DESA TUMBU merupakan salah satu desa di Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangsem. Desa ini terletak dipesisir timur pulau Bali. Secara geografis, desa ini terletak di antara perbukitan dan pesisir. Sejak lama, desa ini telah dikenal sebagai sentra pengrajin tikar pandan.
Tanaman pandan berduri (Pandanus tectorius) sebagai bahan baku kerajinan ini dapat ditemui dengan mudah di sekitar desa. Kondisi geografis Desa Tumbu sangat mendukung tumbuhnya tanaman pandan. Tanaman ini tumbuh dengan subur di sekitar aliran sungai.
Kapan persisnya kerajinan tikar pandan di desa ini dimulai? Tidak ada satu pun penduduk desa yang bisa menjelaskan dengan pasti.
Menurut cerita sejumlah warga, mereka telah mendapati kerajinan ini ada di desa itu sejak lahir. Para tetua mengatakan kegiatan menganyam tikar sebagai pekerjaan sambilan. Kegiatan ini lebih banyak digeluti oleh kaum wanita.
Sebelum tahun 80-an, hampir setiap rumah tangga mengerjakan kerajinan ini.
Pohon pandan liar banyak tumbuh di Desa Tumbu, Karangasem | Foto: Agus Eka
Sekretaris Desa (Sekdes) Tumbu I Ketut Kerti mengaku masih ingat bagaimana pekerjaan ini berjasa membiayai pendidikannya. Dari umur 8 tahun dia turut bekerja sebagai ‘tukang jarit’ tikar.
Upah yang dia terima pada waktu itu cukup untuk membiayai sekolah. Pada masa itu kerajinan ini tidak hanya sebagai pekerjaan sambilan tetapi telah menjadi penopang perekonomian keluarga.
Untuk menghasilkan tikar pandan khas Bali dibutuhkan bahan baku utama berupa daun pandan berduri yang tumbuh dengan liar di Desa Tumbu.
Pandan di Desa Tumbu dianggap sangat baik untuk dijadikan tikar, selain bentuk dan ukurannya sangat lebar dan panjang, juga karena dianggap memiliki kandungan minyak yang membuat tikar tampak berkilau dan tahan lama.
Tikar pandan dikerjakan melalui beberapa tahap:
Pertama, mengolah daun Pandan, dimulai dengan Nyangke yaitu membentuk daun pandan menjadi pita-pita panjang dengan ukuran lebar 1,5 cm dan panjang 150 cm.
Tahap ini dilakukan dengan alat pisau kecil untuk menghilangkan bagian berduri yang melintang di tengah daun, kemudian dilanjutkan dengan menggunakan alat khusus yang disebut penyangkan untuk membagi lembaran daun pandan menjadi ukuran yang seragam dan rapi.
Kemudian dilanjutkan dengan ngeros, yaitu menghaluskan permukaan pita-pita panjang bakal anyaman dengan alat serut khusus. Tahap ini dilakukan berulang-ulang hingga tiga kali, yaitu permukaan daun pandan yang masih hijau diserut (di-geros) untuk pertama kalinya, kemudian dijemur selama setengah hari.
Setelah itu kembali di-geros dan dijemur (tiga kali) hingga daun pandan berubah warna menjadi kuning kecoklatan. Tahap ini bertujuan menghasilkan bahan anyam yang lentur dengan kadar air yang sedikit sehingga lebih awet.
Pita daun pandan yang diap dianyam | Foto: Agus Eka
Kedua, menganyam (ngulat). Bahan daun pandan yang telah selesai diolah sekarang sudah bisa dilakukan proses penganyaman (ngulat). Menganyam dilakukan dengan bantuan alas papan kayu yang diletakkan di atas pangkuan.
Yang menjadi perhatian pada proses ini adalah mengenal bagian pucuk dan bongkol daun serta bidang bagian atas (tundun) dan bagian bawah (basang). Saat menganyam, semua pita-pita daun bagian atas diposisikan di menghadap ke atas, sedangkan bagian pucuk akan bersilangan (vertikal dan orisontal) dengan bagian bongkolnya.
Tahapan mengayam pita pandan menjadi tikar | Foto: Agus Eka
Menurut pengakuan Ni Made Sasih (pengerajin) proses menganyam untuk menghasilkan selembar (arirang) tikar dapat diselesaikan paling cepat selama satu hari (tanpa mengerjakan pekerjaan yang lain).
Ketiga, menjarit (mejarit). Tikar pandan produksi desa Tumbu terdiri atas gabungan dua lembar tikar (dua rirang) menjadi satu yang disebut a bungkul. Menyatukan dua bidang tikar menjadi satu dengan cara menjarit setiap sisi dengan menggunakan jarum, sehingga produk tikar ini tampak tebal dan kokoh.
Tikar pandan produksi Desa Tumbu dikenal memiliki kualitas terbaik. Tikar ini biasa digunakan masyarakat di Bali untuk berbagai keperluan, seperti untuk alas di lantai rumah, sarana dalam kegiatan upacara adat, maupun untuk bahan-bahan membuat produk cendramata yang sangat diminati para wisatawan mancanegara. [T]
Tikar pandan sudah jadi, digulung, dan siap dipasarkan | Foto: Agus Eka
[][][]