ADA hal yang menarik pagi itu, Kamis, 29 Februari 2024, di Desa Padangbulia, Buleleng, Bali. Banyak orang berkumpul di depan SD 1 Padangbulia. Anak-anak hingga orang dewasa Tampak berjejer di pinggir kali.
Ternyata mereka sedang mengikuti lomba mancing air deras dalam rangka memeriahkan Hari Raya Galungan dan Kuningan.
Kegiatan lomba itu digagas oleh Komunitas Mancing Desa Padangbulia dan dibantu oleh Satgas Lingkungan Hidup Bhuana Asri di desa setempat.
Ketua Pelaksana I Gusti Ngurah Bagus Cahya Diarta yang baisa dipanggil Gustu, mengatakan, tujuan adanya lomba mancing tersebut adalah untuk mewadahi masyarakat yang mempunyai hobi mancing yang ada di desa, juga untuk memberikan kegiatan yang positif di hari Manis Galungan sekaligus juga memeriahkan hari raya dan menghibur masyarakat.
Kegiatan lomba mancing ini diikuti oleh sekitar 60-an orang peserta dan kebanyakan dari mereka adalah anak anak.
Mereka sangat antusias sekali bahkan sebagian dari anak anak tersebut sudah ikut mempersiapkan perlombaan sejak sebelum hari raya, seperti memasang peneduh membersihkan lokasi tempat mancing memasang umbul umbul mengontrol kedalaman air.
Jika melihat semangat adik-adik itu, mudah-mudahan nantinya mereka bisa menyadari dan mengerti betapa pentingnya kebersihan lingkungan terutama kebersihan sungai, kebersihan air, untuk kelangsungan mahluk hidup di dalamnya.
Kata Gustu, ikan-ikan yang dipergunakan dalam perlombaan tersebut sebagian banyak dibeli dari warga desa yang kebetulan memiliki ikan yang didapat dari kolam-kolam pemancingan.
Dan setelah selesai lomba, ikan-ikan yang tersisa ditangkap kembali untuk dilepas liarkan lagi ke sungai yang lebih besar, agar nantinya dapat berkembang biak dan bisa dipancing kembali oleh warga di kemudian hari.
Lalu ikan yang sudah didapatkan dalam perlombaan itu bisa dibawa pulang untuk dimasak atau dipelihara, sebab ikan lele walau sudah terkena pancing tetap bisa bertahan hidup.
Untuk ikan yang dipakai dalam perlombaan, kata Gustu, ia tak dapat memastikan banyaknya berapa ekor, tetapi ia menuturkan jumlah berat ikan itu keseluruhan seberat 46 kilo. Jadi bisa dibayangkan untuk ikan sebesar tiga jari orang dewasa, 46 kilo itu mungkin jumlahnya ratusan ekor.
Kata Gustu, untuk kendala dalam perlombaan itu belum ada sebab hanya diikuti oleh warga masyarakat lokal. Bila nanti kegiatan lomba semakin besar di kemudian hari, mungkin kendalanya adalah tempat lomba macing yang kurang panjang atau besar. “Tapi itu nanti bisa disiasati dengan memperbesar area lomba atau memperpanjang aliran sungai yang dipakai,” kata Gustu.
Berarti untuk kedepan kegiatan lomba seperti ini akan dilakukan lagi?
“Harapanya sih kedepanya agar kegiatan lomba seperti ini bisa di laksanakan lagi mengingat ini adalah kegiatan yang sangat positif di samping untuk mempererat tali persaudaraan juga sebagai motiVasi untuk penyadaran masayarakat dalam melestarikan lingkungan juga menjaga kebersihan sungai,” ujar Gustu.
Gustu juga menyampaikan, mewakili komunitas mancing dan satgas lingkungan hidup Bhuana Asri Desa Padangbulia, ia mengucapkan banyak banyak terima kasih kepada semua pihak pada semua masyarakat yang telah ikut berpastisipasi dan menyukseskan kegiatan lomba mancing air deras itu.
“Kepada para guru juga penjaga sekolah dan kepala sekolah SD 1 Desa Padangbulia atas ijinya untuk mempergunakan lapangan sekolah sebagai tempat parkir juga kali depan sekolah sebagai tempat mincing,” katanya.
Juga kepada Kelian Subak Gede Desa Padangbulia yang telah memberikan ijin dipergunakanya saluran irigasi subak sebagai tempat perlombaan mincing. [T]
Reporter: Gede Dedy Arya Sandy
Penulis: Gede Dedy Arya Sandy
Editor: Adnyana Ole