30 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Busana dan Sasana: Catatan Tentang Pakaian Pemimpin dalam Kakawin Rāmāyaņa

Putu Eka Guna YasabyPutu Eka Guna Yasa
November 26, 2023
inEsai
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

Putu Eka Guna Yasa

BUSANA bukan sekadar kain pembungkus badan yang digunakan untuk menutupi kekurangan penggunanya. Melampaui fungsinya sebagai kebutuhan fisik, busana sesungguhnya menjadi komunikasi sosial yang simbolis dan sarat makna. Busana dalam konteks Bali terikat erat dengan sasana yang dipegang pemakainya.

Seorang pendeta yang memegang bajra ketika menjalankan fungsinya sebagai pengantar bakti umat menggunakan pakaian serba putih karena sedang membadankan Hyang Iswara dalam relung kesadarannya. Sementara itu, seorang raja diidentikkan berbusana hitam karena sedang membadankan Hyang Wisnu atau Harimurti dalam laku dan berbagai kebijakannya.

Penggunaan busana baik putih maupun hitam memungkinkan setiap noda menjadi kentara dengan sejelas-jelasnya. Noda setitik dalam busana itu akan memalingkan secara penuh pandangan orang kepada nodanya, meski bidang warna putih dan hitam jauh lebih lebar. Menjaga warna pakaian ini tidak berbeda dengan menjaga sasana dari penggunanya. Satu titik noktah wacana-laksana seorang pendeta dan pemimpin yang dipandang keluar dari lajurnya akan lebih dipandang tinimbang seribu pengabdian sebelumnya.

Busana dalam Kakawin Rāmāyana

Penggunaan busana bagi seorang pemimpin memang telah lama diwacanakan dalam sumber-sumber literasi masyarakat Nusantara, khususnya sastra Jawa Kuno melalui Kakawin Rāmāyaņa. Diskursus tentang busana raja muncul dalam dialog antara Rāma dengan Wibhīṣana pasca kekalahan Rawana, Raja Alengka. Wibhīṣana merasakan kesedihan yang sangat mendalam atas kematian Rawana, meskipun di sisi lain dengan kemenangan Rāma kebenaran dapat ditegakkan.

Sambil menaburkan bunga di ujung kaki kakaknya yang terkulai lemas tanpa kepala, Wibhīṣana tak henti-hentinya menyesali kematian Rawana. Hatinya hancur. Ia merasa tidak berhasil sebagai adik untuk menghalangi perang yang sudah nyata akan menyebabkan kakaknya gugur di medan laga.

Menyadari dukacita Wibhīṣana serta kehancuran sosio-ekologis yang terjadi pasca perang di Negeri Alengka, Rāma lalu melakukan rekonsiliasi politik. Wibhīṣanalah yang diangkatnya menjadi raja. Dengan mengangkat Wibhīṣana menjadi raja baru di Negeri Alengka, Rāma berharap perbaikan infrastruktur (puliḥ pahayu taṅ salĕŋka pura) dapat segera dilakukan dalam berbagai ranah kehidupan. Dengan menobatkan Wibhīṣana  sebagai Raja Alengka, Rāma juga berharap agar para raksasa yang sebelumnya berhati durhaka karena tertutup kegelapan, bisa dinasihati dengan berbagai ajaran kebenaran.

Asta Brata

Sebelum memutar roda pemerintahan di Negeri Alengka, Rāma memberikan berbagai ajaran kepemimpinan kepada Wibhīṣana. Nasihat Rāma kepada Wibhīṣana  ini salah satunya yang paling terkenal adalah Asta Brata, yaitu usaha untuk membadankan (menginstall) delapan sifat dan laku unggul dari para dewa dalam tubuh sang pemimpin. Tujuannya jelas, agar seorang pemimpin bisa menjadi Dewa Paraga, Dewa Manresti, dan Dewa Nyakala.

Kemurahatian Indra dalam berderma dikenal dengan sebutan Indrabrata. Keadilan dari Yama dalam menetapkan hukuman disebut dengan Yamabrata. Kesabaran Surya dalam memindahkan air laut menjadi hujan di darat disebut dengan Suryabrata. Keteduhan Candra dalam memberikan ketenangan dan kesenangan kepada seisi semesta disebut dengan Candrabrata.

Kerahasiaan angin disebut dengan Bayubrata. Kekuatan Baruna dewa penguasa laut untuk mengikat musuh disebut Barunabrata. Kekuatan api dalam melenyepkan musuh disebut dengan Agnibrata. Kesederhanaan dalam menikmati makanan, minuman, dan busana disebut dengan Kuwerabrata.

Kuwerabrata yang menyebutkan kesederhanaan dari seorang raja dalam menikmati makanan, minuman, dan busana ini menarik. Sebab menikmati makanan dan minuman yang serba enak serta berbusana mewah lekat dengan citra raja. Apa maksud meneladani brata Hyang Kuwera itu?

Hyang Kuwera kita ketahui merupakan Danapati atau Dewa Kekayaan. Secara material, kekayaan seseorang biasanya termanifestasi dalam wujud makanan, minuman, busana, dan perhiasan. Oleh karena itu, kita dapat tafsirkan bahwa menikmati kebahagiaan material dengan cara berlebihan bagi seorang pemimpin berpotensi membuatnya menjadi lengah terhadap berbagai ancaman. Apalagi dalam hal makanan dan minuman.

