JEJAK API
: Ahmad Tohari
Sejak bahasa dilahirkan, lelaki itu menghidupinya dengan wangi napas dan hangat perasaan. Segala biji-biji tumbuh segar di beranda. Daun-daun merontokki genting mushola. Suara mesin ketik mengubah tahun dan bulan menjadi keringat dan kekhawatiran. Di jalan desa ia pandangi sawah-sawah bersinaran. Di atas galangan anak-anak berlari entah ke mana. Huruf dan tanda baca beterbangan. Gerimis berbicara sepeti zikir sepanjang musim. Inilah perjalanan titik, tanya, dan koma. Usia tertawa-tawa menyambut surga datang tiba-tiba. Ilalang menghilang. Sungai-sungai naik ke langit. Suara kilat merambat jauh. Memahat jejak api.
Purwokerto – Tasikmalaya 2022
MELIHAT INGATAN
Segumpal tanah di telapak tangan.
Wajah nenek mengambang murung di awang-awang.
Ibu termangu. Ayah berdarah. Sebuah kursi berkaki patah.
Gemericik sungai kecil.
Bayonet tentara belanda. Teriakan kakek dalam hening dan gelap.
Sebatang pohon nangka tumbuh.
Mimpi-mimpi bersayap laron berdatangan. Derit pintu dan jendela kayu. Nyanyian dari bukit-bukit itu.
Sepasang mata melirik.
Kaki-kaki melangkah.
Segaris arah.
Segenggam luka.
Setajam diam.
1 April 2023
PUTRI MALU
menyentuhmu
rawa, hutan, sungai
dan semak belukar.
menyentuhmu
tidur panjang
di punggung tuhan
menata siang
menggambar malam
membawa pertemuan.
bertegur pandang
di hutan liar.
menyentuhmu
rumus semesta kecilku
merapikan ingatan
membuat mimpi di ujung jari.
tidurlah di awang-awang
lupakan aku dan dirimu.
menyentuhmu
perpisahan
tak peduli waktu
Kutai-Jogja, 2022
SUARA LIDAH
Tak berwarna
Menyengat
datang berkilat-kilat
Hidup serupa bunyi dentang jam tua. Menggaung panjang gelap terang.
Tutup semua pintu.
Ceritakan pada ayah dan ibu
kebusukan demi kebusukan.
Dan pergilah
bersama keinginan
tak terkatakan.
20 Maret 2022
ALKISAH AMANDEL
dengarkan sebuah dongeng
tentang goa tak bernama.
tempat orang-orang
bicara janji
matahari
gelap adalah antagonis tak terkalahkan.
aku telah patah,
mengapung pada air muka
pedih.
suara tawa lengket
dan basah.
dingin
tapi
berapi.
di setiap sudut
tak pernah ada aku.
sedari pagi menunggu.
pesawat jatuh
di sungai.
mimpi lupa jalan kembali.
mengapa marah?
bukankah dunia ini baik-baik saja?
jalanan lengang
rumah-rumah tak berpintu.
persis sepertiku yang hilang.
gelap masih saja antagonis.
di sana apa saja datang padaku.
2022
TAMASYA GELAP
Aku menarik tanganmu masuk ke sebuah kota tanpa air mata.
Tak ada jeritan dan umpatan.
Tak ada uang dan jabatan.
Tubuh kita ringan melayang-layang.
Berjalan di udara
menertawai tetangga yang gila harta benda.
Orang-orang tak saling kenal
bebas berpelukan dengan siapa saja.
Langit menghijau seperti remaja
seperti cinta pertama.
Tak ada rumah dan perkakas.
Tak ada keluarga. Tidur dan terjaga pada hari paling kita suka.
Tak ada lapar dan haus.
Udara mendidik kita untuk tidak rakus.
Di tengah kota tubuh meremaja. Hingga cahaya menjemput kita.
Pulang ke dalam sana.
Solo, 2 Februari 2023
KERETA MENUJU SESUATU
Kalender jatuh pada minggu hijau. Seekor lembu berjalan di tubuhmu. Meninggalkan lenguh dan bau yang tua.
Aku menginjakkan kaki pada kota berwarna lima. Datang tak sengaja bersama tawa dan lupa segalanya.
Seperti hilang dari semua mata, dari semua berita, dari pelosok rahasia tak tersentuh. Sampai di sebuah pantai, kapal-kapal berubah batu. Mengajari kita tentang pelayaran dan penyamaran.
Waktu itu Tuhan mengutuk kita menjadi kembang gula. Tersenyum tanpa tanya. Dan tiba-tiba dewasa menghilang begitu saja. Di atas meja tersisa suara kereta dari arah tak bernama. Menembusi segala gelap dan putus asa.
Membawa bara api untuk cinta yang tersesat di sebelah kiri. Membaca dan meraba yang baru saja hilang. Setelah sekian lama berpangku tangan.
22 Januari 2023
PULANG
Buk
aku datang lagi padamu
laut mengantarku pulang
ketika musim badai menjerit panjang.
peluk aku,
Buk.
tubuhku disergap gigil.
aku takut,
Buk.
di luar sana sedang dilanda wabah amnesia
orang-orang lupa pada dirinya.
mereka berlari mencari tempat bunuh diri yang tentram, agamis dan tampak baik-baik saja.
peluk aku,
Buk.
biarkan aku membatu
di jari-jari tanganmu.
Juli 2023
TANAH LAHIR LAVIE
Laut itu, Lavie
selembar masa depan untuk siapa?
Ternak-ternak itu, Lavie
bersuara dan berak di bukit- bukit siapa?
Anak-anak itu, Lavie
berangkat sekolah untuk siapa?
Tambang-tambang itu, Lavie
berlari kepada siapa?
Kita duduk di beranda rumah panggung. mengusir lebah sambil mendengar jeritan batu-batu.
Mulut kita semakin gagap membaca sejarah. di langit awan jauh berarak. membawa siapa saja.
Juga ibu.
Sumbawa Barat, 2023
DI PEGUNUNGAN
Aku melipat-lipat dialog kekalahan.
Dan kekuatan memanjang keluar dari jendela kamar
menjadi hantu berbunga api.
Di ujung desa, malaikat berdatangan
memetik tomat tuk dibawa kepada rahasia.
Tak mungkin aku melupakanmu demi suara gergaji dan sekaleng coca-cola.
Tanah meleleh, mengubah wajah leluhur
semua bersorak-sorai
merayakan keberanian dari bau kemenyan.
Kabut merayap, menutup semua arah merah
orang-orang di depan pintu rumah
berdiri merapal mantra-mantra
menyaksikan diri sendiri yang hampir.
Hampir.
Matran Wetan, 1 Januari 2022
[][][]