AKU BERLINDUNG KEPADA RINDU
selalu ada jarak yang melahirkan rindu
menahan sesak dalam putaran waktu
menjauhkan hitungan jari dengan denyut nadi
sebelum malam benar-benar pergi
kota ku lenyap oleh gelap
bagaimana dengan kotamu?
aku sendiri tak pernah tahu
rindu di tumpuk menjadi debu
sedang aku takut tak bisa memandangmu
kita tak pernah bertemu
kecuali bunga tidur mengantarkan ke kasur
dan itu satu-satunya cara menemukanmu
semula semua biasa saja
aku tak pernah menaruh rasa curiga
kecuali waktu yang merahasiakan
jumpa sepasang kekasih diakhir pekan
rindu itu penyakit yang selalu ku inginkan
tempat mencari perlindungan
setelah gagal ku peluk sebelum pulang
aku menghampirimu diteras depan
masih sama dalam mimpi pukul delapan
sampai kau lenyap secepat kilatan
Singaraja, 2018
RINDU DAN PUISI
rindu dan puisi
yang semakin perih jika kutulis
engkau memberiku sepi
tak terucapkan tanpa tangis
rindu dan puisi
ruang itu kosong tak berisi
segala yang sunyi terlukai
sebab segalanya tak mau mengerti
pilihlah kata-kata terbaik
sebelum aku ambil satu bait
menjadi sebuah larik
tertulis dan tercabik-cabik
rinduku adalah tunggu api
puisiku ialah bara sekam
keduanya sama-sama saling membakar
Singaraja,2018
AIR TERJUN TEMBOK BARAK
gemiricik air sebagai musik alam
pada lembah beku yang menurun terjal
cahaya mengirim terang pada pohon sekitar
sedang rumput cemas pada kau
yang sedang asyik mengambil gambar
cuaca tak pernah bisa ku pinta
sore itu kau sebagai perupa
aku tumbang dan karam dalam riak air
melepas gulungan-gulungan keinginan
menjelma langit makin buram
kau meminta untuk segera pulang
menyebrang kau di atas bebatuan
aku berjalan kecil menjagamu dari belakang
kepada pertemuan ini
kupu-kupu berterbangan liar
kabut turun dari air yang jatuh ke dasar
pada kusut wajah yang merebah ke permukaan
kau melukis sekitar
dan biar aku menulis sekeliling
ada ribuan kerak pada hari yang kekal
termasuk aku yang jatuh dalam beku bibir kau
kau melahirkan garis-garis
dan aku mengelurkan larik-larik
keduanya menjadi bingkai sajak dalam lukis
Sambangan, 2018
BUKIT KURSI
ketinggian dilahap mentah-mentah
awan berarak membentuk apa saja yang ia sukai;
bayi mungil menangis, anak kecil berlarian, remaja telanjang dada, laki-laki setengah baya, tuan dan renta
poa-pola itu ditumbuk oleh angin
dihamburkan tebing, luruh di kaki rumput-rumput kering.
kau pintal tangga saban waktu
orang-orang datang tanpa diundang
ia meminta Tuhan yang duduk di kursi
pulang membawa segala isi do`a yang di panjat mangku
disebrang pantai warna biru dihampar
diterbangkan bau asin yang luruh sebelum sampai puncak
entah kursi yang diisi binatang berbadan manusia
katanya; Kutukan Tuhan
ku baca dan ku ulangi
kejadian yang kau anggap bencana
di awal bulan, di akhir tahun.
duduk!
