12 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Ida, Siapa Dia Sebenarnya? | Tanggapan Atas Esai Pranita Dewi

Angga WijayabyAngga Wijaya
September 16, 2023
inEsai
Ida, Siapa Dia Sebenarnya? | Tanggapan Atas Esai Pranita Dewi

Chairil Anwar

MEMBACA esai kritik sastra yang ditulis oleh Pranita Dewi, perempuan penyair asal Denpasar-Bali berjudul ‘Ida: Perempuan, Sajak dan Visi Literer Chairil Anwar’ di Tatkala.co, 12 September 2023, saya merasa amat senang karena Pranita selain menulis puisi ia ternyata mampu menulis esai bagus. Sebuah esai “puitis” tentang Chairil Anwar dan perempuan dari sudut “perempuan”, terutama soal sosok Ida yang banyak disinggung Chairil Anwar baik pada sajak maupun pidato kebudayaan yang ia sampaikan pada beberapa acara seni di Jakarta kala itu.

Usai membaca esai tersebut, saya langsung mencari buku tentang Chairil Anwar pada perpustakaan kecil di kamar kontrakan. Buku pertama, skenario yang ditulis Sjuman Djaya berjudul Aku; Berdasarkan Perjalanan Hidup dan Karya Penyair Chairil Anwar.” Buku ini pertama kali diterbitkan oleh penerbit Grafiti, Jakarta, 1987. Saya mempunyai versi buku yang diterbitkan Metafor Publishing, 2003.

Skenario ini dibuat berdasarkan wawancara dan keterangan dari para sahabat dan keluarga dekat Chairil Anwar sehingga bisa dipertanggung-jawabkan kebenaran dari apa yang ditulis dan ingin disampaikan Sjuman Djaya selaku seorang sutradara.

Pranita Dewi dalam esai tersebut berfokus pada sosok Ida, yang disebutnya sebagai “vitalisme dan visi literer Chairil Anwar”. Pada bagian penutup Pranita menulis: “Pembahasan tentang Ida, perempuan, vitalisme dan visi literer Chairil di atas sekaligus membuat kita yakin bahwa sebenarnya sajak-sajak Chairil, sebagaimana semua karya puisi yang baik, pada dasarnya memihak pada nilai-nilai universal positif seperti kemajuan, kesetaraan, penghargaan terhadap perempuan, kepercayaan bahwa perempuan sepadan dengan laki-laki dalam perkara intelektual, dan pengakuan atas perempuan sebagai gender yang memiliki kekuatan besar untuk memancarkan elan vital.”

‘Ida: tokoh imajiner?’

Belum ada kepastian tentang siapa sebenarnya Ida. Agaknya, dalam buku “Aku” pun hanya disebutkan, “Ida” diyakini sebagai perempuan yang menghadiri pameran lukisan di Jakarta pada masa lalu di ruang depan sekolah Taman Siswa di Kebayoran. “Tapi yang menarik perhatian adalah hadirnya seorang perempuan muda yang sangat matang dan berdandan sangat menawan”. Begitu tulis Sjuman Djaya pada adegan 97, halaman 94 buku tersebut.

Perempuan itu, digambarkan sangat mencintai seni. Aksen bicaranya intelek, sesekali keluar juga dengan fasih bahasa Belandanya. Dia pun didampingi dua laki-laki Belanda yang nampaknya juga penggemar kesenian. Satu laki-laki berwajah menak, posturnya seperti pejabat tinggi salah satu Departemen Republik.

Ia yang disangka Ida pun berbicara dengan Sudjojono yang lukisannya juga dipamerkan. “Ida” juga mengirim salam untuk Chairil Anwar, yang saat dia ada di acara tersebut, belum tampak batang hidungnya.

“Fantastis! Siapa dia bilang namanya tadi?”

“Dia tidak sebut nama!”

“Dia Tanya Chairil. Jangan-jangan itulah Ida yang sering disebut-sebutnya!”

“Lihat saja di buku tamu!”

“Ya, ya, buku tamu coba!”

Semuanya jadi membuka, memeriksa buku tamu. Di sana ada tiga nama, yang seorang berkebangsaan Belanda, dan seorang lagi perempuan bernama Hilda. Tanpa alamat, tanpa jabatan. Cuma “Hilda – Jakarta”.

