PAMERAN seni rupa merupakan ajang untuk memperlihatkan eksistensi individu seniman maupun komunitas kepada masyarakat luas. Pameran adalah sebuah alat komunikasi dua sisi, komunikasi antara seniman dan penikmat seni.
Ada banyak hal yang bisa tersampaikan melalui kegiatan pameran seni rupa. Misalnya menyampaikan pesan lewat karya, menyentil, mengkritik, bahkan memberikan pengetahuan baru terkait ide dan gagasan kepada pengunjung yang datang.
Sabtu, 29 Juni 2024, di penghujung bulan Juni, yang merupakan Bulan Bung Karno, siswa SMP Negeri 3 Sukasada berpameran di Ruang Terbuka Hijau, Taman Bung Karno, Sukasada, Buleleng. Pameran itu merupakan rangkaian kegiatan Pekan Apresiasi Seni.
Lukis plastik karya siswa SMPN 3 Sukasada | Foto: Susila Priangga
Siswa-siswa SMP itu memamerkan 86 karya lukis plastik siswa dan 10 karya topeng bubur kertas yang di-finishing dengan plastik.
Lukis plastik yang dipamerkan siswa-siswa SMP itu menjadi jenis karya lukis baru dengan tema “Plastik Estetik”. Lukisan-lukisan itu memberikan kesan baru terhadap sampah plastik yang ada di lingkungan sekitarnya.
Lukisan ini sepertinya bisa disebut sebagai hasil sulap sampah plastik bekas snack, mi instan, permen dan sampah plastik penuh warna lainnya, dan menjadi karya yang semestinya patut diberikan apresiasi sebesar-besarnya. Keinginan dan semangat siswa dalam berkarya patut diacungi jempol sebesar-besarna. Mereka sampai “turun gunung” untuk memperlihatkan eksistensinya, memberikan tamparan bagi kita yang berpikir remeh tentang sebuah karya dan sebuah pameran.
Plastik bisa berperan sangat penting dalam sebuah hasil karya. Teknik menempel yang kini sedang eksis dalam banyak kegiatan seni rupa, telah memberikan banyak kemudahan bagi siswa untuk menciptakan hasil karya lukis ang menarik. Aneka plastik bekas yang penuh warna, bisa dikombinasikan dengan baik sehingga tak memerlukan penggunaan cat lagi dalam berkarya.
Lukis plastik karya siswa SMPN 3 Sukasada | Foto: Susila Priangga
Penggantian cat bisa berpengaruh dalam kegiatan berkarya, terutama dari segi ekonomi. Ya, ekonomi siswa sangat berpengaruh dalam berkarya. Ketika seorang guru berharap semua siswa bisa berkarya, namun alasan ekonomi yang menjadi dasar ketidakmampuan mereka dalam menyediakannya, merupakan satu masalah yang tentunya harus ada solusinya. Dan solusi itu ada disekitar kita. Sampah plastik yang menjadi momok menakutkan karena susah terurai dan menjadi sumber penyakit, kini menjadi karya yang sama sekali tidak menakutkan.
Lukis plastik dalam karya-karya siswa SMPN 3 Sukasada ini menggunakan teknik menempel, selayaknya seni lukis mozaik, montase dan kolase, yang dibuat dengan teknik menempel biji, kepingan dan potongan sehingga terbentuk sebuah objek yang diinginkan. Dalam lukis plastik, juga digunakan teknik menempel kepingan plastik yang sudah dipotong sesuai pola warna yang diinginkan.
Lukis plastik dipopulerkan oleh Made Oplas, salah satu seniman dari Buleleng. Made Oplas gencar mensosialisasikan dan mendemonstrasikan plastik menjadi karya yang estetik.
Selain dengan teknik menempel yang sederhana dan mudah dilakukan, berbagai penndukung dalam berkarya juga mudah didapat. Siswa mencari media gambar yang akan di tempeli plastik melalui internet. Tersedia banyak sekali gambar siap tempel yang di sesuaikan dengan keinginan siswa. Sehingga proses berkarya akan semakin mudah dilakukan.
