MATAHARI terik menerangi Puri Kanginan pada Minggu, 1 Oktober 2023 sekitar pukul
10.00 WITA. ‘Kiat Menulis dan Menerbitkan Buku’ merupakan salah satu agenda serangkaian acara Singaraja Literary Festival di hari kedua.
Pembicara kali ini ialah Gde Aryantha Soethama. Beliau lahir dan dibesarkan di Bali. Seorang penulis senior, adapun karya-karyanya berupa; puisi, cerita pendek, laporan perjalanan, dan karya jurnalistik, untuk surat kabar di Bali, serta sejumlah majalah dan koran Jakarta.
Pengalamannya sebagai seorang penulis sangat banyak, dimulai dari menjadi wartawan, koresponden, dan pemimpin redaksi. Beliau juga mendapat penghargaan kesetiaan berkarya dari kompas pada 2016.
Banyak kiat menulis yang dibagikan oleh Pak Gde, pria yang kini menjadi penulis lepas dan memiliki pernerbitannya sendiri, dalam kurun waktu dua jam. Dimulai dari membahas hal- hal yang harus dipersiapkan sebelum ke penerbit, cara menerbitkan buku sendiri, serta memasarkannya.
Tulisan diary yang diceritakan salah seorang peserta pun menjadi salah satu topik pembahasan. Pak Gde mengatakan, bahwa hal yang membuat tulisan curahan hati mau dibaca orang-orang ialah apabila disertai adegan-adegan yang menarik.
“Menulis itu diawali dengan membaca. Kalau anda tidak membaca anda tidak akan bisa menulis.” Intinya dalam belajar menulis ialah rajin membaca.
Begitulah acara diskusi diawali dengan cerita pengalaman menulis beberapa hadirin.
Pak Gde pun bercerita tentang bagaimana penulis zaman dulu bisa menerbitkan buku. Berdasarkan penuturannya, dunia penerbitan dulu dan saat ini sangat jauh berbeda. Pada tahun 80-an sampai 90-an, hanya pengarang tingkat dewa yang bisa punya novel, karena memiliki editor dan penerbit yang sudah bekerja sama dengannya.
Sedangkan, di zaman sekarang ini lebih mudah dalam mempublikasikan karya melalui surat kabar dan majalah baik digital maupun yang lain. Selain itu, bisa melalui media sosial maupun platform sosial lainnya.
Menerbitkan buku sendiri pun bukan menjadi masalah saat ini, tidak perlu takut ditolak percetakan, karena saat ini bisa menerbitkan buku karya sendiri dengan dana sendiri. Dimulai dari menulis, mendesain lay-out sendiri melalui memanfaatkan aplikasi, seperti photoshop.
“Jadi anda jangan khawatir, kalau anda susah mencari penerbit dan tukang lay-out. Bikin aja sendiri. Yang paling penting adalah anda menulis, sebelum menulis yang paling penting juga anda terus membaca,” katanya.
Acara diskusi pun ditutup tepat tengah hari setelah berfoto bersama. Para hadirin segera mengemasi barang mereka, beberapa terlihat termotivasi untuk segera berkarya. Adapun hal yang disayangkan ialah tidak adanya peserta yang membawa hasil karya tulisannya untuk di baca bersama.
Pak Gde pun berpesan untuk perbanyak membaca, sehingga kemampuan menulis bisa berkembang kepada para hadirin. Ditutuplah acara ‘Kiat Menulis dan Menerbitkan Buku’. [T]
- Penulis: Desak Made Ragendra Wardani
- Liputan ini diselenggarakan atas kerjasama Jurnalistik Mekar SMAN 1 Singaraja, Komunitas Mahima dan tatkala.co pada ajang Singaraja Literary Festival, 29 September – 1 Oktober 2023