6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Gagal Paham Pancasila

Ricky SatriawanbyRicky Satriawan
June 22, 2023
inOpini
Gagal Paham Pancasila

Ilustrasi tatkala.co

TANGGAL 1 Juni diperingati Sebagai Hari lahir Pancasila. Penetapan Hari besar lahirnya dasar negara Itu berdasarkan Keppres No. 24 Tahun 2016. 71 Tahun setelah kemerdekaan Indonesia.

Bukan sembarangan Presiden Joko Widodo, semua karena pertimbangan dan berdasarkan tanggal pertama kalinya Pancasila sebagai dasar negara diperkenalkan oleh Soekarno dalam sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945. 

Bersyukur akhirnya bangsa Indonesia kini bisa memiliki kepastian hari lahir ideologi bangsa yang ditandai di kalender sebagai tanggal merah tiap 1 Juni itu. Semua berkat Presiden Jokowi.

Namun, Pancasila sebagai rule of the law menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia sendiri hingga kini masih menjadi perdebatan.

Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul adalah “Pancasila masih relevan-kah dengan perkembangan zaman?” Ada juga pertanyaan yang lebih mendasar seperti, “Sudahkah masyarakat Indonesia menerapkan Pancasila dalam kehidupannya?” Atau yang paling menggelitik adalah pertanyaan tentang, “Masyarakat Indonesia paham gak sih apa itu Pancasila?”

Ya, sebelum kita mempertanyakan sebuah relevansi konsep, alurnya memang kita harus mengujinya dulu dengan praktik-praktik. Dan eloknya sebelum menguji dengan praktik, kita perlu memahami dulu konsep itu.

Sama dengan Pancasila, sebelum mempertanyakan relevansi, kita harus mempraktikkannya dulu dengan kesadaran dan pemahaman yang utuh.

Sialnya, saat ini masih banyak masyarakat yang GAGAL PAHAM dengan Pancasila.

Saya tidak akan bicara yang benar dan salah. Saya juga tidak akan menuding kelompok tertentu. Tidak juga skeptis dengan pemahaman masyarakat.

Saya ingin menceritakan tentang seorang kawan, lulusan sarjana yang tak hafal dengan semua lima sila Pancasila. Apalagi ketika diminta untuk menjelaskan pemahamannya tentang ‘Apa itu Pancasila?’, tanpa basi-basi dia langsung ‘angkat tangan’. 

Ya, pasti banyak yang berfikir meskipun tidak paham, tapi perilakunya bisa saja sudah mencerminkan kalau dia ber-Pancasila. Ya, itu benar. 

Menurutku dia adalah orang yang taat dalam beragama, pekerja keras, ramah kepada setiap orang, bahkan yang beda suku. Tak jarang dia menawarkan rokoknya juga padaku. Dia juga ‘mencoblos’ di TPS pas waktu pemilu 2019. 

Saya pikir perilakunya sudah mencerminkan bahwa dia telah menjalankan prinsip-prinsip berbangsa dan bernegara berlandaskan Pancasila. Itu menurut ku.

Namun nyatanya dia tidak paham apa itu Pancasila atau sekedar hafal kelima sila dengan runut. 

Lalu perilaku dia itu dasarnya apa? Ideologinya apa? Atau jangan-jangan punya ideologi sendiri? 

Ternyata, dia sebelum mengenal kata ‘Pancasila’ di sekolah, dia sudah diajarkan nilai-nilai moral dan etika di keluarga dan lingkungan masyarakat. 

Mungkin ini yang disebut Soekarno bahwa dia bukan menciptakan Pancasila, tapi dia menggali dari setiap lini kehidpuan masyarakat Indonesia.

Hal sama ditemukan oleh survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis 1 Juni 2022. Menyebutkan Hanya 64,6 persen publik yang mengetahui semua sila Pancasila. 

Tahun sebelumnya, ada juga temuan survei Median pada 30 Mei-3 Juni 2021 mengemukakan sebanyak 49 persen publik berpandangan Pancasila belum dilaksanakan dengan baik dan benar.

Artinya, belum semua masyarakat Indonesia menerapkan Pancasila dengan benar, memahami dengan utuh bahkan hafal kelima sila Pancasila.

Pengalaman pribadi ku bisa menjadi contoh, penerapan Pancasila kurang baik karena tanpa kesadaran pemahaman. Itu dia kawan ku yang sudah di kota dan mengenal pendidikan tinggi. 

