22 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Hidup Baik Untuk Belajar Mati” | Pesan Wayang Cenk-Blonk di Bulan Bahasa Bali

Redaksi Tatkala DenpasarbyRedaksi Tatkala Denpasar
February 11, 2024
inPanggung
“Hidup Baik Untuk Belajar Mati” | Pesan Wayang Cenk-Blonk di Bulan Bahasa Bali

Pertunjukan wayang cenk blonk serangkaian Bulan bahasa Bali 2024 di Taman Budaya Provinsi Bali

“Orang hidup untuk meyasa kerti, menjalani hidup dengan sepenuh hati. Maka itu, menjalani hidup dengan baik  untuk belajar mati. Dalam hidup agar selalu berbuat baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat dan lingkungan. Maka ketika mati, nama baik itu akan selalu dikenang, sehingga menjadi selalu hidup!”

Itu, antara lain, kalimat yang dilontarkan Tualen—tokoh punakawan Pandawa, dalam pementasan Wayang Cenk Blonk dengan Jero Dalang I Wayan Nardayana di Kalangan Madya Mandala, Taman Budaya Provinsi Bali, Sabtu malam, 10 Februari 2024.

Pertunjukan wayang itu merupakan program “Sesolahan” (Panggung Apresiasi Seni Sastra) serangkaian festival atau perayaan Bulan Bahasa Bali (BBB) VI yang diselenggarakan Pemprov Bali melalui Dinas Kebudayaan Bali.

Dialog antara Tualen dan Merdah—pasangan ayah-anak punakawan Pandawa itu—di tangan Jero Dalang Nardayana, memang selalu sarat dengan petuah-petuah tentang kehidupan yang dikemas lucu dan komunikatif. Bahasanya, tentu saja bahasa Bali, yang kadang kental dengan dialek Belayu-Marga, Tabanan, desa tempat tinggal Jero Dalang.

Barangkali karena itulah pertunjukan Wayang Cenk Blonk selalu ditunggu-tunggu, dan selalu ramai penonton.   

Pada Sabtu malam itu, penonton di Taman Budaya sudah berdatangan sejak sore, dan penuh hingga malam. Meski waktu pentasnya molor—jadwalnya pukul 20.00 Wita, namun baru bisa dimulai pukul 21.05 Wita karena lalulintas macet—namun penonton tetap sabar menunggu.

Malam itu, Wayang Cenk-Blonk menampilkan kisah dengan judul Dharma Wangsa Wijaya. Itu sesuai dengan tema BBB VI “Jana Kerthi Dharma Sadhu Nuraga”, tentang kualitas manusia yang menjadi kunci kesuksesan.

Dialog tentang kualitas manusia muncul dalam dialog Tualen dan Merdah, ketika dua punakawan itu mengikuti paruman bersama tokoh-tokoh Pandawa.

Tualen mengawali pujian terhadap pertemanan dan persaudaraan antara Dharma Wangsa Kresna. Itu sebuah pertemanan dan persaudaraan yang tulus, dengan keakraban yang sejati, tanpa kebohongan.

Sebagaimana gaya main Jero Dalang Nardayana, tokoh-tokoh punakawan selalu dimainkan untuk menyindir keadaan zaman di masa kini. Tualen menyindir, persahabatan para pemimpin di zaman ini yang tentu saja tidak tulus, hanya berdasarkan kepentingan pribadi.

Tualen kemudian mengingatkan untuk mencari “kesugihan” (kekayaan) itu dengan cara yang halal agar menjadi langgeng.

Di situlah Tualen kemudian bahwa mengingatkan orang hidup itu sesungguhnya untuk belajar mati. Ketika kita menjalani hidup dengan selalu berbuat baik, maka ketika mati, nama baik itu akan selalu dikenang, sehingga menjadi selalu hidup.

Selain Tualen dan Merdah, pasangan punakawan Korawa, Delem dan Sangut, yang muncul kemudian juga tak kalah lucunya. Delem dan Sangut keluar dan menari penuh riang. Delem menyanyikan dengan nada besar dan keras. Sangut melantunkan tembang berbahasa Indonesia tentang kisah reformasi yang kini mewarnai medos. Masih adanya kasus korupsi, para elit suka bersandiwara, dan harga barang yang telah naik. Ketika ada penonton yang tertawa, Sangut merespon, sehingga pertunjukan menjadi komunikatif.

Pasangan tokoh rakyat yang muncul kemudian benar-benar membuat suasana pecah. Mereka adalah Ceng dan Blong. Dua tokoh rakyat jelata itu keluar di tengah-tengah sengitnya pertempuran antara Pandawa dan Korawa. Ceng mengatakan, Pandawa Sakti itu karena dekat dengan Dewa (Tuhan), sementara Korawa justru menjauhi Tuhan.

Jero Dalang Nardayana menyatakan rasa terima kasihnya kepada pemerintah yang memberikan kesempatan untuk tampil dalam acara Bulan Bahasa Bali VI tahun 2024 ini. Melalui pertunjukan Wayang Bali ini, ia berharap Bahasa, Aksara dan Sastra Bali tak punah di Bali.

Bahasa, Aksara dan Sastra Bali itu, kata Jero Dalang Nardayana, merupakan identitas sebagai orang Bali. Maka, melalui pertunjukan wayang ini yang sebagian besar menggunakan bahasa Bali akan dapat menjadi pembelajaran bagi anak-anak muda agar bisa lebih memahami budaya warisan leluhurnya sendiri.

