30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Dilema Membuka Diri Orang dengan Gangguan Jiwa

Angga WijayabyAngga Wijaya
May 31, 2024
inEsai
Telenovela

Angga Wijaya

“TATAPAN matamu kok kosong? Kamu (mengalami) depresi, ya?” kalimat itu masih saya ingat, datang dari pemilik sebuah galeri seni di Kuta Selatan, Badung, Bali. Kala itu saya melamar pekerjaan sebagai staf, informasi lowongan pekerjaan saya dapatkan dari internet.

Setelah mengirim surat lamaran dan curriculum vitae melalui surel, beberapa hari kemudian saya dihubungi untuk hadir dalam wawancara kerja. Saya datang dengan hati senang, menjawab setiap pertanyaan pemilik galeri dengan lancar. Dia pun rupanya tertarik untuk mempekerjakan saya. Ketika itu dia mengatakan saya diterima bekerja dan akan dihubungi lagi melalui telepon.

Tiga hari berikutnya, dia menelepon saya dan membatalkan penerimaan kerja sebelumnya. Kecewa, tentu. Tetapi saya mencoba untuk sabar dan menerima apa yang terjadi saat itu. Masa-masa tersebut saya masih dalam pemulihan dari skizofrenia.

Usai lima tahun menetap di kampung halaman, saya memberanikan diri untuk kembali ke Denpasar untuk mencari pekerjaan. Tidak mudah ternyata bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang telah pulih untuk kembali bekerja. Stigma tentang kesehatan mental begitu kental di masyarakat.

Mereka menganggap ODGJ pasti tidak bisa bekerja, padahal banyak dari kami yang bahkan punya prestasi di tempat kerja, terlepas dari gangguan jiwa yang dialami. Asalkan rutin berkonsultasi pada psikolog/psikiater, juga tidak pernah putus obat, rasanya ODGJ tidak berbeda dengan orang lain, mampu untuk bekerja.

Karena stigma itu pula, kawan-kawan ODGJ yang saya kenal menjadi takut untuk membuka diri, terutama pada saat melamar pekerjaan. Syarat penerimaan kerja yang sejak dulu ada, yakni “sehat jasmani dan rohani” seakan membatasi dan terkesan menjadi sebuah diskriminasi terutama bagi penyandang disabilitas, termasuk di dalamnya disabilitas mental—para penyintas gangguan jiwa yang telah pulih dan baik-baik saja.

Inklusivitas

Di Indonesia, sejak beberapa tahun belakangan, mulai banyak perusahaan yang menerima karyawan dan karyawati penyandang disabilitas. Ini sangat bagus. Inklusivitas menjadi tidak hanya jargon dan slogan, tetapi benar-benar dilaksanakan.

Inklusivitas adalah keadaan di mana semua orang dihargai dan diterima apa adanya, terlepas dari perbedaan mereka. Dalam konteks ketenagakerjaan, inklusivitas berarti menciptakan lingkungan kerja yang ramah dan terbuka bagi semua orang, termasuk penyandang disabilitas.

Perusahaan di Indonesia diwajibkan untuk mempekerjakan penyandang disabilitas sejak tahun 2016, dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Undang-undang ini mengatur perusahaan swasta wajib mempekerjakan paling sedikit 1% (satu persen) penyandang disabilitas dari jumlah pegawai atau pekerja. (Pasal 53 ayat (2)).

Selain itu, perusahaan wajib menyediakan aksesibilitas di tempat kerja bagi penyandang disabilitas. (Pasal 54). Terakhir, perusahaan dilarang mendiskriminasi penyandang disabilitas dalam proses rekrutmen, pelatihan, dan pengembangan karir. (Pasal 55).

Inklusivitas di tempat kerja sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang ramah dan terbuka bagi semua orang. Bagi perusahaan, mempekerjakan penyandang disabilitas dapat memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, seperti meningkatkan keragaman, inklusivitas, citra perusahaan, produktivitas, dan kinerja.

Persentase perusahaan di Indonesia yang menerima pekerja penyandang disabilitas masih tergolong rendah. Menurut survei Kementerian Ketenagakerjaan tahun 2021, hanya 13,56% perusahaan yang telah memenuhi kuota minimal 1% pekerja penyandang disabilitas.

Penelitian Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) tahun 2022 menyebut, hanya 30,3% perusahaan yang sudah memiliki kebijakan inklusi disabilitas, dan hanya 14,2% perusahaan yang telah mempekerjakan penyandang disabilitas.