Makanan merupakan pembentuk badan fisik seseorang yang disebut dengan ana maya kosa. Dengan demikian, badan sesungguhnya adalah kumpulan sari-sari makanan. Agar badan fisik seorang pemimpin berkualitas, beberapa makanan yang dilarang sesuai arahan pustaka Nitiśāstra penting dipertimbangkan.

Karena karya sastra tersebut mengandung berbagai ajaran kepemimpinan maka makanan yang tidak direkomendasikan seperti tikus, anjing, katak, ular, ulat, dan cacing juga tidak baik dimakan oleh pemimpin. Menurut karya sastra tersebut, makanan yang baik adalah makanan yang membuat tubuh sehat (riṅ wara bhoga puṣṭiniṅ awaknya juga panĕṅĕran).

Lebih lanjut, karya sastra itu menyatakan bahwa makanan yang terbaik adalah daging (tĕkapiṅ maṅśottama ṅ uttama). Pustaka Wratiśāsana juga menguraikan sejumlah daging yang bisa dimakan oleh seorang brati yaitu babi hutan, ayam hutan, kerbau, kambing, itik, burung, badak, landak, semua jenis penyu, dan yang lainnya.

Dalam hal minuman, Kakawin Rāmayana sangat menekankan agar seorang pemimpin tidak meminum-minuman yang memabukkan secara berlebihan. Jika pemimpin sampai mabuk maka pikirannya kacau, kasar kepada teman, pamer diri, dan yang paling fatal seluruh rahasia kerajaan bisa disebarluaskan.

Interioritas Busana Raja

Terkait dengan busana, secara filosofis karya sastra yang diduga digubah oleh Mpu Yogiswara tersebut menyatakan bahwa pakaian seorang raja sejatinya adalah hal-hal berikut ini. Senantiasa mematuhi hasil musyawarah merupakan kalung permata, selalu memperhatikan keadaan masyarakat adalah cincin utama, perilaku utama dan penuh susila sebagai anting-anting, ketulusan mengabdi kepada guru merupakan kaitnya, mahkotanya adalah hilangnya pikiran yang cemar, dan seterusnya.

Itulah kemasyuran busana seorang raja (nahan subhaga bhūṣaṇānta prabhu) yang tidak memberati, tidak bisa dicuri oleh penjahat, dan apabila dijaga dengan baik maka ‘busana’ itu juga menjaga yang mengenakannya. Seorang pemimpin yang sudah berbusanakan hal-hal tersebut, dengan nada yang satir pengarang Kakawin Rāmayana menyebutkan bahwa perhiasan berupa emas hanya digunakan di domain balai sidang saja.

Lebih lanjut, Kakawin Rāmayana menegaskan bahwa istana seorang raja itu sejatinya adalah laku yang tiada henti menguasahakan kesejahteraan rakyat di seluruh negeri (umahta ng ulah amahaywang jagat), pikiran yang teguh adalah balai-balainya yang kuat (si tancala lana palangkapagĕh), sikap yang cekatan adalah tiangnya yang kukuh (syūpekṣaka sakanya yakas dahat), dan kasih sayang adalah sendinya (si karūņika na ta watwan nika).

Sopan santun dan rasa iba adalah menyelamatkan jiwa rakyat adalah ruangannya (Salӧnya sumatā si maître waneh). Sementara itu, keikhlasan mengayomi negara adalah permadani atau tikarnya (parārtha paramārtha pattharaņa). Melangkapi itu, budi luhur adalah bida yang berbentuk naga, tempat bagi sang raja menjadi peneduh yang mengayomi masyarakatnya (subuddhi ya ta biddha nāge ruhur, pangӧban nira sang umĕbing jagat).

Itulah eksterioritas dan interioritas istana seorang pemimpin sejati. Sejauh mana busana dan istana raja itu kita bisa lihat dalam figur-figur pemimpin kita saat ini? Jangan-jangan sebagian di antara mereka sibuk pencitraan dan menghegemoni berbagai kegiatan dengan warna dan lambang partai. Kita catat saja dulu, pada bilik suara nanti kita tentukan sikap kita.[T]

  • Klik untukBACAartikel lain dari penulisPUTU EKA GUNA YASA
Tags: balikakawinlontarRamayana
Previous Post

Nasib Guru di Persimpangan Jalan

Next Post

Meresapi Kedamaian dari Pura Bukit Mentik di Punggung Gunung Batur

Putu Eka Guna Yasa

Putu Eka Guna Yasa

Pembaca lontar, dosen FIB Unud, aktivitis BASAbali Wiki

Next Post
Meresapi Kedamaian dari Pura Bukit Mentik di Punggung Gunung Batur

Meresapi Kedamaian dari Pura Bukit Mentik di Punggung Gunung Batur

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

by Emi Suy
May 29, 2025
0
Membunyikan Luka, Menghidupkan Diri : Catatan Pameran “Gering Agung” Putu Wirantawan

DI masa pandemi, ketika manusia menghadapi kenyataan isolasi yang menggigit dan sakit yang tak hanya fisik tapi juga psikis, banyak...

Read more

Uji Coba Vaksin, Kontroversi Agenda Depopulasi versus Kultur Egoistik Masyarakat

by Putu Arya Nugraha
May 29, 2025
0
Kecerdasan Buatan dan Masa Depan Profesi Dokter

KETIKA di daerah kita seseorang telah digigit anjing, apalagi anjing tersebut anjing liar, hal yang paling ditakutkan olehnya dan keluarganya...

Read more

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co