30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ia Blencong, Ia Kelir Wayang yang Penuh Getar — In Memoriam Dalang Bapa Sija

Made Adnyana OlebyMade Adnyana Ole
June 4, 2024
inEsai
Ia Blencong, Ia Kelir Wayang yang Penuh Getar — In Memoriam Dalang Bapa Sija

Made Sija | Foto diambil dari akun facebook Dayu Arya Dayu Ani

“Saat itu hati saya girang tak terungkapkan. Bapa Sija (Dalang Sija, Gianyar) berkenan datang mendalang dan memberkati anak saya. Beliau panutan semua dalang yang menekuni pedalangan klasik Bali, seorang maestro seni pewayangan Bali, penerima penghargaan tertinggi bagi seniman Indonesia dari Presiden RI. Kesederhanaan hidup dan kesantunannya senantiasa membuat saya malu.”

Kalimat itu disampaikan budayawan dan filolog Sugi Lanus dalam tulisannya yang berjudul “Blencong, Api di Luar dan Api di Dalam” yang dimuat tatkala.co.

Dalam artikel itu, Sugi Lanus tidak secara khusus menulis Dalang Sija, melainkan menulis tentang kemuliaan dunia pedalangan yang ia kenal. Dalam artikel itu ia melukiskan rasa senangnya karena bisa mengundang Dalang Sija dalam upacara tiga bulanan (105 hari) anaknya itu. Rasa senang seperti yang dirasakan Sugi Lanus tentu juga dirasakan oleh para orang tua yang lain di Bali—orang tua yang bisa mengundang dalang idola mereka untuk memberkati anak mereka dalam upacara tiga bulanan atau otonan.

Dalang Sija, atau biasa dipanggil Bapa Sija, memang dalang idola yang disegani, baik oleh para dalang maupun oleh warga biasa di Bali, bukan hanya di masa lalu, namun juga di zaman modern ini. Ia bernama lengkap Made Sija.

Ia sangat senang dipanggi Bapa. Bapa adalah panggilan terhormat bagi laki-laki Bali dari kalangan biasa. Ia lahir di Bona, Blahbatuh, Gianyar, Bali, pada suatu hari di tahun 1932.  

Dan pada usia lewat dari 90 tahun ini Bapa Sija menutup usianya. Ia berpulang pada Senin, 3 Juni 2024, dinihari, sekitar pukul 01.00 wita.

 “Bapak memang ada riwayat penyakit jantung, setahun lalu,” kata Wayan Sira, anak Bapa Sija ketika dihubungi lewat WA.

***

Berpulangnya Bapa Sija tentu meninggalkan duka. Bukan hanya duka bagi keluarga, bukan hanya duka bagi warga pedalangan, melainkan juga duka bagi seniman dan siapa pun yang mengabdi pada dunia kesenian.

Bapa Sija dikenal sebagai pengabdi yang teguh pada dunia seni. Ia dikenal sebagai seniman multidimensi: pencipta wayang arja, pembuat sarad, penari, undagi, pelukis, yang menjadi guru banyak murid.

“Saya orang miskin yang berkecukupan,” akunya, sebagaimana pernah dimuat dalam Majalah Sarad. 

“Orang miskin yang berkecukupan” adalah ungkapan yang punya makna seluas samudera sedalam inti bumi. Ia tidak kaya, tapi tak pernah merasa kurang. Kesenian memenuhi segala hasrat dan segala hal yang dibutuhkan untuk mengabdi pada hidup.

Maka itu, Mas Ruscitadewi, seorang seniman sastra dan teater, mengungkapkan rasa kehilangannya lewat puisi. Puisi itu diunggah di laman facebook ketika ia mendengar kabar duka tentang berpulangnya Bapa Sija.

Saget Bapa Matanai
(Katur ring Bapa Made Sidja)

Bapa, kelire jimbar
Blenconge ngabar-abar
Bianglala masunar
nglanar
lawang pesu mulih
tan paipi

Bapa, lelampane jingga
Tanah dilapin baa
Munyi bangras
Tingkahe rengas
Tuara misi
Mapi-mapi

Laut bapa kedek
Nimpalin krebek
Magoba ombeh
Seseh semeleh

Saget bapa matanai
Galangin

Terjemahannya:

Seketika Bapa Matahari
(Persembahan untuk Bapa Made Sidja)

Bapa, layar lebar
Blencongnya berkobar-kobar
Bianglala bersinar
Nanar
Pintu pulang pergi
Tanpa mimpi

Bapa, lakonnya jingga
Tanah terbakar bara
Suara pedas
Lakunya keras
Tanpa isi
Ngaku-aku

Lalu bapa tertawa
Temani guruh bergema
Wajah tak terkira
Aneka rupa

Seketika bapa matahari
Menerangi

Meski telah berpulang, nyujur sunia loka, Bapa Sija tetap akan menerangi, seperti matahari. Sama seperti ketika ia hidup. Ia telah memberi makna, bukan hanya bagi kehidupan berkesenian di Bona, melainkan juga di seluruh Bali, juga di luar Bali.  

Makna hidup dalam dunia kesenian, terutama dalam dunia pedalangan, ia sudah cari sejak masih kanak-kanak. Ia berhenti besekolah karena merasa tak mendapatkan pelajaran seni di sekolah. Dan setelah berhenti, ia kemudian belajar menulis aksara Bali, lalu belajar mendalang.