Meskipun masih rendah, ada beberapa perusahaan di Indonesia yang sudah berkomitmen untuk inklusivitas disabilitas dan telah mempekerjakan penyandang disabilitas dengan proporsi yang lebih tinggi dari kuota minimal.

Meskipun masih banyak tantangan, inklusivitas disabilitas di tempat kerja di Indonesia terus berkembang. Dengan komitmen dan kerjasama dari semua pihak, diharapkan semakin banyak perusahaan yang menerima dan mempekerjakan penyandang disabilitas, sehingga mereka dapat berkontribusi dan mencapai potensi penuh mereka.

Stigma “gila”

Berbeda dengan penyandang disabilitas fisik, penyandang disabilitas mental seperti penyintas skizofrenia, gangguan cemas, bipolar bahkan mereka yang mengalami depresi lebih sulit untuk mencari pekerjaan karena stigma bahwa mereka adalah ODGJ yang dalam bahasa awam adalah “gila”.

Dalam pandangan umum, ODGJ tidak akan bisa pulih, tak punya masa depan, membahayakan dan dianggap tidak mampu mengerjakan apa yang menjadi tugas mereka jika diterima bekerja baik pada perusahaan kecil maupun perusahaan besar.

Karena itulah ODGJ yang telah pulih banyak yang memilih untuk tidak berterus terang tentang penyakit mereka saat proses rekruitmen pekerja. Sulitnya, ketika jadwal berobat, biasanya satu bulan sekali, ODGJ yang telah diterima sebagai karyawan atau karyawati, mereka mesti berbohong untuk meminta izin tak bekerja dari kantor.

Lama-kelamaan, perusahaan pasti akan tahu kondisi sebenarnya bahwa mereka adalah penyintas gangguan jiwa meskipun tampak dari luar mereka tidak sakit.

Menurut saya, tidak salah jika sedari awal ODGJ jujur dan terbuka perihal penyakit mereka. Meskipun berdasarkan pengalaman saya, hal itu bisa membuat pemilik perusahaan akan berpikir dua kali untuk menerima ODGJ bekerja.

Namun saya yakin, tidak semua perusahaan seperti itu. Ada yang memberikan kesempatan bagi ODGJ untuk bekerja, apalagi ada anjuran pemerintah untuk mempekerjakan penyandang disabilitas.

Membuka diri tentang kesehatan mental merupakan sebuah langkah besar, menurut saya. Setelah itu dilakukan, akan ada rekan kerja yang mencibir tetapi akan ada juga yang memberi semangat dan dukungan untuk ODGJ. Toh, pada masa sekarang isu kesehatan mental telah banyak diperbincangkan dan menjadi kian “umum” karena ternyata banyak orang Indonesia mengalami masalah kesehatan mental, dari yang paling ringan hingga gangguan psikotik yang berat.

Dengan ini, semoga tidak ada lagi dilema bagi ODGJ untuk membuka diri; berani speak-up tentang apa yang mereka alami dan rasakan. Sehingga, di masa mendatang inklusivitas benar-benar terwujud, tidak hanya di tempat kerja tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat tanpa stigma dan saling mendukung satu sama lain. Semoga ini bukan mimpi di siang bolong.[T]

BACA artikel lain dari penulisANGGA WIJAYA

Meditasi Selamatkan Hidup Saya
Menjadi Terbuka Itu Berbahaya | Catatan Akhir Tahun
Tags: Gangguan JiwaODGJ
Previous Post

Festival Komponis Perempuan Wrdhi Cwaram: Bentuk Dukungan dan Pengakuan untuk Komponis Perempuan

Next Post

Nilai Pancasila dan Karakter Bangsa

Angga Wijaya

Angga Wijaya

Bernama lengkap I Ketut Angga Wijaya. Lahir di Negara, Bali, 14 Februari 1984. Belajar menulis puisi sejak bergabung di Komunitas Kertas Budaya asuhan penyair Nanoq da Kansas. Puisi-puisinya pernah dimuat di Warta Bali, Jembrana Post, Independent News, Riau Pos, Bali Post, Jogja Review, Serambi Indonesia dan Antologi Puisi Dian Sastro for President! End of Trilogy (INSIST Press, 2005). Bekerja sebagai wartawan di Denpasar.

Next Post
Nilai Pancasila dan Karakter Bangsa

Nilai Pancasila dan Karakter Bangsa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co