KOTAGEDE, salah satu sudut Jogja yang menyimpan sejarah panjang berdirinya kerajaan-kerajaan di tanah jawa. Terkenal dengan kearifan lokal dan pelestariaan situs bersejarah yang memukau.
Sehingga tak heran jika kawasan yang melahirkan banyak sekali produk kebudayaan ini menjadi daya tarik para wisatawan asing maupun lokal untuk berkunjung di Jogja. Kotagede memiliki tempat pariwisata yang sangat lengkap, mulai dari sejarah, pasar dan masjid tradisional tertua di jogja, beragam kuliner khas kotagede hingga kerajinan perak, tembaga dan kuningannya.
Dan, selain wisata sejarah, budaya dan adat istiadat jawa yang memiliki keunikan tersendiri, di sini juga terdapat beberapa kuliner tradisional khas yang menjadi sorotan para wisatawan. Wisata kuliner di kotagede ini tentu tidak kalah menarik dari wisata sejarah atau seni budayanya. Kotagede banyak menyimpan kuliner legendaris yang hanya bisa ditemukan di kota bekas pusat kerajaan mataram islam ini.
Artinya, sebagai episentrum pemajuan kebudayaan pada jamannya, kotagede tentu menghasilkan cita rasa kuliner yang berbeda. Nah, berikut ini makanan khas legendaris yang ada di Kotagede, yang ketika namanya disebutkan, maka akan teringat langsung dengan Kotagede Yogyakarta.
Roti Kembang Waru
Kuliner legendaris Kotagede yang menempati urutan pertama ini agak awam untuk masyarakat umum. Sebab, pengrajin kue tradisional roti kembang waru sudah tidak banyak lagi.
Roti kembang waru merupakan kudapan yang dulunya digemari raja-raja. Kini keberadaanya hanya diperuntukan sebagai pelengkap kegiatan-kegiatan upacara adat saja. Meskipun, menurut Kipowaru Pusat Oleh-Oleh Khas Kotagede, menyampaikan bahwa produk roti kembang waru ini segmennya tidak luas, namun mencoba dibranding lagi sebagai oleh-oleh khas Kotagede Jogja.
Ciri khas dari roti kembang waru adalah bentuknya seperti bunga, memiliki delapan sisi, bewarna coklat panggangan yang begitu menggugah selera.
Proses pembuatan roti kembang waru memakan waktu yang cukup lama dan kesabaran yang tinggi, dengan teknik mengaduk adonan saja memakan waktu 1,5 hingga 2 jam. Pemanggangan pun masih menggunakan oven tradisional berbasis arang. Jadi betul-betul harus sabra untuk menghasilkan roti kembang waru khas kotagede ini.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat roti kembang waru pun sederhana, antara lain: tepung terigu, mentega, minyak sayur, telur dan vanili. Roti kembang warunya biasanya dapat bertahan hingga 7 hari dalam suhu ruang. Salah satu rekomendasi tempat makan yang menyediakan roti kembang waru premium legendaris adalah Kipowaru.
Legomoro
Kotagede memiliki banyak kuliner tradisional yang memiliki filosofis tinggi. Legomoro memiliki arti Lego (Lega) dan Moro (Datang), dimana jika diartikan suasana lega bahagia karena orang yang diharapkan datang akhirnya datang juga.
Sekilas, Legomoro mirip lemper, namun yang memberdakan adalah legomoro bentuknya lebih berisi dan diikat dengan bamboo per 4 biji. Cara pembuatan legomoro pun membutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Jadi, ketika memakan pun kita dapat merasakan bagaimana kulner asli kotagede dibuat. Mulai mengurai tali bambu dan membuka kulit daun pisangnya.
Kipowaru melestarikan banyak pengrajin roti kembang waru di Kotagede | Foto: Luki Antoro
Pembuatan Sudang Lepet memiliki 3 tahapan: pertama, membuat tali bambu, menyiapkan daun pisang, memasak ketan dan mebuat isian (daging sapi); selanjutnya, dilakukan tahap pengemasan; dan terakhir, dikukus hingga warna daun pisang berubah. Legomoro sendiri memiliki rasa yang sangat otentik, sangat cocok disajikan untuk hidangan keluarga besar bahkan oleh-oleh.
Legomoro mulai tidak banyak ditemukan di Jogja, jadi untuk mendapatkan kuliner khas kotagede ini bisa di Kipowaru pusat oleh-oleh khas kotagede.
Emping Mlinjo Khas Kotagede
Makanan khas Kotagede yang berikutnya adalah Emping Mlinjo, yang terbuat dari biji mlinjo dan di bumbui dengan rempah-rempah, ditambah gula atau cabai sesuai selera. Emping khas kotagede ini kecil-kecil seperti koin dan tebal, namun rasanya gurih dan enak.
Emping Mlinjo khas kotagede memiliki ciri khas kemasan, warna yang memiliki tiga rasa, yaitu; pedas manis, manis dan gurih. Emping mlinjo khas kotagede dulunya pernah merajai pasaran hingga ekspor malaysia. Mengingat dulu Kotagede adalah kawasan hutan yang begitu kaya dengan hasil bumi, salah satunya pohon melinjo yang melimpah.
Emping Mlinjo khas Kotagede ini sangat cocok untuk dijadikan camilan hingga oleh-oleh khas jogja. Kuliner ini jarang sekali ditemukan, tapi bisa ditemukan di pusat pelesari pangan lokal di Kipowaru juga.
Gudeng Asli Kotagede
Gudeg aslinya berasal dari kotagede, namun mengalami perkembangan tumbuh di beberapa tempat di Yogyakarta. Gudeg Wijilan salah satunya, wijilan adalah nama tempat untuk memfokuskan para pedagang gudeng berada di pusat kota.
Menariknya, mungkin kita dibuat penasaran seperti apa gudeg asli kotagede tersebut. Sebenarnya gudeg terbagi menjadi dua, ada gudeg basah dan gudeg kering. Awalnya gudeg itu adalah basah. Dulu prajurit kerajaan yang membuka lahan, mengolah Nangka muda dengan proses yang sangat tradisional.
Warung yang menjajakan gudeg asli bisa kamu temui di sekitar Kotagede, seperti pasar kotagede ataupun warung-warung bubur pagi di sekitaran kotagede. Biasanya mereka buka dari pukul 5 pagi sampai pukul 11 siang. Jadi, bagi teman-teman yang berkunjung ke Kotagede, jangan pernah melewatkan berburu gudeg langsung di Kotagede.
Nah, itu dia, rekomendasi kuliner khas Kotagede yang wajib teman-teman coba kalau berkunjung ke Yogyakarta. Selamat berburu oleh-oleh khas jogja untuk melestarikan kuliner tradisional disana. [T]