PERMAINAN yang ciamik ditunjukkan oleh Asnawi dan kawan-kawan, kala menjamu Argentina yang berstatus sebagai pemilik trophy Piala Dunia. Meski secara peringkat FIFA, antara Indonesia dan Argentina terpaut sangat jauh, tetapi di lapangan hijau, Indonesia menunjukkan semangat yang begitu luar biasa.
Dugaan publik bahwa di pertandingan ini akan terjadi hujan gol pun tidak terjadi. Aquna dan kawan-kawan nyatanya hanya bisa menyarangkan dua gol ke gawang Indonesia. Melihat permainan kemarin, sudah bisa dipastikan kalau Indonesia sudah sangat siap menghadapi AFC Cup 2023. Indonesia bisa!
Suksesnya Indonesia memboyong tim Argentina untuk tampil di Stadion Utam Gelora Bung Karno (SUGBK) jelas tidak dapat dilepaskan dari upaya sang Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Harus diakui, PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir telah melakukan banyak hal yang memberi dampak positif bagi iklim sepak bola Indonesia. Pertandingan FIFA pun setidaknya sudah dilakukan sebanyak tiga kali, melawan Burundi, Palestina, dan terakhir—yang paling menyedot perhatian publik—Argentina, sang juara dunia.
Tidak hanya itu, informasi terbaru, dan valid, manuver sang Ketua Umum pun juga berhasil membawa Indonesia menjadi tuan rumah FIFA World Cup U-17. Salut buat Pak Erick!
Terlepas dari hal tersebut, fakta yang tidak bisa ditampik, Erick Thohir adalah seorang politisi. Lewat berbagai prestasinya tersebut, namanya semakin ramai dibicarakan untuk menjadi Bakal Calon Wakil Presiden (Bacawapres)—untuk mendampingi Ganjar Pranowo dan tidak menutup kemungkinan juga menjadi pendamping dari Prabowo Subianto.
Apalagi sepak bola adalah olahraga dengan jumlah penggemar paling banyak di Indonesia. Hm, tentu ini semakin melambungkan namanya dalam konstelasi mendatang.
Strategi Politik Erick Thohir
Pertanyaannya adalah, apakah ini bagian dari strategi Erick Thohir untuk mendekatkan diri ke kursi Bacawapres?
Jika merujuk pandangan dari Peter Schorder, strategi politik dapat digunakan untuk mewujudkan cita-cita politik. Artinya, strategi yang dirancang adalah suatu cara yang dapat diterapkan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan dalam ajang Pemilu. Hal ini tentu digunakan untuk merealisasikan hasrat politik dan sebagai langkah untuk memperoleh dukungan dalam setiap kontestasi politik.
Sebagai seorang pengusaha, Erick Thohir pasti sudah khatam soal dunia marketing. Na, dalam dunia politik pun juga ternyata ada. Namanya adalah marketing politik atau sering disebut dengan mix marketing, dan istilah ini juga dikenal dengan sebutan 4P yang terdiri dari Product, Price, Place, Promotion.
Marketing politik sendiri adalah strategi mengemas pencitraan, tokoh publik dan kepribadian (personality) seorang kandidat yang berkompetisi dalam konteks Pemilu kepada masyarakat luas yang akan memilihnya.
Lantas, seperti apa sih marketing politik yang sedang dilakukan oleh Erick Thohir dalam upayanya untuk bisa menjadi orang nomor dua di Indonesia?
Produk (Product)
Ngomongin soal produk dalam politik, maka akan berkaitan dengan partai, gagasan partai politik. Produk biasanya berisi konsep, identitas ideologi, baik yang eksis di masa lalu maupun sekarang yang berkontribusi dalam pembentukan sebuah produk politik.
Lantas, apa produk politik yang dimiliki oleh Erick Thohir?
Tentu yang dimiliki oleh Erick Thohir adalah posisinya kini sebagai Menteri BUMN, dan yang pastinya adalah Ketua Umum PSSI.
Sejak terpilihnya Erick Thohir sebagai Menteri BUMN dalam kabinet Indonesia Maju, ia mulai semakin dikenal oleh publik—dan semakin dikenal publik setelah terpilih menjadi Ketua Umum PSSI.
Promosi (Promotion)
Bicara promosi, maka kita akan bicara soal upaya periklanan, kehumasan, dan promosi untuk sebuah partai yang sudah dibaurkan sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dan jika dikaitkan dengan Erick Thohir, maka berbagai gebrakannya dalam perannya sebagai Ketua Umum PSSI adalah salah satu strateginya dalam mempromosikan dirinya.
Apakah efektif? Terbukti, ia dibicarakan dan bahkan dielu-elukan oleh publik pecinta sepak bola. Meski ia gagal mengantarkan Indonesia menjadi tuan rumah FIFA World Cup U-20, belakangan ia berhasil dan sukses mendatangkan tim pemilik trofi Jules Rimet ke Indonesia. Tentu sebuah prestasi yang tidak semua Ketua Umum PSSI bisa lakukan.
Harga (Price)
Harga adalah hal-hal yang mencakup tentang ekonomi, psikologis, hingga citra nasional. Juga berkaitan dengan latar belakang calon, baik etnis, agama, pendidikan, dan lainnya. Lantas, apa harga yang dimiliki oleh Erick Thohir?
Kini ia memiliki citra di mata publik. Seseorang yang mampu memberi angin segar bagi ekosistem sepak bola di Indonesia. Seseorang yang dinilai serius dalam membawa sepak bola Indonesia naik kelas, dan siap bersanding dengan tim-tim papan atas dunia lainnya.
Bukankah ini adalah modal politik yang meyakinkan? Apalagi tidak semua calon memiliki modal ini.
Penempatan (Place)
Terakhir adalah penempatan. Hal ini berkaitan dengan cara hadir atau distribusi partai dan kemampuannya dalam berkomunikasi dengan para pemilih. Dan saya pikir Erick adalah orang yang pandai dalam menempatkan diri.
Sebagai orang yang memiliki cukup banyak jabatan, tentu ia tahu harus bicara apa, kepada siapa, saat kapasitas sebagai apa. Saya cukup yakin ia sangat paham soal itu.
Dan menariknya, dia sangat paham bahwa sepak bola adalah hal yang paling diminati publik. Hal ini bisa dilihat dari sepuluh postingan teratas Erick Thohir yang selalu membicarakan tentang sepak bola (data ini diambil pada tanggal 23 Juni 2023, pukul: 14.15 WIB. Jadi kalau ada perubahan, artinya Pak Erick sudah update lagi. Hehe).
Terlepas dari itu semua, harus diakui bahwa Erick Thohir adalah sosok yang mampu memberikan perubahan signifikan pada bidang-bidang yang ia tangani hari ini, seperti BUMN dan sepak bola Indonesia.
Lantas apakah Erick benar-benar akan menjadi Bacawapres mendampingi salah satu Bacapres dalam konstelasi politik mendatang? Eits, coba kita minta Zulkifli Hasan berkomentar, Hehe![T]