WISATA petualangan ( adventure tourism) kini mulai banyak digemari. Wisata jenis ini termasuk special interest tourism atau pariwisata minat khusus. Wisata petualangan muncul sebagai alternatif atas beragam objek dan daya tarik wisata yang mulai menimbulkan kejenuhan bagi wisatawan.
Wisata petualangan adalah jenis wisata yang penuh risiko. Keamanan dan keselamatan wisatawan dipertaruhkan dalam kegiatan berwisata. Wisatawan biasanya ingin mendapatkan sensasi dalam wisata petualangan. Perasaan excited menaklukan alam adalah merupakan kepuasan tersendiri bagi wisatawan.
Menurut the Adventure Travel Trade Association, wisata petualangan adalah kegiatan berwisata yang meliputi aktivitas fisik, pengalaman budaya, dan aktivitas di alam. Wisata petualangan terbagi menjadi dua kategori, yaitu yang berisiko tinggi (hard adventure) dan yang berisiko ringan (soft adventure).
Termasuk dalam kategori wisata petualangan yang berisiko tinggi adalah mendaki gunung, trekking ke daerah terpencil, serta susur gua (caving). Disebut berisiko tinggi, karena wisata jenis ini perlu persiapan dan keterampilan matang. Banyak kasus kecelakaan yang sampai merenggut korban jiwa dari wisata jenis ini.
Sedangkan wisata petualangan dalam kategori ringan meliputi hiking, bersepeda, mengunjungi taman safari, wisata budaya, wisata kuliner, ekpedisi penjelajahan, bermain kayak, rafting maupun river tubing dan masih banyak yang lain. Wisata petualangan kategori ini memiliki risiko kecil terjadinya kecelakaan, apalagi jika didampingi oleh pemandu wisata.
Banyak jenis wisata petualangan di Indonesia, baik yang natural maupun buatan. Kekayaan alam yang melimpah di Indonesia membuat wisata petualangan sangat prospektif untuk dikembangkan. Meski harga produk wisata petualangan termasuk mahal, namun memiliki pangsa pasar yang jelas; yaitu mereka yang berjiwa muda.
Manfaat
Meski tidak begitu populer dibanding dengan wisata konvensional seperti pantai dan taman rekreasi, wisata petualangan kini mulai banyak dilirik. Secara ekonomis sesungguhnya wisata petualangan lebih menjanjikan.
Investasi wisata petualangan tidak terlalu besar. Jika dikelola dengan baik, wisata petualangan memberi manfaat ekonomi yang menguntungkan. Walau secara kuantitatif wisatawan jenis ini tidak sebanyak wisata konvensional, namun pengeluaran (spending money) wisatawan lebih besar.
Bukan hanya secara ekonomis, wisata petualangan diharapkan juga mendatangkan manfaat konservasi. Hal ini tidak mudah diperoleh. Mengingat wisata petualangan menggunakan alam sebagai media berwisata. Potensi terjadinya kerusakan lingkungan sangat besar. Oleh sebab itu perlu dipikirkan konsep pengembangan wisata petualangan yang mendukung konservasi.
Sebagai langkah awal perlu upaya edukasi kepada pengelola wisata petualangan dan wisatawan agar mengedepankan keselamatan lingkungan dalam berwisata. Konsep konservasi harus dimaknai sebagai tidak merusak lingkungan dan tidak menimbulkan korban jiwa dalam berwisata.
Manfaat konservasi bisa didapat bila pengelolaan wisata petualangan melibatkan penduduk lokal. Selayaknya wisatawan memang dipandu oleh penduduk lokal. Sebab, mereka lebih memahami kondisi alam dan ekosistem yang ada. Penduduk lokal akan memandu wisatawan terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh wisatawan.
Manfaat sosial, ekonomi, dan konservasi dari wisata petualangan akan lebih dapat peroleh jika mengikutsertakan lembaga yang ada di sekitar destinasi, seperi Pokdarwis maupun BumDes. Pelibatan Pokdarwis dalam wisata petualangan dapat meminimalisasi dampak negatif ekosistem di destinasi.
Sedangkan BumDes diperlukan untuk mengatur investasi di satu daerah yang menjadi objek wisata petualangan. Dengan kata lain, wisata petualangan akan lebih aman dari sisi sosial, ekonomi, dan konservasi jika dikelola oleh desa wisata.
Peran Pemerintah
Selama ini objek wisata petualangan lebih banyak dikelola oleh swasta maupun perorangan. Peran pemerintah tidak begitu tampak. Dalam beberapa kasus, hal ini akan membuat wisata petualangan kurang dapat dimonitor perkembangan maupun dampaknya.
Kurangnya peran pemerintah disebabkan wisata petualangan tidak mendatangkan jumlah wisatawan yang melimpah. Padahal potensi ekonomi wisata petualangan sangat besar. Oleh sebab itu diperlukan pemetaan di daerah terkait potensi sumber daya alam untuk dapat dikembangkan sebagai objek wisata petualangan.
Promosi objek wisata petualangan juga belum optimal jika dibandingkan dengan objek wisata yang selama ini banyak dikunjungi wisatawan. Mengingat pasar wisata ini ada di kalangan anak muda, maka diperlukan promosi kekinian melalui media sosial.
Tidak kalah penting adalah regulasi pemerintah terkait faktor risiko dari wisata petualangan. Setiap pengelola objek wisata petualangan hendaknya memiliki Standard Operational Procedure (SOP) yang memberi jaminan keamanan kepada wisatawan serta jaminan kelestarian lingkungan.
Wisata petualangan memang dapat memenuhi motif psikologis wisatawan berupa kesenangan dalam petualangan. Namun perlu diingat, wisata petualangan memanfaatkan alam dan lingkungan yang perlu dijaga keberlanjutannya.[T]
BACA artikel lain dari penulisCHUSMERU