DI tengah-tengah kritikkan kehadiran media dalam kehidupan sosial saat ini, penting kiranya memberi tolehan yang seimbang tentangnya. Telah lama ada tuduhan yang menjurus pada pandangan bahwa media telah hadir dengan wajah buruknya, yang menggadaikan moralitas dan membuat manusia semakin liar mengumbar hawa nafsunya, sehingga media menjadi kambing hitam atas terjadinya berbagai kejahatan kemanusiaan. Pembunuhan, pemerkosaan, pencurian, dan sederetan aksi keji lainnya.
Di tengah-tengah tuduhan semacam itu, jarang kita bertanya : tidakkah itu semua terjadi sebagai akibat kita tidak pernah selektif dan meliterasi diri kita untuk memaknai media sebagai madu sekaligus racun. Sebagai manusia bermartabat, tentulah yang harus direguk adalah madunya, bukan racunnya.
Tepat di tanggal 22 Desember 2023 tolehan yang berbeda menarik disajikan yakni memaknai cara media menyuguhkan sajian yang mengagunggkan kehebatan sosok ibu. Lagu dan meme hadir di dunia maya menebarkan sosok ibu yang terimajinasi dan menyimpan sihir tentang cara memaknai sosok ibu sepanjang massa. Pengagungan tentangnya mencuat pula melalui penetapan secara Nasional 22 Desember sebagai Hari Ibu berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 yang bertujuan agar bangsa ini tetap mengingat perjuangan seorang ibu.
Selamat Hari Ibu : Sumber: https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/23/140000269/peringatan-hari-ibu-latar-belakang-tujuan-makna-dan-dasar-hukumnya
Lebih jauh lagi penetapan keputusan ini merepresentasikan adanya pengakuan bahwa perempuan telah menjadi bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Penetapannya sebenarnya sudah dimulai dari Kongres Perempuan Indonesia III Tahun 1938 di Bandung. Lagu dan meme akhirnya ikut serta menjadi bahan pengingat akan pentingnya sosok ibu dimuliakan bahkan keduanya tidak hanya di media saat tiba datangnya tanggal 22 Desember, namun setiap saat tersajikan dan dapat diakses kapan saja. Hal ini menjadi pertanda bahwa mengenang kemuliaan seorang ibu tidaklah harus menunggu datangnya hari ibu.
Bahkan pemuliaan terhadap sosok ibu telah pula ditemukan pemaknaannya tatkala ada temuan artefak purbakala di beberapa tempat di Indonesia berupa patung perempuan gemuk yang dimaknai sebagai simbol kesuburan. Dalam kehidupan kontemporer, pemujaan terhadap sosok ibu dihadirkan melalui lagu dan meme. Dua contoh lagu yang hits tentang ibu layak diambil dari lagu Ibu dari Iwan Fals dan lagu Bunda oleh Mely Goeslaw.
Kedua lagu tersebut sangatlah mudah menyentuh emosi jiwa yang bisa membangkitkan keharuan, kesedihan di samping kebahagiaan punya seorang ibu dengan kehebatannya. Simaklah syair lagu Iwan Fals yang berjudul ibu dan lagu Bunda dari Mely Goeslaw berikut ini.
Iwan Fals
Ibu
ribuan kilo jalan yang kau tempuh
lewati rintang untuk aku anakmu
ibuku sayang masih terus berjalan
walau tapak kaki penuh darah, penuh nanah
seperti udara kasih yang engkau berikan
tak mampu ku membalas, ibu… ibu…
ingin ku dekat dan menangis di pangkuanmu
sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu
lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku
dengan apa membalas, ibu… ibu…
ribuan kilo jalan yang kau tempuh
lewati rintang untuk aku anakmu
ibuku sayang masih terus berjalan
walau tapak kaki penuh darah, penuh nanah
seperti udara kasih yang engkau berikan
tak mampu ku membalas, ibu… ibu…
Mely Goeslaw
Bunda
Kubuka album biru
Penuh debu dan usang
Ku pandangi semua gambar diri
Kecil bersih belum ternoda
Pikirkupun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku
Reff:
Kata mereka diriku slalu dimanja
Kata mereka diriku slalu dtimang
Nada nada yang indah
Slalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku
Takkan jadi deritanya
Tangan halus dan suci
Tlah mengangkat diri ini
Jiwa raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan
Back to reff
Oh bunda ada dan tiada dirimu
Kan slalu ada di dalam hatiku
Kedua lagu tersebut dapat dikatagorikan bisa mewakili sederetan lagu tentang ibu yang bertebaran di media massa. Pertimbangan utama pemilihan lagu tersebut bukan semata-mata karena dinyanyikan oleh penyanyi legendaris tetapi lebih karena syairnya sederhana sekaligus kuat dalam makna pengagungan sosok ibu yang tangguh, rela berkorban dan penuh kasih sayang.
Lagu ini jelas dimaksudkan untuk membangun imajinasi bahwa sosok ibu yang ideal adalah sosok yang digambarkan dalam syair lagu tersebut dan penggambaran ini akan memperkuat ide pentingnya untuk selalu mengingat sosok ibu. Pentingnya mengingat sosok ibu dapat juga dicarikan rasionalnya dari sisi sosiobiologis, yang mana, kedekatan seorang anak dengan ibu sebenarnya telah terbentuk dari adanya kontak fisik satu sama lainnya selama kurang lebih 9 bulan.
