SINGARAJA, pusat kota Kabupaten Buleleng, terkenal dengan Kota Pendidikan dan wisata alam yang memukau.
Sehingga tak heran jika kota kelahiran ibunda Soekarno ini menjadi daya tarik para wisatawan asing maupun lokal untuk berkunjung. Kota ini memiliki tempat pariwisata yang lengkap, mulai dari sejarah, pantai, air terjun, bukit, tempat menyelam, dan wisata alam lumba-lumba di Lovina.
Dan, selain wisata alam, budaya dan adat istiadat Singaraja yang memiliki keunikan tersendiri, di sini juga terdapat beberapa kuliner khas yang menjadi sorotan para wisatawan.
Wisata kuliner di kota ini tentu tidak kalah menarik dari wisata alam atau seni budayanya. Sebab, di Singaraja, banyak kuliner legendaris yang hanya bisa ditemukan di kota bekas pusat pemerintahan Sunda Kecil ini.
Artinya, meskipun bisa ditemukan di daerah lain, tentu cita rasanya akan berbeda. Nah, berikut ini makanan khas legendaris yang ada di Singaraja, yang ketika namanya disebutkan, maka teman-teman akan teringat langsung dengan kata Singaraja.
Siobak
Kuliner legendaris Singaraja yang menempati urutan pertama ini sudah tak asing lagi di telinga orang Bali. Ya, Siobak. Saking melekatnya nama kuliner ini, bahkan sampai ada istilah “Kalau belum mencicipi Siobak, artinya belum pernah ke Singaraja”.
Siobak merupakan kuliner dari hasil akulturasi budaya Cina-Singaraja. Meskipun, menurut Made Netha, salah satu tokoh masyarakat di Singaraja, yang dikutip dari salah satu artikel Bulelengpost.com, menyampaikan bahwa tidak ada catatan tertulis mengenai sejarah Siobak. Namun, pernyataan tersebut diperkuat dengan cerita turun-temurun mengenai peran penting warga Cina di Singaraja dalam menciptakan kuliner Siobak.
Ciri khas dari Siobak adalah kuahnya yang kental, cenderung ke rasa manis dan kaya akan rempah-rempah. Bahan utama dari makanan ini adalah daging babi.
Proses pembuatan Siobak memakan waktu yang cukup lama dan kesabaran yang tinggi, dengan teknik godok (resbus) kurang lebih selama 2 jam. Penggodokan dilakukan untuk menghilangkan bau amis dan melembutkan tekstur jeroan serta daging babi sehingga terasa empuk.
Rempah-rempah yang biasanya digunakan untuk membuat hidangan ini antara lain: cengkeh, bawang merah, kayu manis, bawang putih, lada, gula merah dan tauco.
Dalam satu porsi Siobak, biasanya berisi jeroan, daging babi, kerupuk kulit babi dan acar serta irisan cabai.
Salah satu rekomendasi tempat makan yang menyediakan siobak legendaris Singaraja adalah Warung Siobak Khe Lok, yang cabangnya sudah banyak di Bali.
Sudang Lepet
Singaraja memiliki banyak pantai dan laut yang asri, sehingga sebagian penduduknya berprofesi sebagai nelayan, jadi tak heran banyak kuliner Singaraja yang berbahan dasar hasil laut. Salah satunya adalah Sudang Lepet.
Kata sudang lepet memiliki makna tersendiri di Bali, yaitu Sudang (ikan asin) dan Lepet (sial). Sekilas, Sudang Lepet mirip dengan ikan asin, namun keduanya memiliki rasa yang jauh berbeda. Cara pembuatan Sudang Lepet pun lebih rumit. Sudang Lepet terbuat dari ikan segar yang dikeringkan secara alami.
Pembuatan Sudang Lepet memiliki 3 tahapan: pertama, ikan segar hasil tangkapan ditaburi garam dan dikeringkan terlebih dahulu di bawah sinar matahari; selanjutnya, dilakukan tahap pemanggangan; dan terakhir, ikan akan dipukul-pukul supaya menjadi tipis dan lebar.
Sudang Lepet memiliki rasa yang sangat otentik, sangat cocok disajikan dengan nasi hangat dan Jukut Undis atau plecing kangkung, dijamin nasi dalam megicom ludes seketika.
Sudang Lepet banyak ditemukan di daerah Sangsit, yang menjadi tempat produksi Sudang Lepet dan juga pasar oleh-oleh Buleleng.
Tempat makan yang menyediakan hidangan Sudang Lepet di kawasan Singaraja, yaitu warung Sudang Lepet Jukut Undis yang beralamat di Jl. Pulau Komodo, Banyuning, Kec. Buleleng, Kabupaten Buleleng.
Jukut Undis
Makanan khas Singaraja yang berikutnya adalah Jukut Undis, yang terbuat dari kacang hitam dan di bumbui dengan basa genep (bumbu khas Bali), ditambah dengan daun/buah asem serta sereh yang digeprek. Undis (Kacang Gude) memiliki rasa yang enak dan gurih serta memiliki banyak kandungan gizi.
Jukut Undis memiliki ciri khas yang kuahnya berwarna hitam. Kuliner ini disajikan dengan dua cara: jukut undis kulitan dan jukut undis tanpa kulit. Jukut undis tanpa kulit biasanya dicampur dengan nangka muda dan juga labu siam. Masyarakat Buleleng biasanya memadukan Jukut Undis dengan hidangan Sudang Lepet atau pindang sambel tomat dan nasi hangat.
Rasanya sangat lezat, bahkan bisa menyaingi ayam goreng di restoran-restoran terkenal. Kuliner ini banyak ditemukan di warung-warung daerah Buleleng, salah satunya warung Sudang Lepet Jukut Undis yang beralamat di Jl. Pulau Komodo, Banyuning, Kec. Buleleng, Kabupaten Buleleng.
Warung Bik Juk (Warung Nasi Khadijah)
Warung Bik Juk, yang sudah berdiri sejak 1970-an, merupakan warung legendaris khas Singaraja. Rumah makan ini sudah tersohor hingga keluar Bali dan sangat di gandrungi oleh masyarakat lokal maupun wisatawan asing.
Menariknya, salah satu artis terkenal, Anang-Ahsanty, sudah pernah berkunjung ke rumah makan ini. Ketika menyebutkan nama warung Bik Juk, hal pertama yang terlintas adalah Singaraja.
Warung Bik Juk berlokasi di Kampung Kajanan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, kurang lebih 5 menit dari pusat kota Singaraja.
Dari luar, warung ini tampak biasa saja dan tidak terlalu besar, namun apabila teman-teman sudah mencicipi menu yang disediakan, maka dijamin teman-teman akan puas dan ingin memakan kembali hidangan tersebut.
Menu-menu yang disediakan rumah makan ini beragam, mulai dari nasi campur ayam atau nasi campur sapi sampai rawon yang sangat nikmat dengan bumbu khas yang kaya akan rempah-rempah.
Warung ini buka dari pukul 8 pagi sampai pukul 4 sore. Jadi, bagi teman-teman yang berkunjung ke Singaraja, jangan pernah melewatkan rumah makan satu ini, ya—rumah makan legendaris yang rasanya masih sama hingga kini.
Nah, itu dia, rekomendasi kuliner khas Singaraja yang wajib teman-teman coba kalau berkunjung ke Singaraja. Selamat mencoba, dan semoga teman-teman lebih mengenal Singaraja setelah mencicipi beberapa kuliner khas di atas.[T]