30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Nenek Kaiyah, Kini 73 Tahun, Kerja Naik Pohon Sejak Usia 15 Tahun

Sonhaji AbdullahbySonhaji Abdullah
June 14, 2024
inPersona
Nenek Kaiyah, Kini 73 Tahun, Kerja Naik Pohon Sejak Usia 15 Tahun

Nenek Kaiyah

KEPALANYA ditutup kain hitam dengan pakaian longgar yang menutup badan dan kaki, Nenek Kaiyah merayap naik pohon cengkeh. Tanpa alat bantu. Telapak kakinya seperti spiderwoman, melekat pada batang pohon, selangkah naik, selangkah naik.

Nama lengkapnya Rukaiyah. Orang biasa memanggil dengan nama Ibu Kaiyah atau Nenek Kaiyah. Ia perempuan Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali, yang sehari-hari memang bekerja sebagai pemanjat pohon.

Sekitaran bulan Juni 2024 ini, cengkeh di desanya memasuki musim panen. Pucuk-pucuk cengkeh penuh bunga, dan Nenek Kiayah pun bekerja memanjat pohon cengkeh untuk kemudian memetik bunganya di pucuk pohon.

Usianya kini 73 tahun. Namun ia masih tampak begitu kuat memanjat pohon cengkeh yang tinggi, dengan kekuatan yang tak kalah dengan pemanjat-pemanjat yang masih muda.

Nenek Kaiyah naik pohon cengek di Desa Pegayaman, Sukasada, Buleleng | Foto: balisharing.com

Hari itu, Selasa, 11 Juni 2024. Nenek Kaiyah memetik cengkeh di sebuah kebun di belakang Pondok Pesantren Al Amin Desa Pegayaman.

Tampak jelas garis keriput di wajahnya. Rambutnya sudah memutih, Namun

penglihatannya masih sempurna. Pendengarannya juga masih sangat baik. Bicaranya masih jelas. Tentu saja otot dan tulangnya masih kuat, sehingga di sebuah pohon cengkeh di kebun itu, tubuhnya masih tampak gesit, terselip di antara dahan cengkeh, sembari tangannya berpegangan pada cabang yang lebih besar.

Nenek Kaiyah memang dikenal sebagai perempuan spesialis pemanjat pohon. Ia sudah memanjat pohon sejak usianya 15 tahun, dan hingga kini pekerjaan itu masih dilakoninya.

Ia pernah memanjat pohon apa saja. Pohon mangga, wani, bahkan pohon durian yang tinggi menjulang. Pada usia 73 tahun saja, ia begitu gesit dan cekatan memanjat pohon cengkeh. Bisa dibayangkan bagaimana ketika mudanya.

Apa rahasianya sehingga Nenek Kaiyah bisa naik pohon dengan begitu gesit? “Tidak ada. Ya baca bismillah dan sholawat saja,” katanya.

Selasa siang itu, Nenek Kaiyah mulai memanjat pohon cengkeh pukul 07.00 Wita. Ia membawa satu kampil, dengan tali pengikatnya, dan kawat pengait. 

Di atas pohon, di ketinggian sekitar 4-5 meter, tangan Nenek Kaiyah dengan lincah memetik bunga-bunga cengkeh. Bunga cengkeh yang kecil-kecil itu dipetiknya dengan cepat, dan itu membuktikan bahwa penglihatannya masih sangat baik.

Perempuan yang punya dua anak itu berdiri atas pohon hingga berjam-jam. Sesekali ia pindah ke dahan lain, lali ke dahan yang lain lagi. Tampak sekali staminanya sangat terjaga dengan baik. Jika tidak baik, barangkali di atas pohon ia bisa oleng karena kelelahan.

Naik pohon cengkeh, dengan ranting dan cabang yang cukup banyak, tentu adalah hal yang mudah bagi Nenek Kaiyah. Karena naik pohon dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi sudah kerap ia lakukan.

Ketika masih muda, ia biasa memanjat pohon wani, mangga, kelapa, dan durian. Ketika ikut transmigrasi ke Kendari, Sulawesi, Nenek Kaiyah bahkan biasa memanjat pohon pinang.

Nenek Kaiyah | Foto: balisharing.com

Bagaimana awalnya Nenek Kaiyah bekerja sebagai pemanjat pohon?

Ketika usianya 9 tahun, Kaiyah muda yatim piatu, karena bapak dan ibunya meninggal dunia. Untuk itulah ia harus bekerja menyambung hidup. Ia harus mencari nafkah sendiri.

Kaiyah muda pun kemudian bekerja sebagai pemanjat pohon. Ia memanjat pohon mangga, wani, durian, dan lain-lainnya untuk memetik buahnya. Ketika banyak warga Pegayaman menanam cengkeh, ia pun juga bekerja memetik bunga cengkeh.

Nenek Kaiyah mengaku dua kali pernah jatuh dari pohon. Tentu hal itu membuatnya sakit, namun kemudian ia sehat kembali.

“Alhamdulillah saya masih disayang Allah, sehingga sehat kembali,” kata Nenek Kaiyah.

Yang cukup lucu, Nenek Kaiyah pernah naik pohon durian yang di atas terdapat sarang tawon. Tentu saja ia panik. Tapi ia bersyukur tidak terjadi apa-apa.

Dan hingga kini ia terus naik pohon. Tak ada ramuan khusus agar ia bisa tetap kuat.

“Ya hidup tenang. Makan seperti biasa, nasi dan sayur-sayuran. Yang penting, terus bergerak, dan memanjat pohon,” ujarnya. [T]

Reporter: Sonhaji Abdullah
Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Adnyana Ole

Edi Juliana, Pemuda Pelopor Wakil Bali, Pemuda Tamblingan yang Tak Bosan Urus Pertanian
Dua Jam Bersama Luh Menek
Wayan Sukerena, Sang Pewaris Kesenian Renganis
Tags: cengkehDesa Pegayamanpemanjat pohonPerempuan
Previous Post

Oase di Tengah Hiruk Pikuk Kota Surabaya

Next Post

Puisi-puisi Mettarini | Seperti Mimpimu Memeluk Langit

Sonhaji Abdullah

Sonhaji Abdullah

Kontributor tatkala.co

Next Post
Puisi-puisi Mettarini | Seperti Mimpimu Memeluk Langit

Puisi-puisi Mettarini | Seperti Mimpimu Memeluk Langit

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co