“Kami sudah mengetahui tidak semua dari audien yang mengetahui bahasa Bali, maka dalam pertunjukan wayang ini disisipkan dengan bahasa Indonesia, dan terkadang bahasa Inggris sebagai bentuk sajian yang mengikuti perkembangan jaman,” katanya.

Tujuannya untuk menciptakan pertunjukan yang lebih komunikatif. Setidaknya, dapat membimbing mereka untuk mengertri tentang bahasa itu sendiri. Kalau semua mamakai bahasa Bali, kami yakin tak semua penonton itu mengerti.

“Hal itu juga sebagai cara untuk memperkaya pertunjukan itu. Dengan demikian, masyarakat Bali akan lebih mencintai bahasanya sendiri. Tidak malu berbahasa Bali, karena itulah identitas, dan itulah ciri sebagai orang Bali,” katanya.

Jana Kerthi itu kualitas SDM yang digambarkan pada tokoh Dharma Wangsa. Kalau tidak memiliki SDM tinggi, Dharma Wangsa tidak akan mungkin mengalahkan Pemurtian Ludra. Kekuatan Salya akhirnya tak berdaya dihadapan senjata Kalimasada milik Dharma Wangsa.

“Dalam hidup ini, ada suka yakni kebahagiaan dan ada duka yaitu penderitaan. Hanya orang orang yang kuat, memiliki mental, pengetahuan, serta pribadi yang kuat yang akan bisa dan mampu lolos dari suka dan duka kehidupan ini,” jelas Nardayana.

Itu artinya, agar bisa melewati kehidupan ini harus terus mengisi diri dengan pengetahuan dan kepribadian. Karena hidup ini pasti berisi suka dan duka yang tak akan luput pula dengan rintangan dan hambatan. Semua itu, bagian dari pembelajaran agar lebih berkualitas.

“Dalam hal ini, bukan membicarakan tujuan, tetapi perjalanan proses ini yang dibicarakan. Kalau proses perjalanan itu sudah bagus, maka pasti hasilnya akan lebih baik. Penting kita mencari tujuan itu, tetapi jangan memikirkan itu saja tanpa menikmati prosesnya,” kata Jero Dalang Nardayana.

Kadang-kadang proses ini tidak dinikmati, maka gol tidak akan bisa didapat. Maka ada dua hal yang rugi. Pertama perjalanan tidak dinikmati, kedua gol tidak didapati.

“Maka itu, nikmatilah perjalanan suka dan duka itu, agar gol bisa didapat. Kalau suka duka itu sudah dinikmati, maka keduanya akan didapati, proses dan gol. Proses itu yang lebih penting, karena melalui proses akan menuju tujuan itu,” ujarnya. [T][Ado]

Dharma Pawayangan: “Saking Swara Nuju Iswara”
Membaca Ekosistem Pertunjukan Wayang Kulit di Buleleng
Wayang dan Elektron: Metafora Keseimbangan dan Spektrum Energi Dalam Wayang Kayonan
Tags: Bahasa BaliBulan Bahasa BaliJero Dalang Nardayanakesenian baliwayangwayang ceng blongwayang cenk blonk
Previous Post

Sekaa Gong Legendaris Jagaraga, Momentum Menghidupkan Kembali Jiwa dan Spirit Gde Manik

Next Post

Kapitan Lie Eng Tjie, Rumah Besar dan Jejak Kampung Pecinan di Singaraja

Redaksi Tatkala Denpasar

Redaksi Tatkala Denpasar

Next Post
Kapitan Lie Eng Tjie, Rumah Besar dan Jejak Kampung Pecinan di Singaraja

Kapitan Lie Eng Tjie, Rumah Besar dan Jejak Kampung Pecinan di Singaraja

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

HP Android dan Antisipasi Malapetaka Moral di Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 21, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

DALAM beberapa tulisan yang pernah saya publikasikan, kurang lebih sepuluh tahun lalu saya sudah memperkirakan bahwa seketat dan setegas apa...

Read more

Mari Kita Jaga Nusantara Tenteram Kerta Raharja

by Ahmad Sihabudin
May 20, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Lestari alamku, lestari desaku, Di mana Tuhanku menitipkan aku. Nyanyi bocah-bocah di kala purnama. Nyanyikan pujaan untuk nusa, Damai saudaraku,...

Read more

PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

by Putu Eka Guna Yasa
May 20, 2025
0
PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

MERESPON meluasnya cabang ormas nasional yang lekat dengan citra premanisme di Bali, ribuan pacalang (sering ditulis pecalang) berkumpul di kawasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum
Pameran

Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum

DALAM rangka memperingati 109 tahun hari kelahiran almarhum perupa Arie Smit, digelar pameran murid-muridnya yang tergabung dalam penggayaan Young Artist....

by Nyoman Budarsana
May 21, 2025
I Made Adnyana, Dagang Godoh Itu Kini Bergelar Doktor
Persona

I Made Adnyana, Dagang Godoh Itu Kini Bergelar Doktor

“Nu medagang godoh?” KETIKA awal-awal pindah ke Denpasar, setiap pulang kampung, pertanyaan bernada mengejek itu kerap dilontarkan orang-orang kepada I...

by Dede Putra Wiguna
May 21, 2025
Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan
Panggung

Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan

CHEF lokal Bali Made Masak dan ahli koktail Indonesia Bili Wirawan akan membuat kejutan di ajang Ubud Food Festival 2025....

by Nyoman Budarsana
May 20, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co