Dalam tumbuh kembangnya dari bentuk embrio sampai lahir ke dunia sulit kiranya dibantah pengorbanan seorang ibu dalam menjaga tumbuh kembang cabang bayinya dengan mengandalkan daya tahan tubuh seorang ibu. Setelah lahir ke dunia pun peran secara fisik maupun psikhis seorang ibu pun tidak bisa dianggap remeh.
Dukungan atas pentingnya pengagungan sosok ibu dikuatkan lagi dengan hadirnya meme yang merepresentasikan pentingnya mengingat pengorbanan seorang ibu. Lihatkan meme berikut ini.
Sumber: https://cdn-2.tstatic.net/pontianak/foto/bank/images/meme-hari-ibu-2.jpg
Sosok yang di memekan adalah seorang Susi Pudjiastuti mantan Menteri kelautan yang dikenal oleh kalangan masyarakat luas sebagai menteri yang “garang”, berani dan tegas. Meme semacam ini mengirim tanda bahwa peringatan hari ibu adalah pengakuan atas pentingnya mengingat sosok ibu dengan meng analogkan bagi yang tidak ingat agar ditenggelamkan, sebagaimana aksi nyata saat menjadi Menteri menenggelemakan kapal-kapal pencuri ikan di perairan Nusantara. Kekuatan meme semacam ini secara semiotik terletak dari sosok yang dianggap bisa mewakili ide pentingnya hari ibu.
Meme bukan hanya dihadirkan dalam bentuk pentingnya mengingat ibu di hari Ibu yang jatuh setiap tanggal 22 Desember, namun meme juga memberikan penguatan bahwa ibu adalah sosok yang rela berkorban, welas asih dan selalu mengedepankan kepentingan anaknya. Setidaknya, pandangan ini terwakili dengan hadirnya meme berikut ini.
Meme kebohongan ibu ini bikin senyum sambil mewek | Sumber: internet
Penonjolan nilai karakter semacam ini pada meme semacam ini bisa diartikan sebagai suatu proses inkulturasi kepada anak perempuan, agar kelak dia bisa mengadopsi karakter yang telah dipertontonkan oleh ibunya. Pastinya, meme ini bias laki-laki, artinya karakter seorang ibu yang punya jiwa welas asih dan penuh pengorbanan hanya ditimpakan kepada anak perempuan – tidak pada anak laki-laki. Pelembagaan semacam ini semakin menguatkan wajah ganda media. Hanya perlu daya kritis saja, seorang penikmat media akan sampai kepada missi pengagungan peran seorang ibu yang seharusnya bukan hanya tertuju pada anak perempuan namun juga pada anak laki-laki.
Di tengah sorotan atas wajah meme yang tendensius perempuan, ada juga meme yang membangun inkulturasi untuk menghadirkan kebanggaan kepada sosok ibu baik kepada anak perempuan maupun laki-laki berikut ini.
Sumber: internet
Kehadiran barisan wacana dalam lagu maupun meme tentang sosok ibu yang selalu dihidupkan setiap datangnya tanggal 22 Desember secara tidak langsung dapat diartikan sebagai pengakuan atas kehebatan menyandang predikat sebagai seorang ibu. Predikat hebat umumnya diperuntukkan bagi laki-laki – tidak untuk perempuan. Indikator kehebatan yang digambarkan pada laki-laki terletak pada aspek fisik, sementara penggambaran kehebatan perempuan pada sosok ibu sebagaimana yang digambarakan pada lagu dan meme justru ada pada keduanya yakni fisik dan psikis.
Tidaklah keliru jika penggaambaran semacam ini menghadirkan pandangan bahwa perempuan sebagai ibu harusnya hadir sebagai penyeimbangan karena dia memiliki dua kekuatan yang bukan hanya fisik tetapi juga sekaligus kekuatan psikis. Dalam pemahaman semacam inilah inti sari dalam kita memahami sosok ibu di hari ibu, sehingga pemaknaan atas kehebatannya bukan hanya sebuah eforia namun benar-benar mengembalikan kekuatan yang ada dalam tubuh perempuan sebagai jembatan untuk membangun generasi muda yang berkualitas secara fisik, psikis, dan secara sosial. Hal ini penting dipahami agar perayaan hari ibu bukan hanya memperpanjang sanjungan, tetapi lebih dari itu untuk mencari makna dari apa artinya menjadi seorang ibu.
Hadirnya lagu dan meme yang menarasikan keagungan sosok ibu adalah tindakan imajinatif yang menggiring pendengar dan pembacanya untuk mengabadikannya agar perempuan yang menjadi ibu senantiasa sadar akan missi peradaban yang dibungkus melalui sanjungan. Di tengah eforia atas sanjungan yang membahana di setiap tanggal 22 Desember yang dikenal sebagai hari ibu patut dicatat bahwa sinergisitas antara sosok ibu dan ayah adalah elemen pokok dalam membangun keluarga yang tangguh. Selamat Hari Ibu 22 Desember 2023 – Tantangan 2024 sudah di depan mata. [T]
- BACA artikel lain dari penulisLUH PUTU SENDRATARI