Bagaimana untuk masyarakat yang tidak berpendidikan tinggi? Bagaiamna yang di pedesaan? Bagaimana yang di perkampungan kumuh? Pasti hasilnya berbeda. Bisa jadi tidak lebih baik.

Uniknya, Survei yang dirilis Jumat, 9 April 2021 oleh Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerja sama dengan Indonesian Presidensial Studies (IPS) menyebut ada sebanyak 90,6 responden setuju dan sangat setuju dengan pernyataan bahwa Pancasila adalah ideologi NKRI untuk menentukan identitas bangsa Indonesia. 

Juga survei SMRC yang dirilis Jumat, 1 Oktober 2021 menyajikan keyakinan masyarakat yang tinggi kepada Pancasila. Ada 82 persen publik percaya Pancasila merupakan dasar negara yang ideal dan tidak perlu dirubah dengan alasan apapun.

Kalau saya lihat kasat mata dari data-data di atas, artinya meski publik tidak memahami Pancasila dan belum menerapkannya dengan baik, tapi ‘meyakini’ bahwa Pancasila adalah yang ideal dan sangat tabu bila dirubah. 

Posisi ini menurut ku Pancasila sudah menjadi dogma. Mengarah pada Destructive cult (pengkultusan) tanpa ada pemasyarakatan pemahaman yang utuh sehingga menjadi kesadaran dalam praktik.

Pancasila menjadi monumen suci. Tidak boleh diotak-atik. Hampir mirip pajangan yang hanya bisa dinikmati kemegahannya saja.

Sudut pandang ini tak berlaku bagi kelompok tertentu. Kelompok yang jualan atas nama Pancasila. Kelompok yang untung dengan ‘dangkalnya’ pemahaman Pancasila. Kelompok yang pakai Pancasila jadi senjata ‘pemukul’ kelompok lain.

Sialnya lagi, Pancasila dipahami menurut kepentingan golongan dan kelompok masing-masing.

Kelompok rentan menuntut keadilan bicara Pancasila. Kelompok borjuis mengokohkan usaha bicara Pancasila. Oligarki melanggengkan kekuasaan bicara Pancasila. 

Kelompok agamawan, Pemerintah, Penegak Hukum, LSM, ormas-ormas, semua juga bicara Pancasila. Berdasarkan versi pemahamannya dan kadang versi kepentingannya.

Tidak ada yang salah dengan itu, Pancasila mengakui perbedaan. Yang salah adalah ketika pemahaman mereka dipaksakan kepada orang lain, merugikan kelompok lain dan perbedaan pemahaman menimbulkan pertikaian.

Namun, kita semua butuh kepastian. Hari kelahiran Pancasila sudah ditetapkan 1 Juni. Sudah pasti.

Tinggal kedepan harapannya ada kepastian pemerataan pemahaman dan implementasi Pancasila bagi segenap masyarakat. Tentu digalakkan oleh semua pihak.

Supaya tidak lagi ada GAGAL PAHAM dan implementasi Pancasila tanpa kesadaran. [T]

Tahun 1951 di Desa Kedis Pernah Tercipta Tari Pancasila, Kini Dihidupkan Lagi
Jika Ada Pelajar Pancasila, Harusnya Ada Juga Pejabat Pancasilais
Peringatan Hari Lahir Pancasila | Tantangan Menjaga Kemuliaan Demokrasi Pancasila
Pancasila dan Kebudayaan Bali –Sebuah Refleksi Sosio-Historis dan Filosofis
Ada Pancasila dalam “Megibung” – Asyik Jika Zaskia Gotik jadi “Duta Megibung” juga
Pancasila di Tanah Dewata dan Bali yang Tak Akan ke Mana-mana…
Tags: Demokrasi PancasilaHaluan Ideologi PancasilaHari Lahir Pancasilapancasilapendidikan pancasila
Previous Post

Obati Kerinduan akan Bali dengan 3 Film Terbaik yang Berlatar di Bali

Next Post

Banyuning: Gudang Seni dan Youtuber di Bali Utara

Ricky Satriawan

Ricky Satriawan

Editor media daring Gema Pos, Jakarta.

Next Post
Banyuning: Gudang Seni dan Youtuber di Bali Utara

Banyuning: Gudang Seni dan Youtuber di Bali Utara

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co