Pemuteran, 2018
TAMAN DAN KESEPIAN
kau tahu; Kesepian paling mencekam ialah sepi dalam keramian
kau ada ditengah-tengah obrolan orang
dan tak paham sedikit pun
di dalam tempurung pikiran
selalu ku ciptakan hadir kau
sebab orang lain telah menjadi asing
dalam minuman dingin yang ku pesan
ku tenggak perlahan, lega sekaligus khawatir
persis ke—kata yang tak bisa kau ucapkan
memilih atau tidak; Sampai dingin lenyap
sedang harap bakal retak
pergi akan menjadi jalan terakhir
aku sering dikewakan, ku rasa kau pun demikian
di ruang sebelah ada yang memintamu pulang
duduk di taman bersebelahan
dan rumah yang telah disediakan
laki-laki sama saja seperti perempuan
menunggu itu membosankan
sedang keputusan ialah sebuah kemenangan
tak ada paksa untuk kau
berbalik badan membuang muka
seperti dalam cermin yang tak menampakkan kita
aku telah menjadi pengembara
sejak pertama mengenal kau
ku harap kau tak membuatku tersesat ditengah jalan
menuju tempat yang kita sebut pelaminan
aku lebih suka dibilang pikun
sebab menjadi pikun
ialah caraku mencintaimu tanpa rasa sakit sedikit pun
Singaraja, 2018
BANGKOK DAN JARAK
kau telah berada di sana
meninggalkan rindu yang tak sempat kau tuntaskan
di kota yang tak pernah ku singgahi
dan kau bukan lagi orang asing
cinta tak ingin berpaling
menuju kepergian untuk kepulangan
di Bangkok jarak itu membentang
dengan waktu yang berbeda
ku peluk tubuhku sendiri
dan masa lampau membuatmu bingung
antara dia atau yang baru datang
ada hal yang tak pernah terucap
oleh perih yang tertahankan
aku seperti tenggelam dalam bola matamu
yang dalam dan diam di kelopak matamu
tenggelam dan tak ingin menutupnya
kau tak ingin sia-sia
dan aku ingin terbiasa
mencintaimu tanpa resah
sehingga kau tenang dan pasrah
membuka hati untukku
yang tetiba memintamu
utnuk mencintaiku tanpa membuat orang lain sakit
jarak bekerja dengan mengancam luka
rindu bekerja dengan menabur kekhwatiran
sedang cinta bekerja penuh rasa keyakinan
untuk sama-sama mengusakan kita tak ada yang kecewa
Singaraja, 2018
SILAHKAN KAU MENJAUH
silahkan kau menjauh
sampai kau tak bisa lagi ku sentuh
lupakan kita pernah
saling tatap, dekat, lekat
bahkan tinggal satu atap
kau perempuan yang lahir dari ketiadaan
maka aku ditakdirkan untuk melupakan
jika kau pergi jauh sejauh-jauhnya
aku bahagia telah menemui penyesalan
dan menertawakan kesia-siaan
menjadi bayang-bayang kenangan yang menyakitkan
lalu kenapa tangis harus jatuh dari mata yang terpejam
dan hujan selalu datang membawa sekarung kenangan
sebab rupanya Tuhan tahu
kau jatuh ke jurang ketiadaan
selamat tinggal untuk kau yang mencoba pergi
aku telah menjadi lelaki yang sulit bangun pagi
sebab ketika ku buka mata untuk pertama kali
aku telah bersumpah tidak berdiri
sebelum aku menjadi pintu
yang selalu membuka lembaran baru
dan menutup hati untuk yang mencoba kembali
maka, silahkan kau menjauh
biar air mata jatuh
sampai kesedihan tak lagi luruh
Singaraja, 2018
JARAK ADALAH JURANG PERTEMUAN
jarak adalah jurang pertemuan
yang membuatku jatuh setelah kau lepaskan
menuju kerinduan yang kita ciptakan
aku memeluk gunung
sekedar untuk bangkit
untuk naik kelangit
sampai puncak paling sakit
aku membayangkan untuk menjadi rumput
sebagai mahluk yang selalu tumbuh
ketika musim semi dan kering memasuki kemarau
sebab begitulah kerja jarak dan waktu
menghadirkan sekaligus menghilangkan
sebab itu aku membenci jarak
yang dilahirkan waktu
dan kita tak kunjung bertemu
Singaraja, 2018