TERBANTAH sudah jika wayang wong disebut sebagai kesenian orang-orang tua. Di Kalangan Ayodya, Taman Budaya Provinsi Bali di Denpasar, Selasa sore, 4 Juli 2023, wayang wong dimankan oleh siswa dari SMKN 4 Bangli.
Penampilan siswa SMKN 4 Bangli yang tergabung dalam Sanggar Gurnata serangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) itu tak kalah dengan permainan wayang wong dari orang tua. Mereka menari dengan atraktif, kadang kalem, kadang menghentak.
Pada pertunjukan itu siswa SMKN 4 Bangli membawa lakon Kumbakarno Lina atau Matinya Kumbakarna, seorang tokoh dalam epos Ramayana yang memiliki karakter dan jiwa bela tanah air.
Jika dikaitkan dengan tema PKB yakni “Segara Kerthi;Prebhaneka Sandhi”, ada pesan yang diselipkan untuk selalu menjaga bumi pertiwi, khususnya segara atau laut, seperti sifat Kumbakarna yang mencintai tanah airnya.
Lakon “Kumbakarna Lina” mengisahkan bahwa di Kerajaan Alengka, Kumbakarna dititahkan oleh Prabu Rahwana untuk melindungi kerajaan Alengka dari ancaman pasukan kera.
Kumbakarna menyanggupi titah tersebut dan kemudian berpamitan kepada istrinya. Sedangkan di Kerajaan Ayodya, Sang Rama menitahkan Sugriwa untuk menyerang kerajaan Alengka dengan Sang Hanoman yang memimpin pasukan kera.
Dalam pertempuran tersebut, Hanoman dan pasukan kera berdaya upaya menyerang Kumbakarna, namun belum dapat mengalahkan kesaktian Kumbakarna. Namun di penghujung pertempuran, Prabu Rama membunuh kumbakarna dengan sekali panah.
.
Koordinator pementasan, AA Gede Dalem Kardinata S.Sn mengungkapkan, dalam memilih lakon yang diangkat Sanggar Gurnata menyesuaikan dengan tema PKB tahun 2023. Dipilihnya Kumbakarna Lina, menurutnya, karena melihat ketokohan Kumbakarna yang memiliki cinta tanah air, di mana mau turun berperang mempertahankan kerajaan Alengka.
“Kumbakarna ini dia mau turun berperang karena dia membela tanah airnya. Meski saat itu Rahwana menggunakan taktik politik sehingga Kumbakarna ini mau turun untuk berperang. Namun Kumbakarna dalam konteks itu berperang membela tanah air/kerajaannya. Bukan untuk membela kakaknya,” terangnya.
Dari ketokohan tersebut, kata Agung Kardinata, kemudian dikaitkan dengan pesan-pesan kesetiaan menjaga bumi pertiwi, seperti salah satunya segara (laut).
“Kami mencoba mengangkat Kumbakarna Lina lalu dikaitkan dengan menanamkan pesan dan edukasi. Bahwa apapun kondisinya dan bagaimanapun situasinya kita harus menjaga dan mempertahankan bumi pertiwi ini, khususnya segara,” ujar guru seni karawitan tersebut.
Diakui, menarikan kesenian Wayang Wong memiliki kesulitan tersendiri, di mana antara penjiwaan dari penari dan karakter topeng yang dibawakan harus menyatu. Sehingga antara mimik wajah di dalam topeng dengan karakter topeng yang dilihat oleh penonton harus sama.
“Secara umum Wayang Wong itu seorang manusia yang mengimplementasikan gerakan-gerakan wayang. Sedangkan secara khusus dia harus bisa mengkarakterkan dirinya sebagai tokoh yang dia perankan. Jadi tidak sekedar memakai topeng. Meski tidak kelihatan, tetapi penari juga harus tetap menampilkan mimic wajah seperti karakter topeng yang dibawakan,” jelasnya.
Dalam mempersiapkan penampilan di PKB, kata Agung Kardinata, persiapan intensif dilakukan kurang dari satu bulan. Hal ini lantaran jadwal kegiatan di sekolah sendiri yang cukup padat.
Namun dirinya bersyukur pementasan Wayang Wong Sanggar Gurnata di PKB tahun 2023 berjalan lancar dan sukses. “Kegiatan dan agenda pendidikan yang berjalan di sekolah cukup padat, sehingga kita bisa latihan intensif cuma 2 minggu,” katanya. [T][Pan/*]
- BACA artikel lain tentang PESTA KESENIAN BALI