Ada empat dalang pada masa ia muda, yakni Bapa Granyam, Bapa Cetug, Bapa Gayung dan Bapa Rawa. Semua dalang itu berada di Banjar Bakbakan, Sukawati, Gianyar.

Ia belajar pada Bapa Granyam. Dan Bapa Sija pun menjadi dalang muda yang mulai kerap diupah untuk mendalang.

“Karena saat itu, saya yang masih muda banyak tawaran ngwayang,”ujar Bapa Sija sebagaimana ditulis Tribun Bali.

Bapa Sija hingga tua tetap mengabdi dalam dunia kesenian. Banyak anak-anak muda belajar ke rumahnya untuk mendapatkan ilmu pedalangan, juga ilmu metembang, juga ilmu menari, dan lain-lain. Ia bukanlah orang yang pelit untuk berbagi ilmu, dan karena itu banyak dalang lahir dari tangan dingin didikannya.

Mas Ruscitadewi, bahkan pernah dengan tekun belajar pada Bapa Sija, untuk mengembangkan ilmu teater modern yang ditekuninya. Jadi, untuk urusan kesenian masa kini semacam teater modern,  Bapa Sija tetap menjadi sumber ilmu.

Barangkali karena itulah, salah satu anaknya, Made Sidia dianggap berhasil mengembangkan wayang listrik sebagai upaya-upaya kreatif untuk membawa pedalangan kepada dunia yang lebih luas. Semangat untuk mengembangkan wayang listrik, tentu didapat dari Bapa Sija yang tak pernah bosan mengabdi agar dunia pedalangan terus bergerak, terus disukai, terus diminati, terus dipelajari, hingga sampai kapan pun.

Bapa Sija meninggalkan 6 anak. Dua anaknya tetap melanjutkan pengabdian Bapa Sija dalam mengembangkan dunia pedalangan, yakni Wayan Sira dan Made Sidia.

Majalah Sarad pernah menulis, Made Sija adalah seniman yang tipikal Bali. Ia menjadikan seni sebagai sebuah esensi. Ia ingin seni digeluti  intens oleh keturunannya.

Made Sidia, anaknya, adalah dosen pedalangan di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar, disegani oleh banyak seniman mancanegara. Ia sering berkolaborasi dengan seniman-seniman  luar negeri. Dan pengaruh sang ayah sebagai dalang melekat kuat pada sang anak.

Bapa Sija tentu saja sangat bangga pada kesempatan-kesempatan yang berhasil direbut oleh darah dagingnya. Ia berhasil membuktikan, daya pikat Bali, keotentikannya, memang benar-benar pada kesenian. Sija mengajak siapa pun seniman yang menjadikan seni sebagai tempat mewujudkan rasa bakti, hendaklah juga menjadikannya sebagai pilihan hidup.  

***

Upacara puncak pelebon Bapa Sija akan dilaksanakan 15 Juni 2024 di Desa Bona, Blahbatuh, Gianyar.

“Api lampu blencong dan kelir wayang punya daya getar. Perpaduan keduanya bisa memberi urip (nafas hidup), seiring tiupan angin yang menggoyang-goyang api blencong, sosok wayang kulit menjadi hidup. Ukirannya membayang penuh kemegahan. Api dan bayang ini terus berkerja sekalipun kelir dan blencong telah ditutup”.

Demikian saya kutip tulisan Sugi Lanus di tatkala.co. Blencong dan kelir wayang yang punya daya getar itu, meski sudah ditutup, bisa dibayangkan adalah Bapa Sija.  Selamat jalan, Bapa. Tetaplah mendalang di kedituan. [T]


Penulis/Editor: Made Adnyana Ole

“Blencong”, Api di Luar dan Api di Dalam

Tags: Desa BonaGianyarin memoriamMade Sijapedalanganpewayangan
Previous Post

Gong Mebarung Banjar Paketan dan Desa Umejero: Karya Rekonstruksi dan Reinterpretasi

Next Post

Kisah Cinta yang Mendewasakan — Ulasan Novel “Malik & Elsa 2” karya Boy Candra

Made Adnyana Ole

Made Adnyana Ole

Suka menonton, suka menulis, suka ngobrol. Tinggal di Singaraja

Next Post
Kisah Cinta yang Mendewasakan — Ulasan Novel “Malik & Elsa 2” karya Boy Candra

Kisah Cinta yang Mendewasakan -- Ulasan Novel “Malik & Elsa 2” karya Boy Candra

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Punia Digital”: Dari Kotak Kayu ke Kode QR

by Dede Putra Wiguna
May 30, 2025
0
“Punia Digital”: Dari Kotak Kayu ke Kode QR

SETELAH melaksanakan persembahyangan di sebuah pura, mata saya tertuju pada sebuah papan akrilik berukuran 15x15cm, berdiri tenang di samping kotak...

Read more

Militerisasi Pendidikan dan Ancaman Terhadap Demokrasi

by Arif Darmawan
May 30, 2025
0
Militerisasi Pendidikan dan Ancaman Terhadap Demokrasi

FENOMENA kamp militer untuk anak bermasalah menjadi tren yang semakin populer, termasuk di Indonesia. Dari perspektif studi Hubungan Internasional dan...

Read more

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co