Sosok Ida masih misterius. Pada adegan 131, ketika Chairil mulai menunjukkan gejala sakit parah, terjadi percakapan di redaksi majalah “Siasat” antara Sam, Pai dan Balfas yang sepertinya anggota redaksi bersama sekretaris redaksi, Gadis. Dia menyarankan kepada Pai dan Balfas untuk mencari dan menemukan Chairil Anwar yang kelihatan sangat menderita dan musti cepat dibawa ke dokter.

Pai bertanya:

“Dia kira-kira masih di kamarnya?”

“Karena itu aku bilang, cari! Waktu aku datang, dia persis mau keluar, lengkap dengan jaketnya dan keperlenteannya. Tapi wajah itu tidak dapat menyembunyikan….—  (menjatuhkan diri ke kursi)

–Mayat! Dia sudah semacam mayat, Pai!

“Dan ketika kutanya, mau ke mana dia, tahu apa yang dia bilang?”

“Apa?”

“Mau menjelajah Nusantara, katanya, mencari Ida! Ida tidak pernah ada, Pai!. Ida Cuma tokoh khayali darinya. Jadi kau tahu apa ini artinya?”

Percakapan dalam buku skenario “Aku” di atas bahkan, menyebut Chairil semacam “berhalusinasi”, Ida hanya tokoh imajiner dan khayali dari penyair bohemian itu. Sampai di sini, sosok Ida menjadi semakin kabur. Siapa sebenarnya dia? Apakah dia sosok nyata atau malah “tidak nyata”?

Ida Nasution

Pada buku kedua, buku seri TEMPO berjudul Chairil Anwar; Bagimu Negeri Menyediakan Api. terbit pada 2016, teka-teki siapa tokoh Ida agaknya menjadi terang. Pada bab “Fragmen Cinta Ahasveros” mengupas kisah gelora asmara Chairil Anwar dengan beberapa perempuan, sebut saja Karinah, Sri Ajati, Sumirat, Gadis Rasid, Tuti, Dien Tamaela, Hapsah, dan, tentu saja: Ida.

Nama Ida pertama kali disebut Chairil dalam sajak “Ajakan” (Februari 1943). Ia juga disebut dalam sajak “Bercerai” (7 Juni 1943), “Merdeka” (14 Juli 1943), dan “Selama Bulan Menyinari Dadanya (1948). Menurut buku seri TEMPO tersebut, Chairil bahkan menyebut Ida berkali-kali dalam pidato dibuat pada 1943 untuk dibacakan di muka Angkatan Baru Pusat Kebudayaan pada 7 Juli 1943. Pidato ini kemudian diterbitkan dua kali. Pertama dalam majalah Zenith edisi Februari 1951. Kedua dalam Pulanglah Dia Si Anak Hilang; Kumpulan Terjemahan dan Esai Chairil Anwar (2003).

Hasan Apsahani, penulis buku Chairil: Sebuah Biografi mempunyai pendapat, Ida (nama lengkapnya: Ida Nasution) adalah “kekasih sebentar” Chairil Anwar. Ia juga merupakan “kawan segagasan, cinta yang menggairahkan dan menggelisahkan”. Menurut Hasan, Ida kerap disebut pada 1943. Pada tahun itu, Chairil berumur 21 tahun, sedangkan Ida 19 tahun.

“Bersama Ida, Chairil seakan-akan menjadi lelaki 17 tahun kembali, menikmati kepolosan sepasang anak remaja,” tulis Hasan Apsahani.

Nama Ida dalam sajak Chairil Anwar berjudul “Lagu Siul”  yang ditulis pada 1945 pada mulanya tertera dalam subjudul pada naskah tulisan tangan Chairil. Namun nama itu dihilangkan saat diterbitkan pertama kali dalam Opbouw-Pembangoenan edisi 10 Desember 1945. Begitu pula saat muncul dalam antologi Deru Campur Debu (1957).

Mengutip buku “Chairil Anwar […]”, kepada H.B. Jassin, Ida pernah menyebut Chairil sebagai “binatang jalang” yang sesungguhnya. Sepertinya, cinta Chairil kepada Ida tidak berbalas. Bahkan, ia pernah berkata: “Apa yang bisa diharapkan dari manusia tidak karuan itu?”

