Lima perupa dari Bali, yang terdiri dari empat seniman dan seorang curator melakukan pameran di UNTITLED GALLERY + STUDIO, Darwin Community Arts, Darwin Australia, 27 Oct-1 Nov 2023. Ini adalah program pertukaran kebudayaan Bali dan Darwin.
.
Pameran ini adalah menindak lanjuti kunjungan dari Darwin Community Arts ke Kulidan kitchen&space bulan Mei 2023, bersama Ika Yuliana, alumni Future Leaders Art yang diadakan oleh Australia Council.
Dari pertemuan itu, disepakai untuk melanjutkan dan membuat kerja sama jangka panjang dalam bentuk pertukaran dan residensi seniman. Seniman-seniman yang akan dilibatkan adalah seniman dari Bali, Indonesia dan seniman dari Australia.
Dalam kunjungannya ke Bali, Amina Mc Conwell, Kurator dan Program Manager DCA, mengatakan bahwa kulidan dan DCA memiliki misi yang sama yaitu pemberdayaan seniman muda dan pengembangan kebudayaan lokal. Dalam jangka pendek, DCA akan mengundang kita untuk mengikuti cultural exchange yang diselenggarakan dalam program yang diselenggarakan di Untitled Gallery+Studio, Darwin.
Kedepanya, dari pertemuan pertukaran budaya ini, diharapkan kita akan saling mempelajari dan saling memahami potensi dan ketertarikan masing-masing seniman untuk dapat membuat program kolaborasi. Program pertukaran budaya ini, sangat penting dalam rangka saling memahami dan mengapresiasi budaya masing-masing entitas, sehingga ada peluang untuk menghasilkan karya-karya yang baru dan hybrid.
.
Dalam program Bali x Darwin Neigbeurhood Exchange ini, Kulidan Art Project akan menampilkan karya dari lima perupa yaitu: Dwymabim @dwymabim, Zolalongor @zolalongor, Pansaka @pansaka_, I Komang Adiartha @ikomangadiartha dan kuratoer Ika Yuliana @ikanation.
Peserta yang dihadirkan merupakan kurasi dari Kulidan Art Project dan Ika Yuliana Nasution. Selain pameran, kami juga akan melaksanakan workshop dan ketemu dengan seniman dan komunitas street art di Darwin. Pameran dan Workshop, keduanya mengambil tema Ornament Bali.
Pengejawantahan tema, dengan melakukan elaborasi dari Ornamen Bali, dengan mempresentasikanya dalam nuansa kekinian. Dalam kontek untuk merealisasikan ornamen menjadi kekinian dan dapat diterima oleh para generasi muda, tentu upaya ini masih secara terus-menerus untuk melakukan pencarian, guna ditemukan alternatif-alternatif yang sesuai dengan semangat jamanya.
Setelah mencermati tentang unsur-unsur dalam ornamen Bali, ditemukan banyak mengadopsi hal-hal yang terkait dengan biji-bijian, seperti batun timun (biji ketimun), batun poh dalam patra punggel, ada juga taluh kakul, dll.
.
Dari unsur-unsur itu, kami mengintepretasikan itu kedalam bibit, mungkinkah unsur-unsur patra dalam ornaamen itu, terselip petuah untuk menjaga bibit, melakukan upaya pelestarian, ketahanan pangan dan kedaulataan pangan?
Secara garis besar ornamen Bali, dikelompokan ke dalam 3 kelompok besar. Pertama pepatran yaitu, ornamen yang distilisasi dari bentuk-bentuk tumbuhan, kedua Kekarangan, ini merupakan stilisasi dari bentuk-bentuk kepala atau muka binatang, sebagai contoh ada karang Gajah, karang Paksi atau karang Guwak, karang Boma, dll, Yang ketiga adalah keketusan, ornament yang berupa perulangan seperti taluh kakul, batun timun, emas-emasan, dll.
Yang menarik, para seniman Bali, telah lama melakukan cerapan dan meng-akulturasi-kan ornamen Bali dengan ornamen negara lain, hal itu dapat diamati dari adanya Patra Mesir, Patra Cina, Patra Welanda, dll.
Atau akankah ada, kemungkinan akan timbul Patra Aborigin? {T]