11 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Gede Artana, Sun Go Kong dari Desa Pedawa

Gede Agus Eka PratamabyGede Agus Eka Pratama
April 25, 2024
inKhas
Gede Artana, Sun Go Kong dari Desa Pedawa

Gokong duduk di depan rumahnya | Foto: Gus Eka

“DARI kelas satu SD saya suka manjat pohon,” ujar lelaki itu sambil menghapus keringatnya yang bercucuran. Kerutan di wajahnya menggambarkan betapa keras hari-hari yang ia lalui. Nyaris setiap hari, menjelang matahari menghilang, ia baru akan kembali ke rumahnya dari mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Sore itu ia sedang duduk sambil menyender dengan mulut mengisap rokok dan secangkir kopi yang selalu menemaninya. Pria berumur kepala empat itu menceritakan suka-duka hidup yang ia jalani, tentang kegemarannya dalam memanjat pohon sejak kelas satu SD.

Di gazebo—orang Bali menyebutnya bale bengong—sederhana itulah ia duduk. Benar. Di sana, di bale bengong, selain sebagai tempat menyimpan beberapa peralatan tempur yang digunakan untuk mengais rezeki, seperti celurit, tali tambang, karung, dan tas gandong, juga biasa dijadikan tempat untuk bertukar pikiran.

“Dulu, waktu itu kelas satu, iseng-iseng saya nyoba manjat pohon jambu, pendek sih, namun yang namanya nasib nggak ada yang tahu, ranting yang saya jadikan pegangan patah, hingga saya terjatuh dan tangan saya bergeser sampai sekarang. Nih, bisa dilihat agak melengkung,” ceritanya sambil menunjukan tangannya yang cedera.

Gede Artana atau Gokong | Foto: Gus Eka

Pria kelahiran Pedawa, 7 November 1982, itu bernama lengkap Gede Artana. Ketika masih muda, ia mengaku bercita-cita menjadi pegawai kantoran. Tetapi, karena keterbatasan ekonomi, akhirnya ia mengubur dalam-dalam mimpi tersebut.

Lelaki yang akrab disapa Gokong itu saat ini berprofesi sebagai tukang panjat pohon di Desa Pedawa. Pohon apa saja pernah ia panjat. Ini profesi yang mengagumkan dan tak pernah terbayangkan oleh banyak orang.

Dan mengenai sejarah lahirnya nama panggilan yang cukup unik ini, ia berspekulasi mungkin karena keahliannya dalam memanjat pohon. Kita tahu, di film, Sun Go Kong memang tak ada lawan dalam hal ini.

“Panggilan itu sudah dari zaman saya masih SMP. Mungkin karena saya suka memanjat, makanya sampai dipanggil Gokong, seperti yang ada di film Sun Go Kong itu,” terangnya sambil tertawa.

Di Banjar Dinas Lambo, Desa Pedawa, di rumah sederhana dengan dinding anyaman bambu itu Gokong berlindung dari dinginnya malam dan panasnya matahari. Rumah yang jauh dari kata mewah. Tidak ada hiburan sama sekali di sana. Jangankan handphone, televisi saja ia tak punya.

Gokong bercerita sambil masih mengisap rokok dan sesekali menyeruput kopinya. Saat ini ia hidup sendiri karena memang belum menikah lagi.

Tahun 2004 ia pernah menikah, katanya. Tapi rumah tangganya hanya bertahan seumur jagung, harus kandas setelah enam bulan. “Biasalah, masalah keuangan saja. Mantan istri saya tidak kuat hidup susah, dan akhirnya pergi,” tuturnya dengan sorot mata yang agak sedih.

Berawal dari kesukaannya memanjat pohon sejak kecil itulah yang membuat Gokong melakoni perkerjaan yang “berbahaya”, yang tak banyak orang bisa melakukannya, yaitu tukang panjat pohon.

Tak banyak ia mendapat upah dari pekerjaan langka ini. Bahkan kadang-kadang ia malah tidak dibayar sepeser pun. Hal tersebut tentu tidak sebanding dengan risiko yang ia hadapi.

“Kalau tetangga yang nyuruh, palingan dikasih rokok saja. Tapi kalau musim panen cengkeh, upahnya 100 ribu per 8 jam kerja. Sekarang ini lagi musim buah ceroring, saya dibayar 12.000 per jamnya,” ujar Gokong sambil membuka topi yang ia gunakan ketika bekerja.

