5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menelisik Ajaran Tentang Ujaran Dalam Sastra Klasik

Putu Eka Guna YasabyPutu Eka Guna Yasa
August 27, 2023
inEsai
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

Putu Eka Guna Yasa

LIDAH MANUSIA memiliki dua fungsi utama yaitu mengecap rasa dan mengucap kata. Mengecap enam rasa yang terdiri atas pahit, manis, asam, asin, pedas, dan sepat merupakan kemampuan lidah ketika makanan dan minuman masuk ke dalam mulut.

Meskipun makanan dan minuman telah tertelan, rasa itu sesungguhnya tidak hilang. Rasa tersebut telah dikirim pada saat yang bersamaan oleh lidah ke dalam pikiran karena pikiran adalah raja indria (rajendria). Sementara lidah adalah bawahannya yang disebut dengan jihwendriya. Karena rasa telah terekam dalam pikiran, maka pikiran senantiasa merindukan rasa yang menurutnya enak. Pikiran pada gilirannya akan terikat pada objek yang bernama rasa.

Mengucap kata adalah fungsi lidah yang secara teknis berkolaborasi dengan organ-organ wicara lain dan hembusan udara dari paru-paru. Yang menjadi pengontrol utama dari lidah untuk mengucap kata adalah pikiran. Dalam pandangan sastra klasik, hubungan antara kata dengan pikiran disebut dengan sabda dan idep.

Pikiran tak perlu jeda untuk menjadikan kata-kata sebagai duta atas dirinya. Lidah adalah abdi pikirian yang setia. Uniknya, sekali kata diucapkan, maka manusia seperti melesatkan anak panah yang tak kuasa lagi dikendalikan pemiliknya setelah ia lepas. Itu sebabnya para tetua Bali menganalogikannya dengan ungkapan “jika minyak tumpah masih bisa diambil dengan kapas, tetapi sekali kata terucapkan pemiliknya tak punya kuasa lagi atasnya”.

Kata-kata yang dikomandoi oleh pikiran, seringkali gagal dipikirkan efeknya oleh manusia ketika berkomunikasi dengan mitra tuturnya. Sejumlah karya sastra klasik menunjukkan betapa penderitaan yang mesti ditanggung oleh seseorang akibat dari kurang terkendalinya ucapan yang dilontarkannya. Telah jamak diketahui bahwa pustaka Adi Parwa menceritakan fragmen seorang Dewi Drupadi yang harus rela membagi cintanya kepada lima orang Pandawa karena Kunti salah memberi perintah kepada Arjuna.

Arjuna yang telah mendapatkan Drupadi dari swayembara harus mematuhi ucapan ibunya karena apapun yang didapatkan oleh Arjuna mesti dibagi dengan saudara-saudaranya yang lain. Menikahi lima orang laki-laki untuk satu orang perempuan tersebut adalah aib yang sering dijadikan oleh musuh-musuh Pandawa untuk menjatuhkannya.

Bukan hanya Drupadi yang menderita atas kata-kata yang dijatuhkan mertuanya. Karya sastra Uttara Kanda yang menceritakan ihwal kisah cinta abadi Rama dan Sita juga menarasikan mengenai kisah pilu seorang raksasa bernama Kumbakarna. Ia adalah saudara dari Rawana raja raksasa dari kerajaan Alengka termasuk juga Wibhisana, dan Surpanaka.

Sebagai seorang raksasa, mereka adalah pertapa yang sangat taat dalam mematuhi janji diri atau brata. Setalah ribuan tahun bertapa sesuai dengan caranya masing-masing, leluhur mereka yaitu Dewa Brahma berkenan turun ke dunia untuk memberikan anugerah. Brahma berturut-turut memberikan imbalan kepada para raksasa itu sesuai dengan permintaannya. Ketekunan Rawana dibalas dengan anugerah berupa kejayaan atas tiga dunia. Kegigihan Wibhisana dianugerahi kebijaksanaan. Ketetapan hati Surpanaka dianugerahi kesaktian yang tinggi.

Entah apa yang menjadi dasar pertimbangan Brahma. Ketika hendak memberikan anugerah kepada Kumbakarna beliau merasa ketakutan apabila anugerah itu disalahgunakan. Beliau tidak merasakan kecemasan yang sama pada saat memberi anugerah kesaktian tinggi kepada Rawana yang jelas-jelas juga berperangai raksasa.

Keganjilan tersebut menyebabkan kita sebagai peminat tanda memberikan perhatian khusus atas fragmen karya sastra ini. Dewa Brahma yang menduga bahwa anugerahnya akan disalahgunakan, lalu mengutus sakti beliau yaitu Dewi Saraswati untuk turun ke dunia dan berstana pada lidah Kumbakarna. Dengan menyusup di bagian lidah, Saraswati berhasil membelokkan permintaan Kumbakarna yang semula memohon sukasada atau kesenangan yang tiada henti, menjadi supta sada yang bermakna tidur terus menerus.

Atas kesalahan mengucapkan kata-kata itu Kumbakarna harus tidur terus-menerus sampai pada gilirannya dia akan menunjukkan patriotisme bela bangsanya ketika perang antara Rawana dan Rama meletus. Karena penghayatan atas karya sastra tersebut, sampai saat ini sebagian masyarakat Bali meyakini bahwa basuhan tirta yang dimohonkan pada topeng wayang wong Kumbakarna dapat membantu melancarkan anak-anak yang mengalami hambatan wicara. Mereka bersandar pada satu keyakinan bahwa Saraswati sebagai dewi kata-kata berstana pada lidah Kumbakarna.

Apakah ceritanya selesai? Belum. Melalui pustaka Arjuna Wiwaha, kita juga dapat mengetahui bahwa seorang raksasa bernama Niwatakawaca berhasil dikalahkan oleh Arjuna dengan cara memanah pangkal lidahnya. Sekali lagi karya sastra di atas memberi kita peringatan bahwa lidah menjadi sumber penderitaan bagi pemiliknya. Di tengah-tengah percaturan politik yang sarat dengan potensi ujaran kebencian, kisah-kisah ini penting dibaca ulang terlebih bagi calon pemimpin bangsa. Kita mesti menginsafi bahwa lidah itu bagaikan keris yang siap mengiris hati pendengarnya.

Pustaka-pustaka klasik tidak hanya menyuguhi kita pandangan negatif tentang ujaran. Dalam pustaka Nitisastra kita juga diberi pesan bahwa seorang yang telah membadankan sastra, kata-katanya ibarat air suci keabadian yang bisa memberi vitalitas hidup bagi pendengarnya (sang sastrajnya wuwusnira amreta padayangde sutusteng praja). Hari ini, masih adakah pemimpin yang berpegang pada sastra dan tutur leluhur? [T]

  • Klik untukBACAartikel lain dari penulisPUTU EKA GUNA YASA
Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu
Menjadi Manusia Merdeka: Catatan dari Adikawya Kakawin Rāmāyana
“Nglawang”: Sumber Sastra dan Realita
Tags: ajaransastrasastra klasik
Previous Post

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Puisi-puisi dari Rumah Sakit

Next Post

Batas Nalar : Catatan Sehabis Menonton “Our Sea is Always Hungry” – Leyla Stevens

Putu Eka Guna Yasa

Putu Eka Guna Yasa

Pembaca lontar, dosen FIB Unud, aktivitis BASAbali Wiki

Next Post
Batas Nalar : Catatan Sehabis Menonton “Our Sea is Always Hungry” – Leyla Stevens

Batas Nalar : Catatan Sehabis Menonton "Our Sea is Always Hungry" - Leyla Stevens

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co