Memang sangat perlu untuk terus dilanjutkan, pengolahan sampah plastik menjadi barang-barang yang memiliki nilai jual dan karya-karya yang menarik, karena sampah plastik sudah sangat mengkhawatirkan. Berserakan dan terus terlahir tanpa henti, walau dengan himbauan dan aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah tentang pengurangan sampah plastik, namun sampah plastik masih terlalu banyak untuk di lingkungan kita.
Pengunjung memperhatikan karya lukis Plastik Estetik dan topeng yang dipamerkan siswa SMPN 3 Sukasada di Taman Bung Karno, Sukasada, Buleleng | Foto: Susila Priangga
Dengan mengajak siswa berkarya seni lukis plastik ini, di harap siswa mendapat pengetahuan baru, tentang bagaimana mengolah sampah plastik menjadi sebuah karya yang indah dilihat. Walau dengan skala yang masih kecil, namun bekal itu tentu akan menjadi sangat berarti nanti di masyarakat.
Ketika pengalaman berkarya itu diterapkan masyarakat, maka akan berpengaruh besar dalam pengolahan sampah. Akan muncul inovasi-inovasi baru dari mereka dalam hal memanfaatkan sampah, dan akan muncul produk-produk serta karya yang luar biasa kelak.
Selain pengaruh terhadap siswa, pameran ini bertujuan untuk mensosialisasikan pengolahan sampah kertas dan plastik kepada masyarakat umum. Bahwa bungkus snack yang kita punya dapat bernilai seni dan dapat menghiasi tembok rumah kita.
Masyarakat juga perlu mendapatkan pemahaman terkait pengolahan sampah dan lingkungan yang bersih. Dengan diadakan pameran ini, diharapkan masyarakat akan memiliki pertanyaan-pertanyaan terkait karya yang dipamerkan, dan di sanalah peran siswa yang sudah memiliki pengetahuan terkait karya akan bisa menjelaskan dan mensosialisasikan karya yang mereka buat, termasuk cara pembuatannya.
Selain itu, saat pameran berlangsung, siswa juga langsung mendemonstrasikan cara pembuatan karya, sehingga pengunjung dapat melihat langsung dan bertanya langsung pada siswa.
Lukis plastik dan topeng karya siswa SMPN 3 Sukasada | Foto: Susila Priangga
Pameran ini tentu berbeda dengan pameran yang dilakukan siswa SMP Negeri 3 Sukasada tahun lalu. Setahun lalu, siswa-siswa itu mengangkat tema Harmonisasi Cetak Daun dan berpameran di sekolah. Pengunjung yang hadir dari kalangan siswa, guru dan pegawai, serta masyarakat sekitar sekolah saja. Kali ini siswa mencoba mencari suasana baru dengan berani tampil untuk berpameran ke tempat umum dengan membawa nama sekolah, berharap banyak yang melirik sekolah dan pengunjung lebih banyak yang hadir untuk menikmati hasil karya siswa.
Iya, pihak sekolah memang memberikan dukungan penuh untuk kegiatan siswa yang positif seperti pameran ini. Dan terus mendukung untuk dilaksanakan tiap tahunnya.
Tahun lalu karya lukis cetak daun dengan teknik grafis (cap) dilaksanakan di sekolah, kini lukis plastik teknik tempel dilaksanakan di RTH Taman Bung Karno. Tahun depan karya apa, tekniknya bagaimana dan dilaksanakan dimana? Sebuah PR yang tentu harus di persiapkan dari sekarang, untuk pengalaman siswa dan tentunya mengharumkan nama sekolah.
Mari kita tunggu bersama, karya siswa SMP Negeri 3 Sukasada tahun depan. [T]
Topeng dari kertas dan sampah plastik karya siswa SMPN 3 Sukasada