Hampir setengah dari hidupnya, ia habiskan untuk mengais rezeki dengan memanjat pepohonan. Sudah bermacam-macam jenis pohon sempat ia naiki, misalnya pohon pinang, cengkeh, kopi, durian, kelapa, manggis, ceroring, dan masih banyak lagi, sampai Gokong sendiri pun sudah lupa akan hal itu.

Matahari perlahan mulai menyembunyikan senyumnya. Di atas pohon cengkeh sebelah rumah Gokong, burung-burung berkicau dengan merdu, mengiringi setiap kisah yang diceritakan Gokong dengan sendu.

Gokong sedang memanjat pohon pinang | Foto: Gus Eka

Cuaca sangat cerah. Padahal, belakang ini biasanya di Pedawa selalu turun hujan. Tapi entah kenapa, saat itu tidak ada awan hitam terlihat, seolah langit sedang memberikan semangat kepada Gokong.

Gokong kembali bercerita. Ia tidak tamat SMA karena keterbatasan ekonomi orang tuanya. Padahal, menurutnya, sebenarnya ia ingin terus melanjutkan pendidikan. Namun, apa daya, orang tuanya tidak sanggup lagi untuk membiayainya.

“Karena kasihan, akhirnya saya berhenti dan membantu orang tua menjadi buruh tani,” tuturnya sambil memandang lurus ke depan. Entah apa yang ia lihat.

Selama ini, untuk mengisi waktu luang ketika tidak ada panggilan memanjat pohon, ia bekerja sebagai buruh tani: mencangkul, memotong rumput, dan lainnya. Pekerjaan apa pun akan ia lakukan asalkan itu menghasilkan uang.

Walaupun jam terbangnya dalam memanjat pohon sudah cukup lama, tapi namanya musibah tidak bisa ia hindari. Pada tahun 2014, saat ia mendapat pekerjaan untuk mengobati pohon cengkeh yang terserang penyakit, tanpa sengaja, pestisida yang digunakan untuk membunuh jamur di pohon cengkeh itu menetes di rokoknya. Tidak jatuh memang, tapi ia keracunan.

“Saya kira saya sudah mau mati. Saya keracunan pestisida. Untung ada tetangga yang lihat saat saya mengerang kesakitan. Saat itu saya dibawa ke rumah sakit,” kisahnya dengan berapi-api, seolah-olah menggambarkan betapa paniknya ia dulu.

Kejadian tersebut akan ia kenang seumur hidup. Itu kenangan yang cukup mendalam bagi Gokong. Ia merasa masih diberi keberuntungan oleh Tuhan karena masih berkesempatan merasakan manis pahitnya kehidupan di dunia yang semu ini. Dan sampai saat ini, selama bekerja memanjat pohon, sekali pun Gokong belum pernah jatuh. Itu seperti sebuah keajaiban.

“Waktu kecil itu saja, pas masih belajar memanjat. Ya namanya masih anak-anak waktu itu. Tapi saat saya sudah kerja menjadi tukang panjat, beruntung masih dikasih selamat oleh Tuhan,” terangnya sambil merenung, mengingat kisah masa kecilnya.[T]

Penulis adalah mahasiswa prodi Ilmu Komunikasi STAHN Mpu Kuturan Singaraja yang sedang menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di tatkala.co.

Reporter: Gede Agus Eka Pratama
Penulis: Gede Agus Eka Pratama
Editor: Jaswanto

Pondok Literasi Sabih dan Masa Depan Pedawa
Asuh Kayuan, Usaha Merawat dan Melestarikan Sumber Mata Air di Pedawa
Anak-Anak Pedawa dan Seni Melipat Kertas
Tags: Desa Pedawapemanjat pohonprofesi unik
Previous Post

Subak Ubung, Ketahanan Pangan, Alih Fungsi Lahan

Next Post

Tradisi Memelihara Wadak, Strategi Memperkuat Ketahanan Pangan di Desa Mengani

Gede Agus Eka Pratama

Gede Agus Eka Pratama

Mahasiswa Jurusan Dharma Duta, Ilmu Komunikasi, STAHN Mpu Kuturan Singaraja

Next Post
Tradisi Memelihara Wadak, Strategi Memperkuat Ketahanan Pangan di Desa Mengani

Tradisi Memelihara Wadak, Strategi Memperkuat Ketahanan Pangan di Desa Mengani

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co