13 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sihir “Kematian” di Mimbar Obituari Frans Nadjira

Izzatul AsmabyIzzatul Asma
February 28, 2024
inEsai
Sihir “Kematian” di Mimbar Obituari Frans Nadjira

Mimbar Obituari Frans Nadjira di Lombok Timur | Foto: Asma

CERPEN Bercakap-cakap di Bawah Guguran Daun-Daun karya Frans Nadjira telah menyihir saya sejak perkenalan pertama hingga saya berlatih menghayatinya untuk dibacakan pada acara “Mimbar Obituari Frans Nadjira” di Lombok Timur, 24 Februari 2024 lalu. Komunitas kami, Kelas Reading Buya Syafii Lombok Timur, memberi saya mandat untuk membacakan cerpen itu, karena kira-kira dua pekan sebelumnya saya juga telah membacakannya dalam acara diskusi bulanan Kelas Reading.

Tentu saja saya merasa percaya diri menerima mandat tersebut, karena diam-diam saya sangat menikmati membaca cerita itu. Berbeda dengan cerita lain yang pernah saya baca untuk bahan perkuliahan, yang biasanya mengutamakan emosional pribadi penulisnya dan hanya menonjolkan romansa yang sama dengan realita hidup sehari-hari, cerpen BdGD sungguh menggugah sunyi pikiran. Sangat mengesankan bagi saya ketika narator dalam cerpen itu memanggil kematian dengan sebutan; Sahabat.

Kematian di sini diumpamakan kunjungan seorang sahabat. Jelas itu berbanding terbalik dengan citra umum yang menganggap kematian sebagai sesuatu yang mensayatkan dan menyedihkankan. Bagi saya, itulah di antara keunikan BdGD yang paling penting. Ia menuntun saya masuk ke dalam dunia kematian yang indah karena tak terpikirkan sebelumnya.

BdGD yang saya baca bersumber dari buku yang diterbitkan matamerabook (2004). Walaupun tak memiliki cetakan lain, saya percaya cerpen ini tak berbeda isinya dengan cerpen BdGD yang tercantum dalam buku terbitan 1979.

Pada hari pertama membaca cerpen tersebut, saya duduk di kamar sambil mengetik ulang cerpen dalam file screenshot yang dikirimkan panitia acara pada saya.

Saya telanjangi jendela yang ditutup gorden lalu saya biarkan seluruh ide saya untuk hidup. Sesekali saya memandangi dunia dari balik kaca jendela yang burik. Samar-samar saya lihat matahari dipeluk awan sampai menghilang. Yang terpancar hanya sebagian kecil dari terik yang biasanya menusuk kulit. Setelah selesai mengetik ulang, saya mencoba membaca dalam hati. Ternyata, memang benar adanya cerpen ini bernyawa.

Di luar jendela, suara guruh menyertai guguran daun-daun di taman belakang rumah. Lalu terlihat awan hitam mulai bergerak. Sontak saya keluar dengan membawa kertas cerpen ini. Saya memperhatikan sekeliling. Ada suara yang merambat melalui udara dan termakan paru-paru. Angin berembus pelan seperti berbisik bahwa akan ada yang datang.

Saya lihat awan hitam bergerak di atas menara masjid yang sedang mengumandangkan azan. Selang beberapa kedipan, hujan turun untuk menjawab segala kebingungan. Cerpen ini membuat saya melipir sebentar dari dunia saya.

Dibiarkannya saya bermain dalam hujan. Mengingat segala kenangan indah masa kecil yang mengharukan. Menumpahkan segala sesuatu yang saya rindukan ke dalam guyuran hujan yang menyembunyikan rembesan air matsaya. Saya dibiarkan bermain dan keluar dari kerepotan hidup sehari-hari. Saya mendadak lupa bagaimana suara bising mesin cuci tiap pagi. Saya lupa bagaimana debu selalu mendominasi paru-paruku saat menyapu. Kini, saya benar-benar percaya bahwa cerpen ini bernyawa.

Saya bergegas menyelesaikan permainan yang saya mulai dengan hujan karena saya menyadari sosok yang datang telah menitipkan pesan. Malam harinya, saya terus mengulang bacaan dalam hati. Saya merencanakan besok pagi akan menjadi latihan perdana saya dalam membawakan kehebatan Om Frans.

Besoknya, pagi tidak seberat hari-hari kemarin. Ada yang berdesir dari dalam dan mendorong saya keluar. Cerpen ini menggugah saya untuk terus bermain dengannya. Tanpa saya sadari, suara bising mesin cuci tiap pagi tidak lagi mengiris gendang telinga saya.

