BULELENG | TATKALA.CO — Pondok Literasi Sabih (PLS) Pedawa kembali menyelenggarakan kolaborasi internasional dengan negara Jepang. Kali ini PLS menggandeng para pecinta budaya dari Kota Hita Perfektur Oita Jepang. Tujuan utama kolaborasi ini adalah menumbuhkan kesepahaman lintas budaya antara Jepang dan Bali serta Indonesia secara umum.
Ada sepuluh orang Jepang dari Kota Hita yang berkunjung dan menginap di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Mereka adalah orang-orang yang tertarik dengan budaya Bali Aga Pedawa. Kegiatan tersebut terdiri dari 4 siswa SMP, 2 siswa SMA, dan 4 orang sebagai pendamping dan pemerhati budaya.
Kolaborasi ini dilakukan selama tiga hari dua malam, dari tanggal 28 sampai 30 Maret 2024. Para peserta dari Jepang berkesempatan untuk menginap di rumah-rumah pendudukan di Pedawa. Dengan cara ini, mereka akan mengenal kehidupan pedesaan di desa Bali Aga.
Dalam kolaborasi ini, ada beberapa kegiatan yang menyenangkan dan menambah pengetahuan dari masing-masing pihak tentu saja. Hari pertama, kedua belah pihak saling perkenalan bahasa dan budaya masing-masing—budaya Jepang dan Bali.
“Anak-anak Pondok Literasi dan siswa dari Jepang dikelompokkan dalam kelompok-kelompok kecil dan diberi kesempatan untuk memeperkenalkan budaya Pedawa dan budaya Jepang,” ujar I Wayan Sadyana, pendiri sekaligus Ketua PLS.
Mereka, anak-anak PLS dan siswa dari Jepang, berdiskusi dalam bahasa Jepang dan bahasa Inggris sederhana yang didampingi oleh seorang peneerjemah untuk memperlancar jalannya diskusi. Anak-anak dari kedua negara berbeda ini terlihat sangat antusias dalam menceritakan kebiasaan anak-anak Jepang dan Bali.
Anak-anak Pedawa sangat tertarik untuk mengetahui tentang sekolah di Jepang; bagaimana mereka berangkat ke sekolah, jam berapa pelajaran dimulai, berapa lama sekolah di Jepang, dan lain-lain. Mereka juga saling memperkenalkan mata uang kedua negara.
“Dan dari pembicaraan tentang mata uang tersebut, mengalirkan wacana tentang cara berbelanja dan lain-lain. Di akhir acara hari pertama, para siswa Jepang juga diperkenalkan tarian Bali,” kata Sadyana.
Hari kedua, pada pagi hari, anak-anak PLS dan siswa dari Jepang melakukan tracking menyusuri tempat-tempat yang menarik di Desa Pedawa. Dalam perjalanan selama lebih dari 3 jam itu, siswa dari Jepang mendapat penjelasan tentang sumber air dan kaitannya dengan budaya di Pedawa. Selain itu, mereka juga diajak menyusuri kawasan perkebunan aren (enau) milik Kaki Kabe.
Di kebun tersebut, mereka sangat antusias untuk mengenal tentang kebudayaan aren dan gula Pedawa. Tidak ketinggalan, mereka juga mencicipi manisnya gula Pedawa. Sore harinya, siswa dari Jepang diperkenalkan tentang budaya Bali, yaitu pakaian adat Bali dan membuat canang buratwangi.
“Para siswa terlihat sangat senang dan antusias mendapatkan pengalaman menggunakan pakaian Bali dan membuat sarana persembahan sederhana,” tutur Sadyana.
Sedangkan pada hari ketiga, siswa dari Jepang diajak berkunjung ke SDN 3 Pedawa. Di sana para siswa berkesempatan untuk memperdengarkan lagu-lagu anak dan permainan-permainan tradisional Jepang dan Bali.
Kegiatan dengan siswa Kota Hita ini, merupakan kegiatan pertama kali dan rencananya akan menjadi agenda rutin tahunan dari kedua belah pihak. “Selain dengan Pondok Lietarasi Sabih, kegiatan ini juga terselenggara berkat dukungan penuh dari Komunitas Kayoman Pedawa. Komunitas ini secara aktif turut membantu persiapan, dan pelaksanaan acara,” ujar Sadyana.[T]
Editor: Jaswanto