SULIT dibantah. Komang Anik Sugiani adalah perempuan hebat yang dimiliki Kabupaten Buleleng, Bali. Sejak muda menjadi aktivis lingkungan, lalu mendapat gelar doktor, kini meraih penghargaan Kalpataru 2024.
“Meraih Kalpataru Tahun 2024 adalah prestasi membanggakan bagi saya secara pribadi, karena Kalpataru adalah penghargaan tertinggi dan bergengsi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI,” kata Anik Sugiani, Sabtu, 8 Juni 2024.
Anik menerima penghargaan Kalpataru katagori Perintis. Penghargaan diserahakan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Prof. Dr. Ir. Siti Nurbaya M.Sc., bertepatan dengan Hari lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2024, di Kantor Kementrian Lingkungan hidup dan Kehutanan RI.
“Bagi saya semua ini adalah bonus ketika kita benar-benar konsisten dan berkelanjutan dalam berkegiatan di bidang lingkungan,” kata Anik tentang penghargaan yang diterimanya.
Anik Sugiani | Foto: Dok Pribadi
Anik Sugiani lahir di Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, 3 Maret 1990. Ia putri ketiga dari pasangan suami-istri Ketut Suase dan Komang Swandeni.
Ia bergelut di bidang kegiatan lingkungan sejak tahun 2009, saat ia menempuh Pendidikan S1 di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja. Kegiatan itu terus dilakukan, bahkan ketika ia menempuh pendidikan S2 di Undiksha, dan S3 di Universitas Negeri Malang.
Di Desa Mengening ia mendirikan Yayasan Projeck Jyoti Bali. Di situ ia menggelar proses pendidikan kepada anak-anak dengan metode yang mengasyikkan. Yang menarik, anak-anak yang belajar di yayasan itu cukup membayar dengan sampah plastik. Lalu sampah plastik itu diolah bersama anak-anak untuk menjadi produk yang berguna.
Ia bersama anak-anak didiknya juga melakukan pembibitan pohon yang bisa ditanam di hutan atau daerah yang kering dan kekurangan air. “Bibit yang ditanam itu seperti pohon beringin, alvokat, mangga, manggis, wani dan lain-lain,” kata Anik.
Ia bersama suaminya, Gede Praja, yang juga pegiat lingkungan, hampir setiap hari melakukan kegiatan yang berurusan dengan perbaikan lingkungan. Itu semua dilakukan di sela-sela kegiatannya menjadi dosen di kampus Poltek Ganesha Guru, Singaraja, dan mengajar anak-anak di Desa Mengening.
Untuk semua kegiatan itu, ia dianggap layak mendapat penghargaan tertinggi di bidang lingkungan, yakni Kalpataru untuk katagori perintis.
Anik Sugiani dan penghargaan Kalpataru | Foto: Dok Pribadi
Proses Anik mendapatkan penghargaan Kalpataru cukup panjang dengan persaingan yang sangat ketat. Setiap kabupaten dari 32 provinsi mengirimkan kandidat terbaiknya. .
Proses penghargaan Kalpataru ini berlangsung selama enam bulan, mulai proses seleksi administrasi, lalu sidang dewan kehormatan pertama, lalu tim verifikasi terjun ke lapangan untuk memastikan kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Komang Anik.
Hingga diputuskan dalam sidang dewan kedua, bahwa Anik memang pantas mendapat penghargaan Kalpataru.
“Semoga makin banyak lagi orang-orang yang mau tergerak hatinya untuk peduli terhadap lingkungan, karena Indonesia butuh emuda pencari solusi,” kata Anik Sugiani.
Selamat, Anik! [T]