Ada suara lain yang membuat saya tidak lagi terganggu. Hembusan angin, kicauan burung, guguran daun, kepakan sayap kupu-kupu, pohon bambu yang menari-nari dan ikan yang melompat-lompat dengan girang. Beberapa hal-hal yang sudah saya sebut di atas, seringkali luput dari indra-indra saya.

Tapi pagi ini, dengan cerpen yang dititipkan Om Frans untuk saya baca, saya merasakan kebermaknaan di tengah-tengah kebosanan yang berulang. Raga saya seperti mengenali bagaimana saya harus memaknai hidupku kali ini. Kematian orang-orang yang saya cintai seperti mendung sepanjang tahun yang masih belum bisa saya lalui.

Akan tetapi, Om Frans membantu saya memahami bahwa kematian bukan sesuatu yang merenggut. Kematian hanya menjaga apa dan siapa yang sudah tak sanggup hidup di dunia. Mungkin saja, dunia yang ditawarkan kematian lebih tenang daripada dunia yang sedang saya tinggali saat ini.

Hari-hari dalam sepekan saya jalani sambil mengingat kata-kata yang bernyawa dalam BdGD. Sekali waktu, saya merasa indra yang tersembunyi seperti terbuka. Saya mendadak peka dengan segala hal yang ditangkap oleh indra saya. Kembali saya melihat awan hitam yang bergerak di atas menara masjid. Menyaksikan guguran daun-daun yang memenuhi jalanan yang basah. Melihat-lihat segala yang bermain dalam hujan. Semua tertangkap oleh retina dan berubah menjadi kekal dalam akal.

Lagi-lagi saya meyakini, Om Frans memang memilih saya untuk mengemban tugas membaca kehebatannya. Lalu pada suatu malam, di kamar, saya kedatangan seorang tamu. Ia adalah Om Frans itu sendiri. Saya menonton beliau berpuisi. Tanpa ia melirik, saya hanya termangu memandanginya bersama ratusan orang yang juga menyaksikannya. Saya kedatangan Om Frans dalam mimpi. Mimpi itu seperti berkat yang langsung saya terima darinya. Oleh karena itu, saya mengharuskan diri untuk selalu mengulang dan mengingat-ingat kata-kata bernyawa darinya.

Pada malam saya membawakan cerpen Bercakap-cakap di Bawah Guguran Daun-Daun karya Om Frans, saya berdoa untuk diberkati olehnya. Selang beberapa waktu, hujan terjun bebas ke bumi lalu saya maju ke mimbar obituari membacakan cerpen ini.

Dalam suasana yang menghidupkan indra, suara air, angin, juga malam yang tak bising membantu saya menikmati dunia di cerpen ini. Tanpa saya sadari, teks yang saya bawa ternyata tidak saya anggap ada. Saya terus membaca kata demi kata dengan mengandalkan indra-indra yang hidup. Ternyata saya berhasil, membaca tanpa teks dan merasakan bahwa Om Frans memang berada di antara wajah-wajah yang memandangi saya.

Mimbar Obituari Frans Nadjira memupuk batin yang sudah lama berkutat dengan kerepotan hidup yang membosankan. Bercakap-cakap di Bawah Guguran Daun-Daun karya Frans Nadjira akan selalu kekal dalam pikiran, dalam jiwa yang gelisah mencari.[T]

Masbagik, Lombok Timur, Februari 2024

In Memoriam Frans Nadjira: Perjalanan Hidup, Perjalanan Puitik
Perayaan 81 Tahun Penyair Pelukis Frans Nadjira: Meriah dengan Diskusi dan Baca Puisi
Perjalanan Hidup, Perjalanan Puitik; Metamorfosis Frans Nadjira dari Jendela dan Sesudahnya
Sebuah Pertemuan – [77 Tahun Sastrawan Frans Nadjira]
Tags: apresiasi sastrabaliCerpenFrans Nadjiramemoriaobituarisastra
Previous Post

Tarung Caleg Berdarah Bali di Luar Kandang

Next Post

Minikino Merilis Laporan Publik Indonesia Raja 2023 dan Rencana Kerja 2024

Izzatul Asma

Izzatul Asma

Aktif mengikuti diskusi sastra di Kelas Reading Buya Syafii Lombok Timur. Kini sedang berkuliah di jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di sebuah perguruan tinggi di Lombok Timur.

Next Post
Minikino Merilis Laporan Publik Indonesia Raja 2023 dan Rencana Kerja 2024

Minikino Merilis Laporan Publik Indonesia Raja 2023 dan Rencana Kerja 2024

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co