Ida adalah esais cemerlang dan penerjemah berbakat. Pujian itu disampaikan oleh Sutan Takdir Alisjahbana dan H.B. Jassin. Ida pernah menerjemahkan Les Conquerent karangan Andre Gide menjadi Sang Pemenang dan dimuat dalam Opbouw-Pembangoenan.

Sedangkan Chairil Anwar, menerjemahkan karya Gide lainnya, Le Retour de l’Enfant Prodigue, menjadi Pulangah Dia Si Anak Hilang, yang dimuat dalam Pujangga Baroe, edisi September 1948. Ida sempat menjadi anggota redaksi majalah berbahasa Belanda, Het Inzicht, sebelum bersama Chairil mengelola “Gelanggang”, ruang kebudayaan dan sastra dalam majalah mingguan Siasat.

Masih dalam buku “Chairil Anwar [..]”, Ida Nasution disebut semasa kuliah ia bersama kawan-kawan mendirikan Perhimpunan Mahasiswa Universitas Indonesia pada 20 November 1947. Namun nahas, hidupnya berakhir tragis. Dia dilaporkan hilang pada 23 Maret 1948. Koran De Locomotief edisi 3 April 1948 menulis, “Ida hilang saat perjalanan menuju Buitenzorg (Bogor) bersama teman-teman kuliahnya. Koran berbahasa Belanda, Nieusger, mencurigai Ida diculik oleh anggota intelijen Belanda.

Demikianlah. Semoga tulisan yang berangkat dari tiga buku tentang Chairil Anwar bisa memberi ‘jalan terang’ tentang sosok Ida, kawan perempuan Chairil Anwar yang “abadi” dalam karyanya. [T]

Ida: Perempuan, Sajak dan Visi Literer Chairil Anwar
Pertarungan Bangsawan Oesoel Vs Bangsawan Pikiran
Sepanjang Jalan Sunyi: Emha Ainun Nadjib dalam Pusaran Rindu-Dendam Puisi
Puisi-puisi Pranita Dewi | Bedawang Nala
Tags: Chairil AnwarPuisisastraSastra Indonesia
Previous Post

Puisi-Puisi Muhammad Daffa | Dari Sungai Kepada Batu

Next Post

“Sawidji Comes Home”, Ruang Kolektif, Dari Ubud ke Jantung Kota Denpasar

Angga Wijaya

Angga Wijaya

Bernama lengkap I Ketut Angga Wijaya. Lahir di Negara, Bali, 14 Februari 1984. Belajar menulis puisi sejak bergabung di Komunitas Kertas Budaya asuhan penyair Nanoq da Kansas. Puisi-puisinya pernah dimuat di Warta Bali, Jembrana Post, Independent News, Riau Pos, Bali Post, Jogja Review, Serambi Indonesia dan Antologi Puisi Dian Sastro for President! End of Trilogy (INSIST Press, 2005). Bekerja sebagai wartawan di Denpasar.

Next Post
“Sawidji Comes Home”, Ruang Kolektif, Dari Ubud ke Jantung Kota Denpasar

“Sawidji Comes Home”, Ruang Kolektif, Dari Ubud ke Jantung Kota Denpasar

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Krisis Literasi di Buleleng: Mengapa Ratusan Siswa SMP Tak Bisa Membaca?

by Putu Gangga Pradipta
May 11, 2025
0
Masa Depan Pendidikan di Era AI: ChatGPT dan Perplexity, Alat Bantu atau Tantangan Baru?

PADA April 2025, masyarakat Indonesia dikejutkan oleh laporan yang menyebutkan bahwa ratusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Buleleng,...

Read more

Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

by Karisma Nur Fitria
May 11, 2025
0
Animal Farm dalam Interpretasi Pemalsuan Kepercayaan

PEMALSUAN kepercayaan sekurangnya tidak asing di telinga pembaca. Tindakan yang dengan sengaja menciptakan atau menyebarkan informasi tidak valid kepada khalayak....

Read more

Enggan Jadi Wartawan

by Edi Santoso
May 11, 2025
0
Refleksi Hari Pers Nasional Ke-79: Tak Semata Soal Teknologi

MENJADI wartawan itu salah satu impian mahasiswa Ilmu Komunikasi. Tapi itu dulu, sebelum era internet. Sebelum media konvensional makin tak...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co