendela kaca de javu
separuh sukmaku mengambang
di atas bukit-bukit hijau puncak bogor
kuturuni tangga batu menuju lembah
mengikuti jejak kaki matahari
sukma diam di gerbang kayu kedua
perkampungan muncul dihuni duka cita
ratusan keranda terbang ke pemakaman
gubuk trauma reot di balik gerbang kayu
di seberang tangga batu yang keenam
dan di gerbang terakhir; hening memelukku
Bogor-Jakarta, 2014/2024
Meditasi Hari Ketujuh
di perbatasan lubang hidung dan bibir
menepilah benih-benih angin segala penjuru
sekejeap tunas tumbuh dan berlabuh
ke ujung pangkal terdekat dan terjauh
segenggam nafas beroprasi di jantung
menyusuri arah denah urat nadi
seperti gulungan ombak tergumpal di ubun-ubun
lalu pecah ruah ke sekujur dilebur darah
alirnya deras berarus kencang
tak ada hulu bermula, tanpa hilir perjumpaan
tubuhku tak lagi berjarak dengan atmosfer
waktu meleleh di tenggorokan
kutelan bersama racun dahak kental
masa silam masa depan berhenti dalam dada
Bogor-Jakarta, 2014/2024
Meditasi Hari Kedelapan
tak satu pun tertinggal dan terlepas
daun-daun peristiwa tumbuh dan gugur
di ranting-dahan pohon jati takdirku
di kebun ingatan tempat segalanya berdenyut
umpama sel-sel sperma dan zat tanah gambut
setiap yang berdenyut mengembang biak
memilih nasib dan jalur hidup kebebasan
dan aku mengakses seluruh denyut sendiri
jauh dari ujung belati panca indera
ribuan babak tragedi tercipta dalam otak
tanpa lampu, tak bersuara: senyap
jutaan bayang-bayang keangkuhan
mematung di antara langit dan bumi meditasi
terjamah, ia jelmaan impian yang terbunuh.
Bogor-Jakarta, 2014/2024
Meditasi Hari Kesembilan
di ruang kesembilan meditasi vipassana
batang pohon nanas kering di pagi buta
semut dan walang sengit pergi ke lembah
laba-laba dan burung empret membuat sarang
aku kehilangan hasrat dan selera
tulang belakang ditumbuhi akar gantung
pandangan meninggi mencapai bukit
kabut tebal putih susut ke pori-pori
aku kehilangan batas dan jarak
menjelma atmosfir dan iklim sendiri
suara hanya gema di titik hening
ragaku terus menipis-tanpa kikis
masa dan gelombang bunyi terlipat
tersusun megah di pintu kepulangan
Bogor-Jakarta, 2014/2024
Meditasi Hari Kesepuluh
menjelang purna diam yang mulia
di pusat meditasi vipassana dhamma java
aku mungkin meraih dhamma
lenyap segala bentuk sangkara
menjelma janin subur sang budha?
di rahim dunia yang fana
sebelum ritual khusyuk tobat paripurna
menyongsong sulur cahaya sukma
pecah dari wajah dewa matahari
atau dewi bulan dan samudera
sebagian menjadi reinkarnasiku
keheningan memenuhi aku
kesadaran menguasai perikemanusiaanku
pancaran hidup mengkristal di pusat cahaya
Bogor-Jakarta, 2014/2024
Penutup Tapa Bisu
semua yang nyata berlalu, tapa bisu, pikiran biru
adakah yang lebih biru dari pekatnya rindu?
puncak-puncak bukit disanding gunung geulis
meniup langit, awan bunting lahir dalam rinduku.
sempurnalah meditasiku
sepuluh hari menunaikan tapa bisu
Jakarta-Bogor, 2014/2024