JURNAL KAJIAN BALI (JKB) Universitas Udayana, Bali, lulus reakreditasi nasional dengan peringkat Sinta-2. Hal ini tertera dalam SK Akreditasi Jurnal Salinan 79_E_KPT_2023 yang beredar 31 Juli 2023. Dalam SK tersebut dinyatakan: “Reakreditasi Tetap di Peringkat 2 mulai Volume 12 Nomor 2 Tahun 2022 sampai Volume 17 Nomor 1 Tahun 2027”.
JKB (Journal of Bali Studies) merupakan jurnal kajian wilayah yang khusus menerbitkan artikel berbasis penelitian tentang Bali. Topik artikel tentang Bali yang diterbitkan sangat beragam, antara lain budaya, politik, musik, bahasa, arsitektur, sastra, sejarah, media massa, budaya populer, pariwisata, ekonomi, lingkungan, kesehatan, hukum, manajemen, agama, dan adat Bali. Jurnal ini juga menerbitkan artikel tentang Bali dengan pendekatan komparatif.
Menurut laman Open Journal Systems (OJS) Universitas Udayana, JKB terbit dua kali setahun, setiap bulan April dan Oktober.
Jurnal Kajian Bali pertama kali diterbitkan pada April 2011 oleh Pusat Kajian Bali Universitas Udayana. Mulai April 2019, jurnal ini diterbitkan bersama oleh Pusat Studi Bali dan Pusat Unggulan Pariwisata Universitas Udayana.
Namun, April 2020, Jurnal Kajian Bali diterbitkan Pusat Penelitian Budaya dan Pusat Unggulan Pariwisata Universitas Udayana. Perubahan ini terjadi karena adanya reorganisasi pusat penelitian di Universitas Udayana sejak akhir tahun 2019.
Tiga edisi pertama Jurnal Kajian Bali / Foto: Ist
Sebagai pengelola JKB, Prof. I Nyoman Darma Putra dan timnya menyampaikan terima kasih kepada Dirjen Dikti Ristek atas akreditasi Sinta-2, para penulis, reviewer, pelukis Bali, penasehat editor, dan semua pihak yang telah membantu keberlanjutan hidup Jurnal Kajian Bali peringkat Sinta-2.
Pengelola juga menyampaikan terima kasih kepada unit pengelola Jurnal dan Publikasi Ilmiah (JUPI) Unud yang membantu OJS dan DOI publikasi serta pembinaan-pembinaan (Bimtek) dan lokakarya secara reguler.
Banyak dosen atau peneliti yang sudah merasakan manfaat publikasi di JKB untuk kenaikan pangkat ke Lektor Kepala dan Guru Besar atau untuk mempublikasikan hasil riset mereka sebagai bagian dari kontrak penelitian.
Perjalanan JKB
Tahun ini JKB sudah berumur 12 tahun. Sejak kelahirannya tahun 2011, jurnal ini dibidani dan diasuh oleh Prof. I Nyoman Darma Putra, dosen Fakultas Ilmu Budaya yang sudah berpengalaman di bidang publikasi, penerbitan, dan media—termasuk sebagai wartawan.
Dalam sejarahnya, Pusat Kajian Bali pernah dipimpin oleh Prof. Dr. I Gde Parimartha dan Prof. Dr. I Wayan Cika; Prof. Dr. I Wayan Ardika dan Prof. Dr. I Made Suwastika; dan Prof. I Ketut Ardhana.
Belakangan Pusat Kajian Bali lebur, lalu penerbitan Jurnal Kajian Bali bernaung di bawah Puslit Kebudayaan bersama dengan Pusat Unggulan Pariwisata, keduanya di bawah LPPM Unud. Meski ada beberapa pergantian pusat yang menerbitkan jurnal, pengelola pemimpin editornya tetap Prof. Darma Putra.
Pada awal penerbitan, JKB mendapat akreditasi B (A adalah nilai tertinggi) oleh LIPI. Setelah sistem akreditasi jurnal nasional diambil alih oleh Dikti, istilah peringkatan berganti dari ABC menjadi peringkat 6-1 (1 tertinggi). Dalam proses akreditasi itu, Jurnal Kajian Bali (JKB) masuk peringkat Sinta-2 tahun 2019.
Awalnya, JKB terbit secara tematik. Tema dicantumkan di sampul jurnal bersama dua judul artikel penunjang. Tapi belakangan tidak ada lagi tematik karena tidak mudah mengundang penulis untuk fokus pada tematik tertentu. Penulis kebanyakan fokus menulis artikel hasil riset mereka.
SampulJurnal Kajian Balidengan atau tanpa tematik / Foto. Ist
Sejak saat itu, pencantuman tema tidak dilanjutkan. Di sampul hanya terdapat judul dua artikel utama—dengan diusahakan artikel yang memiliki topik sama.
Pada awal kelahirannya, JKB hadir dalam format cetak. Tetapi ketika tersedia platform online dengan OJS (Open Journal System) dan untuk memenuhi persyaratan akreditasi, JKB hadir sebagai jurnal full online, open access. Ini jauh lebih efektif dalam distribusi.
Selain karena tersedianya platform online, berhentinya versi cetak juga karena kesuitan dana. Lagi pula, edisi cetak sudah bukan zamannya lagi.
Menjadi Rujukan
Sampai saat ini, JKB terus berusaha untuk tampil berkualitas dari isi sampai perwajahannya. Untuk isi, usaha menampilkan artikel berkualitas ditempuh dengan dua jalan utama: dengan seleksi ketat artikel yang masuk dan mengundang penulis kelas dunia untuk berkontribusi.
Ya, di dunia luar ada banyak ahli Bali yang bisa dan mau menulis artikel tentang Bali, seperti Mark Hobart dan Richard Fox. Mereka pun sudi berkontribusi.
Kehadiran artikel penulis dunia membuat JKB banyak disitasi para penulis dunia yang meneliti Bali yang tulisannya dimuat di jurnal terindex scopus atau WOS. Dengan demikian, JKB menjadi salah satu jurnal yang banyak dikutip di scopus.
Tak berlebihan jika menyampaikan bahwa JKB telah hadir sebagai media yang menjadi wahana pertukaran gagasan di kalangan sarjana internasional, khususnya yang meneliti Bali atau Indonesia atau topik relevan lainnya.
Sementara itu, untuk perwajahan, JKB berusaha menata layout artikel secara profesional. Begitu juga dengan sampul yang dibuat secara artistik tanpa menghilangkan karakter akademik. Untuk itu, dipilih lukisan berkelas dari maestro pelukis Bali, seperti Nyoman Erawan, Nyoman Gunarsa, Made Gunawan, Ida Bagus Indra, I Wayan Redika, I Nyoman Wirata, I Made Kaek, Mangu Putra, dan I Wayan (Donald) Januariawan.[T][Jas/*]